24

37.4K 4K 1.2K
                                    

Vote dulu sebelum baca, kak:3

Ini hari penting dan bersejarah buat Petra sama Vano. Pagi-pagi banget mereka udah bersiap dan didandani. Vano ngeliat pantulan dirinya di kaca, ugh~ cakep banget mirip idol Korea yang namanya Lucas itu.

"Mba, cakep banget ya saya?" Vano nyengir ngeliatin mba tukang make upnya. Si mua cuma bisa ngangguk sambil ngasih jempol karna sebenernya dia gak paham sama apa yang diomongin Vano. Muanya bule, asek.

Gak beda jauh dari Vano, di ruangannya Petra juga lagi sibuk berdiri di depan kaca buat nata jasnya. Hari ini dia bener-bener ganteng paripurna. Bisa-bisa kalo ada janda yang liat bakalan langsung nyerahin diri. Rakha berdiri di ambang pintu sambil senyum kecil ngeliatin ayahnya.

"Udah ganteng kok, yah." Anak itu memasuki ruangan buat nyamperin sang ayah.

"Bentar lagi ayah bakal nikah, seneng, gak?"

"Seneng, dong. Siapa yang gak seneng bakalan nikah sama orang yang dicinta? Tapi, ayah juga agak gugup. Ini pertama kalinya buat ayah setelah sekian lama membujang."

"Gak papa, yah. Bawa relax, Rakha tau ayah pasti bisa. Semangat! Ntar kalo ini kelar ayah bisa malperan deh sama si Vano."

"Iya. Makasih, Rakha."

Rakha ngangguk. Dia udah mau keluar lagi dari tempat itu tapi tiba-tiba dipanggil sama Petra. "Makasih juga udah mau ngerti dan bisa nerima hubungan ayah sama Vano."

"Iya. Ayah kan juga berhak bahagia." Bawang, Rakha terharu tapi gak mau nangis di hari bahagia kaya gini. Jadi dia cepet-cepet keluar aja.
.

.

.

.

.
"Saya mengambil engkau menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya; Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus." Janji suci terlontarkan. Rangkaian acara terasa khidmat dan intim. Tatapan penuh cinta itu gak pernah lepas dari pasangan pengantin. Setelah melalui berbagai proses yang sudah ditentukan, Petra dan Vano resmi menikah. Malamnya pun langsung diadakan resepsi pernikahan di sebuah hotel ternama. Serangkaian acara menyenangkan, sudah terlaksana. Sekarang waktunya Petra sama Vano mendatangi para tamu yang hadir.

"Ciee~ yang udah gak jadi bujang tua lagi," goda Satria. Jangan pikir dia gak ada, jelas ada.

"Akhirnya, ya."

"Gak nyangka pas zaman kita SMA jodohnya Petra malah baru lahir." Omongan Gerall ngundang tawa dari orang-orang yang ada di sana.

"Hai, pak tua." Jaya nyamperin Petra sambil ngegandeng cowo bernama Davian tempo hari.

"Wah, pasangan baru." Petra senyum tipis. "Gimana rasanya jadi pihak yang ditusuk?" Bisiknya.

"Bangsat, diem lu." Jaya salting sendiri. Agak malu juga, sih. Tapi sejatinya Jaya seneng bisa ketemu sama Davian. Ada sesuatu yang baru di dalam hidupnya dan lebih memacu adrenalin.

"Vano~" sapa Tilaar riang sambil makanin cupcake. Dia baru aja dateng, Rakha ngintilin di belakang. Bukannya kaya suami-suami, Rakha malah lebih mirip babysitter.

"Hai, Tilaar."

"Duh, manten baru wajahnya cerah banget."

"Lu juga cerah, kok."

"Tilaar mah cerah gara-gara sering skincare-an pake peju Rakha," sahut Yoga enteng yang malah jadi kena pelototan dari daddynya. Eweng tertekan banget sebenernya. Bini sama anak pada frontal banget mulutnya.

Pepet {BXB} (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang