Sejauh yang Saha duga, di akhir pekan Namjoon pasti sudah memiliki kegiatan yang akan dilakukan, seperti bersepeda berkeliling taman hingga siang menjelang. Namun saat Saha yang sedang berkutat didepan laptop bersama beberapa berkas yang hampir memenuhi meja, perhatian Saha sekilas beralih ke arah presensi Namjoon yang baru keluar kamarnya dan menghampiri Saha di ruang tengah.
Saha yang sibuk menghadiri rapat melalui panggilan video dalam laptopnya membuat Namjoon tidak jadi memanggil namanya. Namjoon pun memilih diam-diam mengambil tempat duduk dan sadar mulai memperhatikan Saha yang bicara dengan Sekretaris Choi dan seseorang yang tak Namjoon ketahui. Percakapan mereka menggunakan Bahasa Inggris dan membicarakan seputar bahan materi mengenai proyek pembangunan hotel yang akan dibahas pada pertemuan rutin dengan jajaran top manajemen besok.
Tidak ingin menganggu lebih lama, Namjoon pun bangkit hendak mempersiapkan barang bawaan untuk bersepeda namun Saha lebih cepat menoleh sebelum mencegah Namjoon pergi dengan menarik ujung kaos pria itu. Saha memberi isyarat dengan gerakan bibirnya dan berucap, "Maaf, tolong ambilkan aku air?"
Tanpa berpikir panjang Namjoon lantas pergi mengambil segelas air dan memberikannya kepada Saha, setelah itu ia pun langsung mengambil botol air minum untuk bekal bila ia haus saat bersepeda lalu pergi setelah memberitahu Saha. Akan tetapi baru sampai didepan halaman gedung, ia tidak tahu bila hujan sedang turun. Hal itu membuatnya mendesah kecewa. Padahal pagi ini dirinya ingin sekali pergi ke taman.
"Kenapa kembali?" Saha bertanya ketika Namjoon melepas ransel kecil yang melilit pada pinggangnya. "Apa kau meninggalkan sesuatu?"
"Tidak ada," Namjoon beralih melepas sepatunya seraya berucap, "Sedang turun hujan."
Saha tak banyak bertanya lagi dan kembali fokus mengerjakan laporan lain yang harus ia revisi sebab besok dibutuhkan Kakek ketika akan pergi ke Daegu untuk mengecek proyek pembangunan jembatan. Proyek tersebut seharusnya menjadi tanggungjawab Paman Choi tetapi Kakek menyerahkannya kepada Hoseok untuk diambil-alih.
"Kau mau menemaniku?" Saha memperhatikan Namjoon yang keluar dari ruang kerjanya membawa laptop dan juga beberapa buku.
"Tidak, saya mau menonton TV sambil menyiapkan materi kuis untuk besok," elak Namjoon sembari langsung menyalakan televisi dan mengambil tempat duduk diatas lantai tepat disamping Saha sebelum menyalakan laptop sembari merasakan sepasang mata tengah memperhatikannya. Sebisa mungkin Namjoon bersikap biasa meskipun dalam hatinya sedikit risih. Ia juga tidak mengerti kenapa mengambil tindakan diluar logikanya mendadak ingin sekali bergabung dengan Saha bekerja di ruang tengah.
Keduanya saling diam, keheningan merangkak naik. Hanya ada suara iklan dari televisi dan juga papan ketik yang ditekan. Pehatian mereka begitu fokus pada layar laptop. Memang benar, alasan Namjoon ingin bekerja sambil menonton televisi pun hanya terdengar omong kosong sebab keduanya sama-sama menikmati waktu saat ini. Duduk bersama dengan pekerjaan masing-masing tanpa saling menganggu.
Ketika Saha meraih gelas dihadapannya yang ternyata sudah kosong, tanpa diduga Namjoon menyadarinya dan segera meraih gelas tersebut dan pergi ke dapur. Saha yang melihatnya kelabakan sesaat, padahal ia tak meminta untuk mengisi ulang bahkan sampai harus membuat Namjoon menghentikan pekerjaannya.
"Terima kasih, padahal aku bisa mengambilnya sendiri."
Seraya kembali duduk, Namjoon beralasan, "Saya sekalian mengambil kopi."
Saha memandang cangkir putih berisi kopi panas dengan asap masih mengepul. "Padahal aku juga bisa membuatkannya untukmu."
"Nona Lim terlihat tidak bisa diganggu."
Tersenyum sendiri, Saha mengangguk sekilas sementara dalam hatinya masih tak mengerti sikap Namjoon yang baik padanya beberapa hari ini—meskipun Saha tahu sebenarnya Namjoon memang orang yang baik, hanya saja sikapnya ini diluar ekspektasi. Namjoon tidak pernah mau berinisiatif membantu Saha terlebih untuk hal kecil sekalipun. Hal itu membuat Saha menaruh harapan lebih banyak lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece Of Your Happiness
FanficSTATUS : ON GOING Pernikahannya yang dipaksakan membuat Namjoon semakin menunjukkan sisi dirinya yang sebenarnya. Ia berpikir dengan begitu Saha akan menyerah dan menceraikannya. Namun pada kenyataannya semakin Namjoon membuat Saha terluka lebih dal...