Berubah

6.4K 491 18
                                    

"Sakit Mark.." walaupun pergelangan Jeno sudah dilepas, tetap saja cengkraman itu masih terasa hingga membekas. Mark masih memeluknya erat dan enggan untuk beranjak kembali ke apartemen.

"Diem dulu," Mark melepaskan pelukan itu, dan ia masih kalut dengan emosi, "gua gasuka liat lu jalan sama Jaemin, apalagi lo ga ijin. Inget ya, cuma fwb jangan berulah."

"Justru karna gue fwb ya bebas dong Mark mau temenan sama siapa aja, gue bukan siapa-siapa lo."

Plak

"Masih aja jawab."

Jeno memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan kedua dari Mark. Dia menatap Mark yang belum bisa mengendalikan emosi karena hanya hal sepele seperti ini.

"Tau ga Mark, lo berubah. Serendah itu gue bisa diperintah? Mark yang gue kenal, humble, baik, but see emosi dan obsesi lo merubah apa yang ada di diri lo sendiri."

"Jangan sok tau tentang obsesi. Gua ga berubah Jeno, gua cuma gamau lo diambil hak sama orang lain."

"Dan egois, ego lo tinggi. Lo aja punya pacar tapi ternyata gini kelakuan lo. Memang kenapa gue gaboleh diambil orang? There's nothing if I'm with you."

Mark menghiraukan kata-kata Jeno; ia langsung menancapkan gas ke apartemennya. Setelahnya ia hanya meninggalkan Jeno di mobil tanpa berniat mengajaknya. Jeno terkejut Mark meninggalkannya lalu menyusul dan menyamakan langkah untuk kemudian masuk ke apartemen bersamaan Mark membanting ponselnya ke lantai.

"Mark.. sorry."

"There's nothing if I'm with you? right?"

Jeno menggeleng pelan dan ketakutan. Inilah sifat dibalik Mark yang baik, lembut, dan bersahabat di depan orang lain. Kenyataannya Mark adalah seorang pria yang berego tinggi dan juga emosional karena hal kecil.

Sekali lagi Mark bergerak mendekat ke arah Jeno dan menampar pipi yang sudah mulai merah itu dengan keras. Ini menyakitkan bagi Jeno dan membuat air matanya mengalir pelan.

"Karena gua egois lo seenaknya juga beragumen 'justru fwb' dan pergi gitu aja tanpa persetujuan?" Mark melenggangkan kakinya menuju kamar mengambil apa saja sebagai pelampiasan emosinya.

Lelah -Jeno

"Mark mark, berhenti! okay gue minta maaf Mark, maaf banget, jangan lakuin apa-apa! please..." Jeno mengejar pria Kanada itu dan menarik kerah bajunya dengan sekuat tenaga.

Jeno mencengkram leher Mark dan mulai mencium bibir itu yang selalu mengungkapkan kata-kata kasar untuknya. Jeno mencium bibirnya dengan lembut walaupun jari-jari Mark meremas pinggangnya dengan masih terasa sangat kuat emosinya.

Dan lagi-lagi Mark mendorongnya hingga punggungnya bertabrakan dengan tembok. Mark yang melihat itu mendekat menjambak rambut Jeno hingga mendongak menghadapnya.

"Only bad bitch can say the remarkable words."

Namun pria manis bernama Jeno enggan berhenti; ia kembali menempelkan bibirnya lalu mulai memejamkan mata, berharap emosi Mark segera reda. Nafas terburu dikeluarkan oleh pria yang diciumnya, lambat laun berubah menjadi normal. Mark membalas ciuman Jeno yang tadinya kasar, sekarang melumatnya dengan pelan.

Jeno melirik wajah tampan pria di depannya, jujur saja siapa pun yang melihat pasti terpesona. Sembari membelai dada bidang Mark, ciuman di lepas begitu saja. Mark beralih mengigiti daun telinga sang submisif.

"Give me a glass of wine." Jeno tau maksud Mark. Dia meninggalkan kamar itu dan beralih ke dapur untuk mengambil segelas wine. Mark memang suka mengoleksi minuman seperti itu disaat hidupnya mulai terbingungkan.

Mark menerima minuman dari Jeno lalu menarik tangan itu dengan pelan untuk duduk di ranjang dan di sampingnya. Mark sesekali menyesap minumannya dengan tenang sembari memejamkan mata sesaat.

Sungguh damai jika Mark tanpa emosinya. Jeno meraba punggungnya yang tidak nyaman dan diapastikan ada bercak memar akibat pertemuan punggungnya dengan tembok.

"Sakit banget?" ucap Mark yang mulai membuka baju Jeno.

Jeno hanya membalasnya dengan anggukan kecil, "sedikit.." ia menoleh ke belakang untuk melihat Mark.

"Gua minta maaf."

"Gapapa Mark, yang penting sekarang lo baik-baik aja."

Jeno tersenyum dan menyandarkan punggungnya di bantal walaupun sakitnya luar biasa.

"Jeno"

"Ya?"

"I love you. Let's be my boyfriend."

Tbc.

Kalo ada salah penulisan, nama dll saya minta maaf yh, jangan lupa follow; vote; and comment.

Into You [MarkNo] End. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang