LIMIT - 10

75 14 0
                                    

Marco mengusap wajahnya kasar dan berteriak pelan. Sepertinya dia bermimpi buruk karena yang dia ingat hanyalah dia sedang memimpikan saudara perempuannya Revo.

Entah kenapa akhir-akhir ini sosok cewek itu selalu menghantuinya.

Marco mengingat kembali kemarin siang ketika Revo mengembalikan buku Matematika ke rumahnya dan dengan sangat tidak sadarnya Marco mengintip dari balik pagar untuk melihat Rindu yang sedang duduk manis di atas motor milik Revo. Lalu, bodohnya lagi dia memandang cewek itu lama sampai-sampai yang di pandang menoleh dan mengeluarkan ekspresi bingung.

Jelas Rindu bingung. Karena selama ini kelakuan yang di perlihatkan Marco kepada Rindu tidak pernah ramah bahkan seringkali cowok itu dengan terang-terangan mengucapkan bahwa dia sebenarnya tidak suka Rindu berada di sekitarnya padahal cewek itu memang tidak pernah berada di dekatnya.

Beneran deh kayaknya Marco harus minta maaf sama Rindu agar hidupnya tidak dihantui terus-menerus dengan bayangan cewek itu. Selalu begitu, tidak ambil pusing Marco mengambil ponselnya untuk melihat sekarang pukul berapa. Jam 5 pagi lewat 35 menit.

Marco menghembuskan napasnya perlahan dan memutuskan untuk merebahkan tubuhnya kembali karena masuk sekolah masih lama yaitu pukul 07.00.

Tapi dia tidak bisa tidur lagi!

Maka dari itu dia mengetikkan pesan kepada si bodoh.

Marco
oy.

Revo
ho.

Marco
gue mimpiin kakak lo.

Revo
kayaknya lo suka deh.

Marco mengelak dan tidak setuju. "Nggak, anjir!"

"Haaaa...." Marco memegang kepalanya dan menatap sekelilingnya kamarnya. Bertukar pesan dengan Revo benar-benar menyebalkan. Cowok itu terus saja menebak Marco menyukai saudara perempuannya.

Pada dasarnya Marco tidak ingin berurusan dengan cewek manapun. Dia masih menyayangi Mamanya dan tidak ada sepeserpun rasa sayang yang boleh dia bagi kepada cewek manapun.

Tapi kali ini Marco tidak akan mengelak. Cewek yang dipanggil Rindu itu benar-benar menarik perhatiannya!

 Cewek yang dipanggil Rindu itu benar-benar menarik perhatiannya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kelas Rindu di mana?"

Marco menahan Revo yang ingin masuk ke kelas dengan tangannya.

Revo menatap curiga Marco. "Kenapa nanya-nanya?"

Menghadapi spesies semacam Revo memang harus banyak-banyak bersabar.

"Di mana?" tanya Marco sekali lagi.

"9-C."

"Oke, thanks!"

Revo menahannya. "Lo mau ngapain? Mau nembak kakak gue?"

LIMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang