18.eighteen

48 7 0
                                    

"mama,papa hellen dateng__"gumam hellen dengan tercetak lengkungan dibibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"mama,papa hellen dateng__"gumam hellen dengan tercetak lengkungan dibibirnya.

***

Perlahan ia melangkahkan kakinya memasuki area pemakaman yang sangat luas itu."tumben, sepi banget ni pemakaman."gumam hellen.

Ah perlu kalian ketahui,bahwa cuaca saat ini mendung.pertanda bahwasannya sebentar lagi akan turun hujan.tapi itu tak mengahalangi hellen yang berniat untuk mengunjungin makam orang tuanya.

Keano?aruna?dan nara?kemana mereka?.
Keano? Ya namanya ketua geng,pasti ia banyak urusan dengan anggota- anggotanya.
Nara?nara masih berada disekolah saat ini sebab masih ada sedikit urusan yang mau ia selesaikan.
Aruna?aruna sudah pulang kerumah,tadi ia diantar oleh regan.

Hellen udah ijin kok kalau ia mau mampir kemakam orang tuanya.jadi sepupu-sepupunya tidak perlu khawatir karna sudah tau kemana hellen akan pergi.sebenarnya aruna berniat mau menemani hellen,tapi hellen menolaknya.ia lagi pingin sendiri,ucapnya.

"mama,papa gimana kabarnya?disana enak gak tempatnya?mama papa mau hellen bahagiakan?iya, tenang aja hellen bakal selalu bahagia kok.hellen ga mau sedih-sedih lagi.biar kalian senang diatas sana.tapi....hellen minta izin ya ma,pa hellen mau cari siapa orang yang udah buat mama papa kaya gini."monolog hellen sambil tersenyum didepan gundukan tanah yang didalamnya berisi jasad kedua orang tuanya.

"tante keyna dan anak-anaknya baik banget ma,kalau ada mereka hellen jadi gak terlalu sedih lagi.hellen bersyukur banget,karna punya saudara kaya bang keano,kak nara dan aruna.mereka baik,hellen sayang mereka."sambung hellen.

««««

"kerja gak perna bener lo."ucap seorang pemuda tampan bernama gielang agradie.seorang ketos dengan muka sok juteknya.iyuhhh alay banget.cibir nara.gielang atau kerap dipanggil Elang atau giel,seorang ketos dengan sejuta pesonanya,yang membuat siapa pun akan terpanah ketika melihatnya.ia seangkatan dengan nara.ia dan nara tak pernah akur padahal mereka adalah ketos dan waketos.tapi tiada ada hari tanpa berdebat diantara keduanya.nara yang kadang jengkel dengan elang ia tak mau meladeni bacotan elang.ia lebih baik diam dari pada harus adu bacot dengan ketos biadap ini.

"Ck,siapa yang gak bener siapa yang disalahin,lagian dia sendiri yang minta kan bisa,masa harus gue doang dari tadi juga gue yang minta kebeberapa guru lainnya,harus gantian doang."cibir nara dengan muka datar khasnya.

"tinggal satu lagi lo ini,cuma pak renal yang gak ada disini tanda tangannnya. kenapa gak lo mintak anaraaa?!,mana tu guru udah pulang lagi.ini tu harus dikumpul sekarang berkasnya.pak rey gak mau tau,katanya hari ini juga harus dikumpul ga ada toleransi."ucap cowok itu sambil menahan emosi.

Nara memutar bola mata malas."kenapa gak lo aja sih yang minta ke dia,masa harus gue semua.gue gilo liat pak renal,genit banget tu."ucap nara bergidik ngeri membayangkan muka genit pak renal ketika melihat cewek cakep.

"allahu anara,gue masih banyak urusan tadi! Lo kan tau tadi gue lagi sibuk,apa susahnya sih minta tanda tangan doang,lo gak akan dimakan sama pak renal."ucap elang kepalang kesal.

"ribet ya lo,udah lah lo aja tanda tangan asal-asal disitu."saran nara,ia malas untuk berdebat lagi.

