13

1K 49 6
                                    

Warning,, ada adegan kelap-kelip bintang
Bocil harap menyingkir
.
.
.
.
.

Jacky,,, seperti hari-hari kemarin entah kenapa perasaannya begitu kacau hingga membuatnya tidak tenang. Akhirnya iapun memutuskan untuk pulang tidak peduli dengan pekerjaannya yang sedang menumpuk. "kan aku bos" batinnya congkak

Ketika sampai di rumah, seperti sudah kebiasaan dia lewat pintu samping yang mengarah ke arah ruang dapur.

Mbok Sum dan Siti terperanjat melihat Jacky ada di dapur. "Den"celetuk mbok Sum sedikit panik

Jacky hanya mengangkat tangannya sebatas dada sebagai tanda agar mbok Sum dan Siti tidak menghiraukan dirinya. Tanpa mereka sadari mata Jacky menyelusuri ruang dapur hingga ruang cuci baju, namun orang yang dicarinya tidak terlihat. "Hmmm kemana lagi ini bocah bunting" gumamnya  lirih

Tanpa mengambil apapun di dapur, Jacky melanjutkan langkahnya. keributan dia lihat di samping pintu kaca dekat dengan halaman samping yang sering dijadikan tempat santai mamanya.

Jantung Jacky terpacu dengan keras, pandangannya jatuh ke mamanya yang sedang meringis kesakitan, kemudian beralih ke wanita yang menjadi istrinya- berdiri dengan tubuh bergetar takut.

"Kamu apa kan istri saya, hah? jawab!" Bentak papanya tepat di depan Lastri.

"Ssaayaa..."
Hampir saja sang papa menampar wanita itu..

"Pahh sakitt" rintih yang mama

Jacky yang mendengar rintihan sang mama pun menghampirinya.
"Ma,,, "

"Jack,, perempuan itu ingin membunuh mama" tunjuknya ke Lastri

Jacky menatap Lastri dengan tajam.

"Perempuan kampung ini memang harus di kasih pelajaran"desis sang papa

"Ceraikan dia Jack,, mama gak sudi melihat dia disini"

"Saya han,, hanya minta hak saya" ujar Lastri dengan suara bergetar. ia gigit bibirnya agar air matanya tidak turun di depan orang yang akan membuatnya semakin terhina.

Sungguh Lastri benci perasaan ini, dirinya begitu lemah dan sangat muda menangis.

"Diamm,, kamu tidak ada hak untuk bicara?" desis Hemawan

"Atau saya tampar kamu" ancamnya

"Tappii..." belum selesai bicara, Lastri sudah di tarik Jacky pergi. Langkahnya begitu cepat, dengan susah payah Lastri mengikuti.

Ketika melewati segerombolan pelayan yang menontonnya, banyak sekali mata yang melihatnya dengan pandangan menghina dan senyuman yang meremehkan.

Jacky menarik Lastri ke arah kamarnya dan setelah sampai di dorongnya tubuh Lastri hingga jatuh ke atas kasur.

Tidak hanya batinnya yang sakit tapi perut bagian bawahnya pun sakit, tidak sadarkan Jacky jika kini Lastri sedang Hamil? sebisa mungkin Lastri menahan rintihannya.
"Kuat sayang,, kamu kuatt"_ batinnya menjerit

"Apa yang kamu lakukan kepada mama saya?"

Dicengkeramnya dagu Lastri hingga perempuan itu mendongak.

"Bisakah kamu tidak bikin ulah?"desisnya tajam

Tatapan Jacky begitu tajam, kemarahan, kekhawatiran dan ketakutan menjadi satu.

Lastri balas tatapan Jacky, "Apa? memangnya saya melakukan apa?"

"Jangan pura-pura bodoh.., harusnya kamu tahu diri siapa kamu?" desis Jacky tajam

"Anda yang telah menghancurkan hidup saya, tapi kenapa saya yang di salahkan?"

Cengkraman di daku Lastri sedikit semakin kuat. membuat perempuan hamil itu sedikit kesulitan dalam bernapas.

SULASTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang