Rindu melebarkan matanya ketika dia merasakan sinar matahari yang menyilaukan masuk dari jendelanya, dia duduk lalu menatap bingung, kenapa jendelanya terbuka? Padahal seingat dia kamarnya selalu dikunci saat malam. Kemudian Rindu menunduk, melihat pakaiannya yang seharusnya tidak dia pakai saat tidur. Selesai memikirkan kebingungan yang terjadi Rindu turun dari kasurnya dan seketika berteriak pelan.
Tepat di bawah jendela dia menemukan sosok laki-laki dengan jaket hitam memeluk kakinya dan menyenderkan kepalanya di meja belajarnya. Rindu memegang kepalanya yang seketika pening. Apa yang terjadi semalam? Kenapa bisa ada Marco di kamarnya? Kenapa juga dia bisa dengan gampangnya melupakan sesuatu yang mungkin saja penting.
"Oh, iya, sekarang jam berapa?" Rindu berucap pelan, tangannya mencari ponselnya yang berada di kasurnya. "9? JAM 9??!!!"
"NGGAK SEKOLAH DONG GUEEE??!!"
Teriakannya itu mampu membangunkan Marco yang sedang tertidur. Cowok itu menyipitkan matanya ketika melihat Rindu berdiri sembari memegang ponselnya serta salah satu tangannya menutupi mulutnya. Hari ini bolos lagi. Marco mengembuskan napasnya lalu mengacak rambutnya. Matanya merem melek sebelum sepenuhnya benar-benar melihat Rindu.
"Leher gue sakit," kata pertama yang keluar dari mulut Marco.
Rindu tersenyum paksa dan menunjuk jendelanya. "Kok jendela gue kebuka? Lo juga ngapain di sini?"
"Ck!" Marco berdecak. "Lo semalem manggil gue buat dateng ke sini!"
"Lo nurut?"
"Hmm."
"Tumben banget," cibir Rindu.
"Apanya yang tumben?!"
"Lo."
"Hadeeehh, dibaikin ngelunjak nih anak," kata Marco sambil berdiri. "Gue semalem mau balik tapi bingung lewat mana. Masa lewat tangga kayu lagi?"
"Kita nggak sekolah?" Rindu mengalihkan pembicaraan sebab jika diteruskan yang ada makin pusing.
"Ini aja jam berapa? Ya udah pasti nggak sekolah lah," kata Marco. "Makan, yuk."
"Makan apa anying?"
"Kasar."
"Lo juga."
"Nggak."
"Nggak salah lagi."
"Dah lah, gue mau balik aja."
Rindu menahan Marco yang sedang berjalan ke arah pintu kamarnya. "Nanti dulu! Gue liat dulu di bawah ada siapa. Tungguin gue mandi, baru nanti kita nyari makan bareng, ya?" kata Rindu sambil memohon.
"Gue nggak bisa menolak, kan?"
"Hehe."
"Poni lo ke mana?" tanya Marco saat keluar dari rumahnya, dia sudah mandi dan rapi, siap pergi mencari makan dengan Rindu.
Rindu menoleh. "Hilang."
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMIT
Novela JuvenilBerlatar di tahun 2016. Mengisahkan tentang seorang anak perempuan yang umurnya bahkan belum mencapai 15 tahun bernama lengkap Audisa Rindu Charuya. Keluarganya bukan orang kaya yang bisa memamerkan harta, sebaliknya, dia hidup di kampung belakang k...