3

1.6K 46 8
                                    


“Takdir adalah sesuatu yang rahasia, manusia hanya bisa menerimanya dan menjalaninya dengan sebaik-baiknya”
-sanglangit-

.
.
.
.
.
Hari sudah menunjukan pukul 02:00 dini hari,  seorang laki-laki susah payah memasuki rumahnya, tubuhnya begitu lelah, apalagi efek alkohol membuat kesadarannya hanya tinggal beberapa persen, dilihatnya diantara temaram lampu ada sosok yang berjalan kearahnya, entah apa yang dikatakan sosok itu dia tidak begitu dengar, fokusnya saat ini hanya ingin segera sampai ke kamarnya yang ada dilantai dua.

Dirasakan sebuah tangan membimbing tubuhnya berjalan ke arah tangga dan sesampainya di sebuah kamar, tubuhnya terasa berbaring di atas ranjang, "nyaman" begitulah yang dia rasakan.
Dipandangnya sosok -wanita- yang telah memapahnya, wanita itu persis seperti sang kekasih. Entah kenapa dia merasa sang kekasih begitu cantik malam ini, Jacky tersenyum.

Diraihnya tangan sang wanita, hingga tubuh wanita itupun terhuyung -jatuh dalam pelukannya. Begitu harum dirakannya, harum yang ia rasa begitu berbeda dengan harum yang biasa ia cium dari tubuh sang kekasih, tapi bodoh amat yang penting sekarang sang kekasih sudah ada di dekapan nya.

"Serly buktikan bahwa kau mencintaiku" setelah mengungkapkan hal itu, Jacky  membalik posisinya yang awalnya dibawah sang wanita kini berada diatasnya.

Merengkuh tubuh wanita itu dengan erat, dan tidak menunggu lama diapun memangut bibir sang kekasih dengan begitu lembut dan kasar. Penolakan Serly atas lamaran nya begitu saja membuat ego Jacky sebagai laki-laki begitu terluka, apalagi sang kakek sudah menyuruhnya untuk menikah agar segera memiliki momongan, sehingga ia bisa mewarisi  perusahaan sang kakek tanpa hambatan dari saudara sepupunya yang lain.

Kesempatan ini tidak akan ia sia-siakan, jika Serlly tidak bisa diajak menikah dengan baik-baik, maka ia bisa memaksa dengan membuat wanita itu hamil anaknya.

“Seharusnya kamu memilih aku, bukan karir brengsekmu itu” Jacky menyeringai

Diremasnya payudara sang kekasih -begitu sintal berbeda dengan yang selama ini ia rasakan, "Mungkin efek alkohol"pikirnya

Jacky begitu ketagihan dengan benda kenyal tersebut, rasanya begitu pas digenggaman tangannya. Tidak begitu kecil, tidak juga begitu besar dan sangat padat  membusung di wajahnya. Diapun terus meremas squishy- sumber makanan anak manusia-, setelah puas ia pun dengan tidak sabar menjilat dan mengenyot puncak payudara itu dibalik pakaian yang dipakai sang kekasih. Tidak puas, dengan paksa Jacky mengoyak baju sang wanita dengan kasar hingga terpangpanglah payudara ranum itu. Tampaknya sang kekasih sengaja tidak memakai pelindung gunung kembar itu hanya untuk menggodanya.

“Menggodaku hee?” tanyanya sinis,  walaupun samar, bisa dia lihat bahwa puncaknya berwarna merah muda, sangat lucu dan menggemaskan. Bak anak bayi ia begitu menikmati aksi menyusunya.

"Sangat indah sayang,, aku suka" ujarnya.

Tangan Jacky pun tidak tinggal diam, tangannya pun bergeliar kearah lembah surga wanita, "Sudah basah baby" ujarnya menyeringai.

"Kamu suka? Sayang.. Mari kita buat Jacky junior dan menikah" suara tawa Jacky memenuhi kamar yang kedap suara itu.

***
Seperti biasa pukul 01:00 dini hari, Lastri selalu terbangun untuk menuaikan kewajibannya sebagai umat manusia. Setelah berwudhu iapun melakukan sholat tahajut, setelah sholat beberapa roka'at, Lastripun ber- dzikir berharap ketenangan hati, serta kekuatan agar ia bisa menjalani coba-cobaan yang menerpa hidupnya.

Kata orang, semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, semakin berat pula jalan yang kita tempuh, namun buah yang kita petik nanti pun semakin manis.

Setelah berdzikir ia pun menyempatkan diri untuk membaca Al-Qur'an begitu merdu ayat-ayat suci itu ia lantunkan, begitu ia resapi setiap ayat yang ia baca, hingga tak terasa setetes air mata menetes dengan mulus ke pipinya. Ia sangat ingat bagaimana ayah dan ibunya mengajarkan apa itu kehidupan, ia ingat kenangan bersama sang ayah, dan ingatan-ingatan itu mengeyesakan dadanya.

SULASTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang