"Ku kira cuma rumor."
Gun memekik, menatap New masih belum percaya. Pertama, pada kenyataan bahwa New bisa menjalin kasih. Kedua, kekasih sepupunya ini adalah Tay; Tay Tawan yang sejak pertama dikeluhkan New tanpa henti karena sikap tidak ramah yang ditunjukkan -khusus- untuk New. Dan ketiga, ia baru tahu kebenaran ini setelah satu minggu berlalu.
"Arm tahu?" tanya Gun dengan sangat lirih, seakan takut jika kabar ini tidak boleh didengar sembarang orang.
"Aku danger, ya," ujar Arm, yang kemudian menggeser punggungnya hingga ia bisa secara leluasa menatap Gun yang duduk tak lebih dari satu hasta darinya.
Saat ini Arm, Gun, dan New sedang berada di pantry kecil rumah tinggal mereka. Jika tak sengaja memiliki waktu senggang bersamaan -seperti malam ini- tiga manusia ini tak segan memanfaatkannya dengan bersantap bersama. Biasanya New akan bertugas sebagai koki, memasak makanan yang diinginkan dua kawannya, atau Gun yang akan bereksperimen dengan menu baru hasil mencari di platform sosial media. Namun, malam ini berbeda, karena terlampau lapar, tidak ingin repot, dan tak tega membuat dapur yang sudah Arm bersihkan berantakan, akhirnya mereka bersepakat tuk memesan ayam goreng saja.
"Kak Arm tahu deh kayaknya." New berujar. "Kak Off tahu juga soalnya."
"Ehem. Aku tahu, sih," ujar Arm, berusaha mengucapkan kalimatnya setenang mungkin.
Gun cemberut, "Kok selama ini kamu diem aja? Gak kasih tahu aku, Arm?"
"Sori, kamu kan lagi sibuk ngurusin kostum buat drama kelas. Aku jadi gak bahas topik ini pas ngobrol." Arm tulus berucap. "Lupa juga. Kalau ngomong sama kamu, kan, selalu tentang tugas-tugas aja topiknya akhir-akhir ini."
"Ya, masa sama sekali gak pernah dibahas. Masa aku tahunya dari akun gosip kampus? Padahal kita tinggal bareng!" Gun terlihat kesal.
Kabar tentang New dan Tay pacaran menyebar dengan cepat. Dibisikkan di sela-sela obrolan. Menjadi tema menarik saat memulai pembicaraan. Juga jadi konten aktual akun media sosial kampus karena Tay termasuk mahasiswa yang banyak diperhatikan juga sering jadi incaran para mahasiswi. Siapa yang menduga jika Tay malah jatuh hati pada New.
"Sori." Arm mengulangi, ucapannya tulus.
"Maaf ya, aku gak ngomong langsung, Gun." New terlihat menyesal kala melihat sedikit kegetunan di wajah Gun. Seharusnya New cerita. Biasanya Gun adalah orang pertama yang akan jadi tempatnya berbicara untuk segala hal yang terjadi dalam hidupnya. Tapi, entahlah, mungkin New terlalu merasa bahagia dengan perasaannya. Atau sebenarnya New hanya tidak mau kabar ini diketahui banyak orang. "Jangan marah, Gun. Please?"
Gun memejamkan mata sekilas, "Aku gak marah, kok. Kesel aja!" ujarnya, lalu memberi satu pukulan lemah di atas kepala New. "I'm happy. Ngelihat kamu sumringah, mana sekarang sukanya senyum-senyum sendiri kalau lihat hp, alesannya ini? Dapet chat dari Tay kan? Ngaku!"
New tidak menjawab. Ia hanya melempar seulas senyum. Buat apa menjawab jika semua orang kini tahu jawabannya.
"Tenang, yang gila gak cuma kamu, New. Si Tay juga. Lebih parah malah. Kadang lompat-lompat sendiri, gak jelas tuh apa sebabnya," kata Arm memberikan informasi, yang sebenarnya tidak terlalu penting. New menyadari perubahan sikap Tay yang mulai melunak. Tidak sekejam saat mereka pertama bersua. Garis wajah Tay yang selalu kaku dan keras juga sudah mulai memudar. Kini New sering melihat senyum terulas di wajah lelaki yang kini jadi kekasihnya itu.
Gun, Arm diikuti New jadi tertawa. Agak sulit membayangkan tingkah Tay. Tapi menilik bagaimana perlakuan Tay pada New, itu sangat mungkin terjadi.
"Aku seneng, sih, bisa lihat sisi Tay yang ini. Bucin-bucin bego gimanaaaaa gitu," ujar Arm di sela menggigit ayam gorengnya. "Tapi jadi agak kesel karena dikit-dikit New, apa-apa New." Arm menghela napas.

KAMU SEDANG MEMBACA
R E K A M (Taynew)
FanfictionAku adalah kerikil, kecil, kerdil, dan bahkan terlupa eksistensinya Sedangkan kau adalah Surya, bercahaya, memberi kehangatan serta selalu dinanti kemunculannya Jika bersanding denganmu hanya sekedar angan belaka, maka izinkan aku tetap mengagumimu...