50%

6.3K 485 9
                                    

Warning; vulgar, seggs 🔞

Pria bernama lengkap Jung Jeno sedang menertawakan kejadian semalam. Pasalnya, Mark mengajaknya pacaran namun selepas itu Mark malah tertidur akibat mabuk.

Memang bagi Jeno ucapan Mark semalam hanya candaan seorang pemabuk. Buktinya sekarang pria yang menyatakan cintanya itu sedang makan siang di kantin bersama pacarnya.

Jeno duduk tidak jauh dari sepasang kekasih disana. Sesekali ia melirik bagaimana Mark bisa membuat wanita itu tersenyum dan tertawa walaupun Mark sering bergumam dia tidak mencintai Mina, pacarnya. Selalu mengatakan bahwa cintanya hanya murni paksaan.

"Oi Jeno! sendiri aja?"

"Lah Chenle.. iya gue sendirian. Sini temenin gue makan," ucap Jeno tersenyum hingga hanya membentuk garis mata.

Jeno dan Chenle memang dekat sejak kecil, tetapi mereka lost contact dan akhirnya bertemu di kampus yang sama.

Sepasang mata juga turut memperhatikan dua sahabat itu yang sedari tadi salah satunya tertawa dengan kencang berkali-kali.

Jeno tidak sengaja membalas tatapan mata itu, namun yang ditatap melempar pandangan kembali ke pacarnya. Tak berselang lama, dua sampai empat notifikasi chat muncul di layar handphone Jeno.

Mark
Nanti malem gua ke apart lu
Kita bikin live stream
Tenang aja
Ini bakal jadi konten pertama dan terakhir, selebihnya ikut apa mau gua hbs ini.

"Maksudnya konten pertama dan terakhir apa.."

"Jen! kenapa?" tanya Chenle yang ikut melihat notifikasi, tapi dengan cepat Jeno tutup.

"Itu.. gue ada kelas, bentar ya mau ke toilet dulu. "
Jadi bakal berakhir disini? memang Mark sanggup bayar yang seharusnya satu tahun? tapi Jeno pikir itu tidak buruk, akhirnya dia terlepas dari pria dengan tingkat obsesi tinggi.

Jeno masuk ke toilet mencuci tangan dan wajahnya; juga masuk ke salah satu bilik disitu. Hendak menutup pintu, tiba-tiba ada tangan yang menahan.

Mark langsung masuk ke bilik bersama Jeno lalu mengunci pintu bilik kamar mandi itu. Tidak perlu berlama-lama Mark langsung menciumi seluruh permukaan leher Jeno dan menyapunya bersih. Pria bernama Jeno itu ingin sekali menjorokkan Mark agar melepasnya, tapi ntah mengapa bilik ruangan ini menjadi sempit begitu saja. Dia tidak berani mengeluarkan suara apapun. Persetan dengan Mark Seo.

"M..mark, ini toilet bodoh!" ucap Jeno lirih tetapi dengan penekanan.

Mark tidak akan menggubris Jeno, pria ini terlalu rewel jika menyuruhnya berhenti.

Jeno merasakan deru napas Mark yang semakin memberat yang berarti tanda pria itu sudah mencapai nafsunya. Apalagi Jeno tidak merasakan lagi celananya menempel di pahanya. Begitupun lubang analnya sudah dimasukkan benda milik Mark lagi.

"God damn.."

Jeno hanya dapat memeluk bahu pria yang ada di depannya dan mengigit pundak itu agar ia tidak mengeluarkan suara. Mark menciumi telinga Jeno yang memerah, detik selanjutnya Mark mengangkat kaki Jeno ke pinggangnya untuk dapat bergerak leluasa.

Masa bodoh, Jeno selalu tampil menggoda di mata Mark Seo.

"Jeno.. Jeno.. Look at me..." Merasa namanya dipanggil, ia mendongakkan kepalanya melihat wajah itu. Mark memang terlalu mempesona baginya.

Jeno yang tersenyum berubah menjadi pekikan ketika gerakan Mark justru membuat dirinya menghantam dinding. Ini terlalu kuat.

"Uhk.. Mark gue ga.. kuat lagi."

Pria itu mempercepat gerakkan karena sudah mencapai ke titik ejakulasi. Mark menenggelamkan wajahnya ke leher itu lagi; mengangkat kedua kaki Jeno dan memegangi punggungnya agar tidak menghantam dinding toilet.

"Shut, I'm coming."

"Yashh Mark, fill me up mhmn.." Jeno mencium rahang Mark untuk segera mengakhiri ini.

Saat Mark sedang mengeluarkan spermanya, ia mendengar suara ketukan dibalik pintu. Namun malas untuk menghiraukan ketukan itu, Mark hanya ingin menikmati bagimana seluruh cairannya mengisi lubang Jeno.

"Ada orang ga sih atau rusak ni toilet?"

Lagi-lagi suara Jaemin.

"Gua lagi berak jangan ganggu, cari toilet lain!" Mark membalas perkataan Jaemin dari dalam bilik, pria itu selalu mengganggu hidupnya.

"Oh oke kak."

Mark menurunkan Jeno diatas toilet duduk— menarik rambutnya agar mendongak ke arah kejantanannya. Rupanya Mark hanya mengeluarkan sedikit di dalam Jeno. Ia memasukkannya ke dalam mulut Jeno dan mengeluarkan sperma lagi.

Jeno menerima itu dan menelan seluruhnya. Ia melihat Mark mulai membenarkan kembali celananya setelah mendengar langkah kaki Jaemin keluar dari kamar mandi.

Mina is calling...

"Hello babe, yeah what?"

...

"Of course bisa, nanti aku temenin bentar beli hadiah."

Jeno mencoba tidak menghiraukan percakapan telepon mereka berdua. Dia kembali membersihkan selangkangan serta dagunya dan memakai kembali celananya. Ia keluar lebih dulu dari kamar mandi, meninggalkan Mark yang masih menjawab telepon dari Mina.

Tetapi Mark masih bisa mengejarnya yang kemudian membawa dirinya ke mobil pria itu.

"Jeno"

"Gue udah keluar dari website itu, awalnya gue iseng join itu, tapi sial ketemu lo. Gue ga masalah mau diakhirin sekarang juga, thanks udah ngisi rekening gue."

"Gua juga ga masalah hubungan fwb kita berakhir. Tapi gua mau minta lo tunggu sebentar aja, gua bakal selesaiin masalah Mina."

"Masalah apa? mutusin dia? gue cuma minta kita berdua ga ada hubungan apa-apa."

Mark memegang pundak pria yang lebih muda kemudian mendorongnya agar melihat dirinya.

"Gua serius yang semalem, gua bilang juga tunggu sebentar, setelah gua balik lagi nanti, janji deh bakal ceritain semuanya," Mark melihat Jeno yang kebingungan dan langsung memeluk pria itu dengan erat.

"Jangan janji dulu Mark, jangan juga perjuangin gue yang kek gini. Mina lebih baik daripada gue."

"Shut, I sentenced you to waiting."

Pada akhirnya Jeno juga tidak tau apa yang dimaksud oleh pria ini. Menunggu apa? dirinya bukanlah orang yang pantas untuk Mark Seo, bahkan dia terlihat lebih menyukai Mina daripada dirinya.

Berpikir realistis hanya membuat dirinya semakin rendah untuk disanjung oleh Mark.

Tbc.

Yow, vote komennya jangan lupa, ga nyangka aja sih makin rame. Thanks y'll, bakal nerusin ini book.
Sorry kalo ada typo dimana-mana.

Into You [MarkNo] End. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang