Mark menuruni tangga apartmennya lalu membukakan pintu untuk sang kekasih yang sudah lama menunggu sedari tadi. Untung saja kegiatan mereka tidak lama. But, tetap saja itu sangat kurang memuaskan.
"H-halo sayang, udah berapa lama? masuk dulu," Mark mempersilahkan pacarnya untuk masuk ke apartemennya. Sembari berganti pakaian, Mark membereskan beberapa kekacauan. Mungkin Mina tidak akan bertanya kenapa karena Mina sudah tau bahwa Mark kadang mengacaukan apartemen bersama temannya.
Beberapa menit berselang, Jeno keluar dari kamar Mark dengan pakaian kasual, mengambil beberapa jajanan di lemari dapur. Mina juga tidak terkejut jika Jeno berada disini, sudah dipastikan dia teman Mark seperti Lucas, Sungchan, dan lainnya.
"Hai Mina"
"Oh Jeno, ngapain disini?"
"Biasa, main. Mau kemana?"
"Jalan sama Mark, keluarga dia sama kita juga. Kakak gue bilang mau ada rencana resepsi gitu. Baru wacana ajasih, gue juga masih pengen kerja dulu, Mark juga."
Jeno mengangguk mendengarkan cerita Mina, pacar Mark. Tapi ntah mengapa hatinya sedikit sakit mendengarkan itu. Bukan sakit, namun lebih mengarah menyedihkan. Dia menjadi partner seks untuk orang yang sudah memiliki kekasih, ditambah jika ia mengahiri tanpa persetujuan Mark, salah satu peraturan bahwa dia akan dibeberkan di media sosial sebagai budak seks.
Tidak akan lama, hanya 1 tahun. Mark membayar lebih untuknya, ya.. sungguh menyedihkan.
Mina beranjak pergi setelah Mark datang dan menggandeng tangan wanita itu. Jeno ingin menutup pintu apartemen Mark tetapi ada tangan yang menahan pintu itu untuk tetap terbuka. Mark yang menahan pintunya. Dia mendorong Jeno ke tembok lalu mencium bibir pria bernama Jeno itu.
"Jangan kemana-mana."
"Hmm"
Jeno memutar bola matanya malas karena Mark terus menerus mengurungnya seperti hewan. Sedangkan Mark sendiri berkeliaran. Apa salahnya jika ia keluar untuk mencari angin malam.
Ponsel Jeno bergetar diatas sofa menampilkan nama kontak Jaemin. Jeno tersenyum lalu mengangkat telepon dari Jaemin.
"Halo Jaem"
"Jen, temenin gua yuk"
"Boleh, jemput di halte D56 ya."
"Siap, nyonya!"
Jeno tertawa karena sikap Jaemin yang selalu membuat dirinya senang. Maka dari itu ia harus mempersiapkan diri untuk pergi bersama Jaemin. Jeno hanya akan menggunakan hoodie dan celana jeans hitam.
Jeno melangkahkan kakinya keluar apartemen dan duduk di halte bis D56. Hanya menunggu waktu 15 menit mobil Jaemin sudah datang. Jaemin memang selalu tepat waktu.
"Ayok Jen"
Dimata Jaemin, Jeno adalah orang yang imut, apalagi saat mengangguk seperti tadi. Ia terlihat penurut dan lugu.
Jaemin mengendarai mobilnya dengan kecepatan normal. Agar di dalam mobil tidak terlalu sepi, Jaemin memutar beberapa musik kesukan Jeno dan dirinya. Ya, mereka mempunyai music taste yang sama.
Secrets I have held in my heart
Are harder to hide than I thought
Maybe I just wanna be yours
I wanna be yours"I wanna be yours, babeee~"
"Lu salah lirik, Jaem!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You [MarkNo] End.
Fanfiction"Hah, lo apaan sih? kita cuma F-W-B alias Friends With Benefit. So, jangan bawa perasaan apapun. Kita cuma partner sex, ga lebih. Inget apa peraturan tentang FWB yang pernah ada dan yang pernah lo buat di perjanjian antara kita." -Jeno. Warning 🔞...