Di usianya yang terbilang cukup matang, Namjoon memang sudah sepantasnya menikah dan membangun sebuah keluarga kecil. Namun, andai saja bila keluarga Lim tidak datang ke rumah, barangkali Namjoon akan tetap mempertahankan dirinya untuk tidak menikah. Kabar pernikahan itu langsung menjadi sumber bencana dalam hidupnya. Pernikahan yang tidak diinginkan. Sepihak. Bahkan ibunya lagi-lagi tidak mau mendengarkan suaranya.
Sejak kecil, ia tidak diberi pilihan. Semua sudah diatur oleh ibunya. Dari mulai sekolah, mimpinya sampai pernikahan ini. Ia berpikir bila selama ini dirinya tidak benar-benar hidup bebas, ia selayaknya berada dalam penjara tak kasat mata. Barangkali inilah awal mula kehancuran hidupnya yang hanya tinggal tersisa kepingan.
"Lim Saha adalah gadis baik, berhati lembut dan ramah. Kau tidak bisa memperlakukannya begitu, Namjoonie." Suara Seokjin menyatu dengan udara, menggema mengisi ruangan Namjoon. Entah apa yang membuat kakak tirinya itu datang pagi-pagi sekali dan mendadak membicarakan Saha. Jika saja jadwal kelas paginya tidak dibatalkan, ia tidak perlu meladeni Seokjin yang hanya akan mengejeknya.
"Ya, semua orang juga tahu itu," balas Namjoon acuh tidak acuh.
"Dan, semua orang juga mengantri untuk bisa berada diposisimu sekarang." Seokjin bersandar pada punggung sofa dengan santai. "Kau tidak lihat, banyak yang membahas betapa beruntungnya dirimu menjadi suami seorang Lim Saha. Mereka semua bahkan mendukung pernikahan kalian. Seorang profesor cerdas bersanding dengan seorang pewaris tunggal SH Grup. Perpaduan yang cocok."
"Kak, jika kau mau terus mengoceh seperti itu. Lebih baik pergi saja."
Seokjin mendengus melihat Namjoon yang nampak begitu terganggu, padahal niatnya baik ingin memberi nasehat agar adiknya itu menghargai perasaan wanita. Insiden Namjoon yang kabur ke apartemennya pada malam pertama pernikahan sudah keterlaluan.
"Lain kali, aku tidak akan menerimamu lagi di apartemenku—kecuali ada sesuatu yang genting. Aku tidak mau dengar lagi kau meninggalkan istrimu begitu saja, Namjoonie."
Jika boleh jujur, Namjoon memang beruntung mendapatkan Lim Saha. Semua orang mengatakannya. Seorang wanita baik hati, cerdas, mudah bergaul dan juga independen. Bukan hanya parasnya yang cantik, Saha terlahir dari golongan konglomerat. Lalu seperti yang sedang ramai dibicarakan, Saha akan menjadi pewaris tunggal perusahaan SH Grup.
Kekayaan, ketenaran, dan kekuasaan. Semua itu Saha memilikinya. Ibarat sebuah berlian, Saha selalu dijaga dan diperlakukan sebegitu baik. Pujian akan selalu datang padanya, tak jarang Saha membuat orang lain merasa iri. Saha nyaris sempurna tanpa cacat dan diinginkan semua kaum adam.
Sayangnya semua itu sama sekali tidak membuat Namjoon merasa beruntung. Ia bukan tidak bahagia atau tidak menyukai Saha, ia hanya tidak bahagia atas pernikahannya. Ia membenci dirinya sendiri karena tidak bisa memperjuangkan sesuatu yang benar pada momen krusial dalam hidupnya. Dan, lagi-lagi ia tidak sempat mencicipi rasanya sebuah kebahagiaan. Semua selalu lebih dulu terenggut dari tangannya.
"Maaf, aku pulang terlambat."
Menemukan Saha muncul dari balik pintu, Namjoon tidak menggubris. Ia hanya melirik jam pada layar laptopnya menunjukkan pukul sebelas malam. Sementara Saha sedikit terkejut melihat Namjoon berada di ruang tengah. Ia bahkan tidak melirik dan fokus pada pekerjaan, terutama televisi yang sedari tadi menyala namun tidak mendapat perhatian sama sekali dari pria itu.
Saha meletakkan tas tangan diatas meja mini bar alih-alih masuk ke dalam kamar dan membersihkan diri, perhatiannya tentu teralihkan karena kehadiran Namjoon. Meski Saha tahu pria itu tidak menunggunya, tetap saja seolah melupakan kalimat Namjoon tempo lalu, Saha mencoba mengakrabkan diri lagi.
"Kak Namjoon sudah makam malam?"
Namjoon tidak menjawab.
Saha masih penasaran kembali bertanya, "Mau bergabung denganku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece Of Your Happiness
FanfictionSTATUS : ON GOING Pernikahannya yang dipaksakan membuat Namjoon semakin menunjukkan sisi dirinya yang sebenarnya. Ia berpikir dengan begitu Saha akan menyerah dan menceraikannya. Namun pada kenyataannya semakin Namjoon membuat Saha terluka lebih dal...