"Kak Namjoon, aku...." Saha tergagap di tempat atas kehadiran Namjoon yang langsung menodongkan kebenaran yang seharusnya hanya menjadi rahasia Saha dan Kim Sangwoo.
"Katakan, kapan kau pernah bertemu ayahku?!" Namjoon membentak tak sabar. "Dalam hidupmu 10 juta won memang tidak ada artinya. Tapi dulu itu bisa menebusku keluar dari kelab malam disaat ayah hendak menjualku! Sekarang katakan, cerita apa lagi yang dia jual sampai kau semudah itu memberikannya uang?"
"Aku bisa jelaskan-"
"Apa dia memberitahu bahwa aku mengidap penyakit mematikan? Atau dia menceritakan kisah tentang putranya yang diculik dan terancam dibunuh?!" Namjoon mengusap wajahnya kesal bukan main. "Apa aku terlihat mudah bagimu sampai kau dapat melakukan apapun sesuka hati padaku?"
"Dia datang ke hotel saat di Busan," beritahu Saha setelah melihat Namjoon mulai sedikit tenang dan bisa mendengarkan penjelasannya, "Ayah mertua bilang, dia tengah terdesak oleh sesuatu dan butuh uang dalam waktu cepat. Aku baru tahu bahwa dia ayahmu, oleh karena itu aku-"
"Hanya karena dia ayahku, bukan berarti kau bisa memberinya uang sebanyak itu. Apalagi dia adalah seorang penipu," Namjoon memotong kembali ucapan Saha, "Kau pikir, dengan kakekmu yang menjadi penopang hidupku dan membawaku keluar dari kemiskinan. Kau juga berhak atas itu? Tidak, kau malah semakin membuatku terlihat menyedihkan."
"Lalu apa yang harus kulakukan?!" Saha menaikan intonasi, kesal juga bicaranya terus dipotong, "Dia memohon padaku dan aku tidak bisa membiarkannya begitu saja. Lagipula apa salahnya memberi uang ketika dia sangat butuh?"
"Salah besar, Lim Saha." Namjoon memandang sengit. "Kau tahu, ayahku seorang penipu dan dia bisa saja mencari alasan agar mendapatkan uang itu. Lalu dengan kau begitu mudahnya memberi, dia malah semakin senang menyia-nyiakan hidupnya!"
"Aku sama sekali tidak mengerti kenapa kau harus se-marah ini. Aku memang salah karena merahasiakan itu. Tapi aku merasa telah melakukan hal yang menurutku benar dan aku tidak berniat sedikit pun untuk membuatmu terlihat menyedihkan," ucap Saha panjang dalam intonasi yang kelewat cepat.
"Kau tidak berubah," Namjoon kini menatap nyalang Saha didepannya, "Hanya karena kau punya segalanya, kau bisa melakukan apapun sesuka hatimu dan itu ... itu membuatku muak."
Untuk terakhir kalinya Namjoon menatap Saha kecewa sebelum berbalik badan dan melenggang pergi meninggalkan Saha yang terpaku di tempat bersama rasa sakit hati atas kalimat menyakitkan Namjoon yang harus didengarnya lagi. Kendati ini pertama kalinya Saha melihat Namjoon begitu marah sampai wajahnya memerah.
Saha penasaran apalagi yang telah ia lakukan sampai membuat Namjoon marah. Berpikir keras hingga ia merasa telah melakukan hal benar disaat Kim Sangwoo datang bersama luka lebam menghiasi wajah. Apa yang bisa Saha lakukan selain memberi apa yang dibutuhkannya saat itu. Namun kenapa di mata Namjoon, semuanya terasa salah?
"Apa yang terjadi? Kau menangis?"
Hoseok datang dan membuat Saha lekas menghapus air mata yang sempat menetes. Lelaki itu menelisik wajah Saha bersama kecurigaan yang muncul setelah tidak sengaja berpapasan dengan Namjoon didepan lift. Hoseok menduga bahwa Saha menangis mungkin karena kedatangan Namjoon.
"Ada apa? Terjadi sesuatu padamu karena Kim Namjoon datang?" Hoseok masih tidak lepas mengamati Saha yang mencoba menenangkan diri, "Apa dia mengatakan hal buruk padamu atau semacamnya?"
Saha menggeleng keras. "Tidak ada, Kak. Hanya sedikit salahpaham."
"Mau sampai kapan dia menahanmu dalam ikatan pernikahan jika yang bisa dia lakukan hanya menyakitimu?" Hoseok menempatkan diri pada sofa seraya menghela napas tidak habis pikir, "Bukannya Namjoon senang kalau dia bisa lebih leluasa menjalin hubungan dengan selingkuhannya? Lalu kenapa dia malah tidak setuju kau menceraikannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece Of Your Happiness
FanficSTATUS : ON GOING Pernikahannya yang dipaksakan membuat Namjoon semakin menunjukkan sisi dirinya yang sebenarnya. Ia berpikir dengan begitu Saha akan menyerah dan menceraikannya. Namun pada kenyataannya semakin Namjoon membuat Saha terluka lebih dal...