"seenaknya lo panci gosong!."sarkas elang.

"terserah lo,gue capek."ucap nara lalu berjalan menuju sofa yang berada diruang osis itu.

"untung lo anak yang punya ni sekolah! Kalau bukan dah gue buang kejurang lo dari dulu!."geram elang.

"emosi mulu lo,cepet tua mampus."cibir nara,lalu memejamkan matanya diatas kursi sofa.ia ingin tidur untuk beberapa menit saja sebab ia sangat lelah untuk saat ini.

***

Hujan seketika turun dengan derasnya tanpa memberi cela.sunyi,sore ini jalanan benar-benar sangat sunyi.udara dingin menjalar di sekujur tubuh hellen.hellen masih setia duduk disamping gundukan tanah itu.sambil sesedikit bercerita tentang kehidupannya sekarang.

"viee,gue kangen lo,lo kenapa tinggalin gue si,gue kangen ribut sama lo,aduh bacot sama lo.lo tega banget si tinggalin gue,mama,papa,sama bang vraka."teriak seseorang orang mengalihkan pandangan hellen yang tadinya memandang nisan orang tuanya kini malah celingak-celinguk mencari sumber suara itu.hujan deras bigini? Ada orang selain dia? tapi tadi setau hellen hanya dia seorang yang berada diarea pemakaman ini.tak ada siapapun disini."apa jangan-jangan itu...hantu?!! Tenang hellen lo gak boleh ovt."gumam hellen.

Perlahan hellen bangkit dari duduknya.seketika matanya tertuju pada seseorang yang sedang duduk disamping makam seseorang,sama sepertinya hellen tadi.orang itu duduk sambil menangis disamping makam itu.tapi bedanya hellen tadi tak menangis,ia lelah jika harus selamanya terus-terusan menagis.

Hellen mendekat kepada orang itu,lalu ia menyentuh pundak orang itu hingga membuat orang tersebut sedikit terkejut."sory gue ngagetin."ucap hellen dengan suara yang terdengar pelan sebab derasnya hujan.ia blum sadar bahwa orang itu adalah varen.

Seketika Orang itu pun menoleh pada hellen lalu memasang ekspresi terkejut saat mengetahui bahwa yang mengahampirinya dan menepuk pundaknya adalah hellen."lo?kenapa bisa disini?."tanya varen.

"gue tadi mampir kemakam orang tua gue.lo sendiri? Oh iya gue baru inget,ini kan tempat pemakaman nya viera."ucap hellen.ia sempat lupa kalau tempat ini pernah ia kunjungin bersama varen.

"lo kenapa? kangen ya sama viera?."tanya hellen takut-takut.

"kalau bisa mengulang waktu,lebih baik gue aja yang mati dari pada harus viera."monolog veran.

"lo ko ngomong gitu? Kalau lo gak ada tante veli sama siapa?lo taukan bang vraka sibuk orang nya.jadi cuma lo yang bisa selalu pantau terus tante veli.cuma lo yang punya banyak waktu buat bersama tante veli.lo yang selalu menghibur tante veli dengan lelucon gajelas lo itu. lo harus kuat demi tante veli dan gue."ucap hellen memelankan suaranya di akhir kalimat.varen samar-samar mendengar akhir kalimat hellen,tapi..ah gak mungkin,ia pasti salah dengar.pikirnya.

"thanks musuh gue."ucap varen sambil tersenyum merekah.

"nyenye."cibir hellen,lalu bangkit dari jongkok nya."ren gue duluan ya,udah sore nanti tante keyna nyariin."pamit hellen.

"lo naik apa?."tanya varen.

"taksi."tawab hellen seadanya.

"sama gue aja! ga ada penolakan."ucap varen cepat,lalu berjalan menggenggam tangan hellen ditengah-tengahnya derasnya hujan.

___tbc___

Spam komen!vote, gak mau vote juga gak papa!tinggalkan jejak itu wajib!

Siap part selanjutnya??

Mau request banyakin scane siape nic??komen aja okey!

Si Tiga Kutub (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang