Pingsan ; 07

216 46 0
                                    

Hari PKKMB telah tiba, Wianna terbangun dengan mata yang sembab akibat ia menangis sebelumnya dan berujung ia ketiduran. Untungnya, ia bangun tepat pada jam alarmnya yang ia setel.

Pada saat Wianna ingin bangun dari tidurnya kepalanya mendadak pusing dan menyadari bahwa badannya juga panas. Wianna tidak bisa begini, sekarang tidak ada Ibunya yang selalu disampingnya. Biasanya pada saat ia sakit Ibunya yang selalu merawatnya, sekarang tidak lagi. Wianna sekarang tidak tinggal lagi bersama keluarganya seharusnya ia berusaha mandiri sekarang, sampai pada akhirnya ada suara ketukan pada pintu kamarnya. Mendengar hal itu Wianna langsung bersuara, "Siapa?"

"Gue, Win. Nindy, gue boleh masuk gak?" Tanya Nindy dibalik pintu kamar Wianna.

"Masuk aja, Nin. Nggak dikunci kok." Jawab Wianna yang masih berbaring diatas kasurnya.

Setelah Nindy membuka pintu kamar Wianna dan segera memasukinya, "Win, nih." Tiba-tiba Nindy memberikan obat-obatan ke Wianna, Wianna yang melihat sempat heran dan mengerutkan dahinya bingung.

"Ini apa?" Tanya Wianna yang masih kebingungan terlihat jelas diraut wajahnya.

"Obat panas sama pusing. Buat lo." Jawab Nindy yang masih berdiri dihadapan Wianna.

"Kok lo tau kalo gue lagi sakit?" Tanya Wianna ke Nindy lagi

"Tadi abang lo nge chat gue, katanya suruh ngasih obat panas sama pusing ke lo." Jawab Nindy menjelaskan, "Emang lo gak di chat sama abang lo?"

"Nggak, maksudnya gue nggak periksa tadi." Jawab Wianna.

Setelah itu tiba-tiba Nindy mendekatkan punggung tangannya ke dahi Wianna, "Lo panas, Win. Nggak usah masuk ya? Gue ijinin nanti ke mereka."

"Nggak usah. Gue nggak apa-apa, cuma panas biasa entar reda sendiri kok." Ucap Wianna.

"Beneran?" Tanya Nindy memastikan.

"Iya beneran. Udah sana lo siap-siap. Gue juga mau siap-siap." Nindy hanya mengangguk dan segera pergi keluar dari kamar temannya itu.

*

Di hari PKKMB dimulai, panitia BEM sibuk mengurus kegiatan untuk Mahasiswa Baru ini, mereka mempersiapkannya dengan matang sampai ada yang rela tidak tidur karena untuk mempersiapkan kegiatan ini agar lancar.

Termasuk Nevan, lelaki dengan setelan baju bebas rapi dengan jas almamater kebanggaan kampusnya yang ia pakai serta kamera yang bertengger di lehernya. Nevan sekarang berkumpul bersama panitia acara lainnya karena ketuanya menyuruh mereka berkumpul terlebih dahulu sebelum acara dimulai.

"Tolong kesini semuanya." Teriak ketuanya itu.

Setelah semuanya berkumpul ketuanya memberikan sebuah pesan sebelum acara dimulai.

"Aku ngomong biasa gini ya. Biar santai." Ucap ketuanya.

"PKKMB sudah dimulai, Mahasiswa Baru sudah berkumpul di Lapangan. Aku ingin kalian nggak terlalu menekan mereka tapi tetap bersikap tegas, pesanku bersikaplah dewasa, jangan keras kepala kalo kalian yang salah kalian juga harus mengakui kesalahan kalian." Yudha memberikan pesannya itu.

"Udah itu aja sekarang ayo doa dimulai. Doa menurut keyakinan masing, doa dimulai."

Mereka berdoa dengan hening dan setelah mereka menyelesaikan doa masing-masing.

"Ayo, tangan-tangannya ngumpul semua." Perintah dari Yudha yang langsung dituruti oleh semuanya.

