Pacaran

5.3K 408 18
                                    

[BXB content, seggs, vulgarity 🔞] typo everywhere.

Jeno terbangun saat tengah malam ia mendengar suara pintu apartemennya terbuka. Karena takut jika itu maling, dia segera melangkahkan kakinya, tetapi berhenti sejenak setelah melihat siapa yang datang.

Benar, Mark. Mark -nya.

Pria itu terlihat lusuh dengan penampilannya yang hanya memkai kaos putih serta beberapa alat P3K di tangannya. Wajahnya tidak terlihat seperti biasanya, banyak luka lebam di pipi.

"Mark? lo kenapa?"

"Sakit Jen.." Jeno membawa Mark untuk duduk di sofa ruang tamu dan mulai mengobati wajah tampan itu dengan hati-hati.

"Jen, mau ya jadi pacar gua? cuma ini salah satu cara biar hidup lu sama gua tenang."

"Bukannya malah susah?"

"No, I know it can be difficult"

"I love you, Mark. I love you so much. I love you, I love— hmph"

Mark gemas melihat tingkah Jeno— pacar barunya yang sekarang. Menurut Mark, masalah akan selesai jika dia dan Jeno bersama menghadapi itu. Semoga Mark tidak meleset kali ini.

Mark merindukan wangi tubuh Jeno yang seperti ini, dia merindukan semuanya, termasuk adegan seks mereka berdua yang sudah lama tidak pernah dipraktekan lagi.

"Jen, boleh ga?"

Jeno mengangguk ragu. Tidak, dia tidak ragu kalau ini Mark, tetapi dia ragu tentang ucapan Mark. Mungkin kali ini iyakan saja ucapan pria yang di hadapannya. Mark tidak pernah mengecewakan soal memuaskan dan tentunya bila ia menolak, Mark akan menjadi sarkas.

Saat milik Mark semakin dalam, seluruh perasaan Jeno semua gak karuan. Ditambah raut wajah pria tampan itu melihat ke arahnya yang sesekali tersenyum.

Tidak tahu lagi Jeno akan menangis saja rasanya karena kenikmatan yang Mark berikan kepadanya. Pria itu bahkan belum berhenti menghujam lubangnya yang mulai lecet.

"Mmh.. Mark.. kapan keluar– ugh!"

"Almost close.." Mark mencengkram pinggang ramping milik Jeno kuat bersamaan dengan gerakan Mark yang juga semakin cepat.

Mereka berdua mulai merasakan titik ejakulasi bersama dan Jeno yang sudah mengeluarkan cairan putihnya terlebih dahulu. Lalu Mark mengikutinya dengan menghentakkan pinggangnya terus menerus. Bagaimana Jeno bisa berhenti mengeluarkan cairannya sedangakan Mark bergerak begitu brutal.

"Markk! udah please– shh sakit!" Jeno memeluk pria blasteran itu dengan erat dan menaruh kukunya di punggung lebar Mark.

Mark mendorong miliknya semakin dalam dan mengeluarkan cairan spermanya. Ia memeluk Jeno dengan badan yang sudah mulai melemas dan tertidur saat Mark menaruh kepalanya di dada Jeno.

Jeno yang masih menetralkan napas serta tubuhnya hanya bisa mendekap kepala Mark sembari mengelusnya.

Sepuluh menit berlalu, akhirnya dia dapat memindahkan tubuh itu agar tertidur di sebelahnya. Jeno memandangi wajah Mark di dalam gelap, dia bingung harus bahagia atau menangis melihat dirinya terjebak bersama teman seks.

Malam itu Jeno memilih menangis meratapi hidupnya yang seharusnya berjalan mulus. Dia membalikkan badannya lalu menangis dalam diam. Dia tidak ingin Mark mendengar suara tangisannya.

Namun itu tidak sejalan dengan pemikiran Jeno.

Justru Mark perlahan merengkuh pinggangnya Jeno dan memeluknya dari belakang. Mark menciumi punggung wangi yang bercampur aroma keringat.

Into You [MarkNo] End. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang