KAMAR yang sunyi dan remang namun terlihat lebih terang karena sinar matahari. Ac masih menyala membuat kaca jendela berembun. Ditengah pagi yang sejuk terdapat gumpalan selimut di atas kasur besar. Tidak, itu bukan gumpalan. Melainkan terdapat dua manusia sedang berpelukan di bawah sana.
Rupanya malam yang hebat telah terjadi dan mengakibatkan dua manusia ini tertidur hingga pagi.
“Jeno, lu udah bangun?”
Tidak ada sautan dari pemilik nama Jeno, pria berambut hitam itu membuka selimut yang menggumpal di sampingnya untuk melihat wajah yang ia panggil Jeno tadi. Wajah itu masih memejamkan mata lentiknya disertai bekas cipratan sperma yang mengering di wajah itu. Bahkan seluruh leher hingga dada dipenuhi oleh bercak merah seolah ia sudah habis termakan singa.
Tak kunjung mendapat sahutan, pria berambut hitam itu mulai menggerakkan pinggulnya di bawah selimut itu yang dipastikan kejantanannya masih menancap di dalam Jeno.
“Sial Jen, gini aja bikin nafsu gua naik.”
Dia mulai menggerakkannya teratur sembari melihat wajah yang mulai mengerutkan alisnya. Akhirnya wajah itu menunjukkan matanya yang terbuka lebar. Dengan segera Jeno memukul dada pria yang dengan seenaknya bergerak begitu saja.
"Mnhh.. lo apaan sih Mark! ini udah makin lecet malah lo tambahin. Sakit tau.”
Pria yang bernama Mark hanya tersenyum menunjukkan giginya lalu mengeluarkan miliknya dari lubang Jeno. Mark bangkit lalu memakai boxer yang tergeletak di lantai dan membereskan mainan-mainan yang tercecer. Ya, mereka tidak akan melakukan sex jika tidak ada sex toys.
“Lo hebat banget Jen semalem. Gua kaga nyangka aja sih.” Mark terkekeh sembari membereskan sisa-sisa malam tadi yang terdapat di lantai.
“Puas?”
“Banget. Lo enak, lain kali gua mau lebih dari ini.”
“Iya Mark terserah lo mau gimana, yang penting gue siap kapan aja.”
“Pengertian amat.”
Jeno bangun dari ranjang dengan ringisan panjang yang membuat Mark panik. Namun tangan Mark ditepis oleh Jeno dan tetap melanjutkan langkahnya ke kamar mandi. Mark hanya menggeleng pelan lalu melanjutkan kegiatan bersih-bersihnya.
“Andaikan aja lo pacar gua Jen. Udah gua nikahin sekarang, sayangnya gua kaga ada perasaan apa-apa ke lu.”
Jeno menatap dirinya di cermin kamar mandi milik Mark. Kini wajah hingga paha– tidak, tetapi seluruh badannya dipenuhi oleh bercak merah bahkan wajahnya kotor karena cipratan sperma milik Mark. Jeno mendengus pelan lalu berdiri dibawah shower. Ia menyalakannya dengan mode air hangat.
Setelah selesai dengan badannya, ia kembali menuju kamar Mark. Dilihat Mark sudah memasukkan selimut serta sprei ke tas laundry. Jeno mengganti bajunya tanpa malu di depan Mark. Sudah biasa memperlihatkan badannya kepada Mark.
“Mau ke kampus atau pulang ke apart?”
“Gua mau belanja. Lo ke kampus aja lagian kelas lo bentar lagi kan?”
Mark mengangguk kemudian segera membersihkan badan di kamar mandi. Setelah rapi, ia kembali menyusul Jeno yang sudah berada di ruang tamu.
“Lo yang laundry Jen?”
“Iya gue aja.”
Sesuai perkataan Jeno, Mark mengantarnya ke supermarket. Sebelum turun, Mark menahan tangan Jeno kemudian memeluk pria itu dengan erat. Ntah mengapa Mark suka sekali wangi Jeno.
“Mark buruan ih! gue laper mau belanja dulu.”
“Iya-iya, manis banget sih.” Mark terkekeh dan membiarkan Jeno keluar dari mobilnya.
Mark terkadang berpikir bagaimana pria bernama Jeno bisa menjadi partner sex-nya. Jujur dia sangat senang dan takluk akan pesona Jeno. Sayang sekali mereka hanya FWB, sesuai keputusan mereka berdua; apapun perasaannya harus tetap mementingkan rules.
Mark melajukan mobilnya hingga di parkiran kampus. Mark terkenal di fakultas hukum. Bukan hanya di fakultas hukum, melainkan satu kampus. Jika tidak tampan dan baik, mungkin ia tidak akan terkenal hingga saat ini.
Seseorang perempuan mendekati Mark sambil merangkul lehernya. Perempuan yang lebih pendek dari Mark itu kian tersenyum saat mendapati seluruh anak kampus membicarakannya. Mark tersenyum dan membalas rangkulan di pinggang perempuan itu.
“Good morning, babe.”
“Morning too, Kak Mark.”
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You [MarkNo] End.
Fanfiction"Hah, lo apaan sih? kita cuma F-W-B alias Friends With Benefit. So, jangan bawa perasaan apapun. Kita cuma partner sex, ga lebih. Inget apa peraturan tentang FWB yang pernah ada dan yang pernah lo buat di perjanjian antara kita." -Jeno. Warning 🔞...