"Aku harap kegiatan ini lancar." Doa Yudha sebelum memulai yel-yel PKKMB mereka, "PKKMB 2021..."

"GO BRING INTELLIGENCE AND INDEPENDENCE." Sorak semua panitia disana turut meramaikan kegiatan dan memberi semangat satu sama lain.

*

Pembukaan acara PKKMB dimulai dengan upacara. Seluruh Mahasiswa Baru dikumpulkan di Lapangan. Wianna yang di dahinya sudah mengeluarkan keringat karena teriknya panas matahari walaupun masih pagi.

"Lo istirahat aja. Gue bilangin sama mereka kalo lo sakit."

"Nggak usah, beneran gue nggak apa-apa." Ucap Wianna meyakinkan temannya itu.

Sebenarnya pandangan Wianna sudah mulai buram, Wianna mencegah dan menguatkan badannya itu agar tidak pingsan. Untungnya, Upacara selesai digantikan sambutan dari Rektor kampus. Setelah selesai dengan sambutan itu dimulainya perkenalan kampus.

Badan Wianna sudah mulai menggigil dan pandangannya menjadi lebih buruk dari sebelumnya, Wianna masih ingin menguatkan dirinya tapi sayangnya berbanding terbalik dengan keinginannya. Badan Wianna hampir jatuh kalau Nindy tidak sigap menopang badan temannya itu.

"Win, bangun. Win, bangun Win." Panik Nindy dengan suaranya agak nyaring sedikit membuat kegaduhan.

"Ada apa?" Tiba-tiba ada seseorang yang datang diantara mereka.

"Ini kak, temen saya pingsan." Kata Nindy panik.

"Cepet bawa ke ruang kesehatan." Perintah dari kakak tingkatnya itu.

Badan Wianna segera dibawa ke ruang kesehatan oleh panitia acara.

*

Nevan yang daritadi mondar-mandir hanya bertugas mengambil gambar dengan kamera di tangannya itu untuk dokumentasi acara ini. Nevan berjalan ke belakang untuk mengambil gambar dari belakang acara.

Sampai Nevan yang akan menekan tombol kameranya itu. Di depan Nevan terjadi sedikit kehebohan lantas Nevan yang mengambil gambar itu mengurungkan niatnya dan memerhatikan yang ada di depannya.

Nevan berpikir sama pasti ada mahasiswa baru yang pingsan tetapi setelah kehebohan itu terjadi selesai begitu cepat karena mereka sudah membawanya ke ruang kesehatan. Lantas Nevan melanjutkan mengambil gambarnya itu dengan kameranya.

*

Di ruang kesehatan yang dingin membuat Wianna terbangun dari tidurnya. Wianna membuka matanya dan sudah ada temannya di depan Wianna.

"Udah bangun? Gimana masih sakit gak?" Tanya Nindy panik setelah tau Wianna sudah sadar dari pingsannya.

"Jam berapa sekarang?" Wianna menatap sekitar ruangan itu untuk mencari jam dinding.

"Jam setengah dua belas. Lo lumayan ya tidurnya."

"Hah? Lo disini sampe jam segini, lo gak ikut kegiatan?" Tanya Wianna heran.

"Nggak, cuma ini lagi ishoma sekarang makanya gue bisa langsung kesini buat liat lo." Ucap Nindy menjelaskan, "Lo mau makan apa?" Tanya Nindy ke Wianna.

"Disini ada yang berkuah nggak. Biasanya kalo gue sakit selalu dibuatin ibu gue makanan berkuah." Jawab Wianna.

"Yaudah, gue cariin dulu bentar." Ucap Nindy yang ingin meninggalkan Wianna.

"Eh, gue ikut aja juga." Minta Wianna ke Nindy.

"Lo lagi sakit Win. Udah disini aja dulu, biar gue aja yang cariin." Nindy kembali mendorong tubuh Wianna yang akan berdiri dari kasur.

"Nggak apa-apa gue, cuma butuh makan aja kok." Jawab Wianna menenangkan temannya itu.

"Yaudah. Kalo pusing bilang ya, biar gue tau." Wianna hanya menganggukkan kepalanya saja.

RAHSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang