N

388 62 22
                                    

Ditengah malam seorang perempuan berjalan dalam keheningan dalam hatinya ia berharap ini cepat berlalu sungguh ia menyesal karena keluar disaat malam hari kalau akan sesepi ini hanya terdengar suara sandal bergesek dengan aspal yang menemaninya berjalan

Di arah depan terlihat ada segerombolan preman yang tengah mabuk sekuat mungkin ia menguatkan tekatnya untuk tetap berjalan melewati mereka

Begitu sampai di depan mereka salah seorang dari preman itu pun menyegatnya lalu menariknya paksa hingga belanjaan yang di belinya terlepas  dari genggamannya

Hingga ia sampai di sebuah rumah kecil tampak bersih dan rapi terdapat seorang pemuda tengah duduk sambil memainkan ponselnya

"Sudah dapat?"

"Ya ini bos"

"Bagus kau bisa keluar dan berjaga"

"Baik bos saya pastikan semuanya aman"

"Lo?"-Ucap lisa saat ia bisa melihat jelas wajah laki laki didepannya

Jennie tidak merespon melainkan menatapnya lekat dan menaikan sebelah alisnya

"Kita satu sekolah kan?"

Mendengar pernyataan dari lisa jennie pun bangkit dan berjalan mendekat ke arah lisa sedangkan lisa mundur beberapa langkah saat wajahnya dengan wajah jennie sangat dekat

"Tentu, apa lo ngenal gue?"-Jennie datar sambil menatap lisa tajam badan gadis itu bergetar tapi berusaha untuk tenang

"Tidak hanya pernah melihat saja, bisa ga lo lepasin gue ini sudah malam orang tua gue akan khawatir"-Lisa lirih tanpa menatap jennie

"Sayang sekali tapi lo harus menginap"-Ucap jennie sambil memundurkan wajahnya sedikit memberi ruang agar lisa bisa bernafas

"Apa yang lo inginkan! Gue bahkan gak kenal dan punya masalah sama lo"

"Diam"-Teriak jennie "Kau hanya perlu diam dan nikmati semuanya Lalisa Manoban maka kau akan tau apa yang tengah terjadi"

"Maaf,, tolong jangan lakukan apapun"-Lisa menatap jennie memohon saat tangannya di genggam tangan dingin Jennie

"Sussstt bicth"

Lisa hanya mampu diam mematung tubuhnya semakin bergetar tak lama isakan tangis keluar dari mulut lisa

"Haha ini yang gue suka melihat seseorang menangis"-Komentar jennie ~Karena kamu tetap menggemaskan meskipun menangis lili.. Maaf"-Batin jennie

Jennie menarik tangan lisa menuju sebuah ruangan kecil

"Malam ini lo akan tidur disini so nikmati"

"Plis biarin gue pulang hiks"

Jennie mengelus pipi lisa pelan lalu mencengkram nya sedikit membuat bibir imut itu maju beberapa senti jika tidak ingat keadaan mereka mungkin jennie akan tertawa tapi keadaan mereka bukan untuk bercandaan bahkan keduanya saling asing

"Menurut tanpa membantah maka lo akan selamat"-Ucap Jennie sambil menatap dalam mata lisa itu mempu membuat sang lawan terdiam seolah ia pernah pernah melihat mata itu tapi dimana itu yang lisa rasakan

Jennie mendorong pelan lisa lalu menutup pintu tak lupa menguncinya menatap sendu ruangan itu hingga ia sadar bahwa tugasnya hanya untuk menjaga dan mengantarkan wanita itu pada kebahagiannya

"Leon pastikan orang itu kehilangan jejak lisa"

"Dilihat dari apa kondisinya sepertinya mereka benar benar kehilangan jejaknya"

"Pastikan preman itu disembunyikan untuk sementara waktu"

"Tentu tuan muda R"

"Bagus"

Tak lama telpon di celananya bergetar menandakan ada sebuah telpon masuk segara ia melihat ternyata sang mommy menelponnya

Drrrrrttt

"Ya"

"Pulang"

"Tidak"

"Apa mommy harus memohon di depan mu agar kamu bisa menurut jennie?"

"Segara"

"Segara apa"

"Pulang"

"Mommy menunggu jangan terlalu lama"

Tutt

Jennie tidak membalas lagi ia langsung menutup dan menatap leon sambil menghela nafas

"Saya akan pulang jadi jaga dengan baik sebelum matahari bersinar besok saya sudah akan disini jadi kau bisa istirahat setelah saya datang!"-Tegas jennie

"Baik tuan muda saya paham"

Setelah itu jennie melangkah keluar dari rumah itu di depan ada 4 orang yang jaga sisanya mereka berjaga di rumah agar tidak banyak orang curiga Jennie langsung menaiki motornya menyalakannya dan mengendarainya dengan kecepatan penuh

Tidak butuh waktu lama ia sudah sampai di rumahnya memarkirkan asal motornya lalu melangkah masuk kedalam ia bisa melihat mommy nya tengah membaca sebuah majalah diruang tengah

"Sudah sampai langsung ke ruang kerja deddy"

"Ku pikir kau peduli pada ku sampai harus repot repot menelpon orang tak berguna ternyata aku saja yang terlalu berharap haha"

Setelah mengatakan itu jennie langsung berjalan menuju ruang kerja deddy nya sedang diruang tamu suzy hatinya merasa sakit karena ucapan anak bungsunya sudah lama rasanya ia tak pernah memperhatikannya atau bahkan sekedar berbicara santai selama ini ia terlalu fokus pada suami dan anak sulungnya

"Maafkan mommy nak"-Sesal suzy meski begitu kadang suzy mudah tetap mudah mengacuhkan jennie karena kelakuan minus anaknya

Diruang kerja jennie sudah menerima beberapa tinjuan badan yaps selama ini ia selalu menerima hukuman seperti di pukul di cambuk atau kadang ia akan di jadikan samsak tinju sang deddy, jennie hanya akan terluka pada bagian tertutup agar tidak ada yang tau kelakuan busuk mereka jadi sampai saat ini tidak ada yang tau seberapa buruknya kelakuan deddy nya kecuali sang mommy yang menjadi saksi bisu setiap kali jennie dihukum

"MASUK KAMAR MU DAN RENUNGKAN KESALAHAN MU HARI INI"-Teriak Min hoo

Jennie hanya diam dan pergi meninggalkan ruangan itu dengan kekehan menyedihkan di wajahnya

Someone POV

"Maaf bos kita kehilangan jejaknya sepertinya ada seseorang yang sudah mengetahui rencana kita"

"Bagaimana bisa sialan"-Kesal bos mereka

"Preman itu bermain cukup licik dengan mengecoh kami bahkan tanpa jejak sedikitpun"

"Ck hanya karena seorang preman dia bisa lolos?"

"Iiiyaa bos"

"Arggg cari sampai target sampai ketemu!!!"-Teriak pria di sebrang sana

"Baik bos"

...























Hmmm kira kira siapa ya?
Apakah Tae sudah mulai bergerak?
Hehe penasaran ga?
Jangan lupa vote & komen

Menjaga Jodoh Orang ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang