6

1.1K 58 15
                                    

Haii...
Maaf baru up,,

Terimakasih bagi reader yang selalu setia menunggu cerita ini up, jangan bosan- bosan ya hihihihi

Kuy,, langsung aja,,
Happy reading
.
.
.
.
.

"Untuk melihat seorang pria termasuk kategori brengsek atau tidak, cukup amati saja bagaimana dia berprilaku pada pasangannya"
.
.
.
.
.
.

ISTRI.. kata yang sangat berarti bagi fase kehidupan seorang wanita, di dalamnya ada sebuah kebanggaan status, perlindungan diri dan juga rasa dihargai. Namun, tidak bagi Lastri, kata -Istri- hanyalah sebuah status yang tidak berarti apapun.

Meskipun sudah menjadi seorang istri dari Jacky, kata "istri" tidaklah bermakna bagi Lastri. Jangankan dihargai dan dilindungi, statusnya saja disembunyikan karena bagaimana pun statusnya yang benar di rumah itu adalah seorang pembantu.

Sejak menikah, dia tidak pernah tidur sekamar dengan Jacky dan itu sungguh disyukuri oleh Lastri. Dia tidak peduli dengan kehidupan Jacky, biarlah dia dianggap sebagai istri durhaka, siapa orang gila yang mau menjatuhkan dirinya ke neraka? Tidak ada,, apalagi dia -sebagai orang yang sehat- tentu makin tidak mau berdekatan dengan keluarga Kuncoro.

Meski, dalam hati kecilnya ada sekecil rasa _tidak benar_ atas sikap acuhnya kepada Jacky, apalagi ibunya selalu mewanti-wanti agar dirinya bisa menjadi istri yang baik, penurut dan berbakti kepada sang suami, sebagaimana yang telah dilakukan sang ibu ketika bapaknya masih hidup.

Kadang terbayang, dia memiliki suami yang normal sehingga diapun bisa berprilaku sebagaimana layaknya seorang istri, yakni mengabdikan hidupnya hanya untuk sang suami dan anak-anaknya nanti. Keadaan itu pula kadang membuat Lastri sering merasa tidak enak hati. Namun, untuk melakukannya,, egonya lebih mendominasi karena baginya Jacky bukanlah sosok suami yang patut diberikan pengabdiannya.

Masih terngiang dalam ingatannya kejadian setelah ijab qobul selesai, setelah semua orang pergi hampir satu jam lamanya Lastri sendiri, ia masuk ke rumah utama. Tanpa mengedahkan keadaan rumah yang telah sepi, Lastri hanya ingin segera sampai ke kamar karena jam sudah menunjukan pukul setengah dua pagi. Memang, proses ijab kabulnya tidak seperti pengantin lain yang pelaksanaanya sangat normal. Ijab Kabul yang dia lakoni mungkin layak disandingkan dengan aktivitas pesugihan yang pelaksaannya tidak hanya tersembunyi tapi waktunya pun harus tengah malam agar aura mistiknya lebih terasa dan mujarab.

"Hey Lastri, tuh dipanggil den Jacky di kamar" belum sampai memutar engsel pintu kamar, seseorang mengintruksinya. Mau tak mau Lastri menghentikan langkah kakinya.

"Ngapain?"

"Ya mana gue tau, udah sono Lu, ntar ada masalah gua lagi ikut kena" Jawab Sinta -orang yang memanggil Lastri.
Dengan langkah guntai, Lastri menuju lantai dua, ada rasa takut dalam hatinya, namun tubuh dan hatinya yang sudah lelah tidak ingin terjadi masalah -lagi- sehingga mau tidak mau pun ia langkahkan kakinya.

Sesampai nya di depan pintu kamar Jacky, dengan perasaan ragu Lastri mengetuk pintu coklat muda itu, hingga tiga kali ia ketuk tidak ada respon, akhirnya ia pun berniat undur diri, namun sayang sebelum ia melangkahkan kaki, ada seseorang yang menarik tangannya hingga ia masuk ke dalam kamar.

Cekkleeekk.. bunyi pintu terkunci.

"Ngapain pelacur kecil kayak kamu kemari?" ujar Jacky -orang yang menariknya.

Lastri tatap tubuh Jacky yang hanya mengenakan kaos polos putih dan celana pendek berwarna krim."Maksudnya apa? kan situ yang_" Lastri seakan dasar, ada yang aneh di sini. namun sebelum lamunannya terhenti, tubuhnya sudah terdorong hingga jatuh ke atas kasur.

"Layani saya" tanpa menunggu jawaban Lastri, Jacky langsung mencium bibirnya dengan nikmat. kedua tangan Lastri ditarik Jacky hingga diatas kepala wanita ini dan dig

Sungguh.. saat ini Lastri tidak hanya diam menerima pasrah, dengan sekuat tenaga Lastri berusaha mendorong jauh butuh Jacky dari atasnya. Hal yang sia-sia karena bagaimana pun kekuatan Jacky lebih besar.

Kreekkk.. suara kain yang terkoyak.

"Sa.. saya..m..mohon..jjjjangann"

"mmmmmm" begitu asyik Jacky menyusu di dada Lastri, sedangkan tangan kirinya tak tinggal diam meremas lembut p*y*** Lastri.

"aku tau, kau pun menikmatinya"

"Anggap saja ini sebagai tugas pertama mu sebagai ISTRI"lanjutnya tak lupa sedikit senyuman miring hadir di bibir Jacky
Diarahkan tangannya ke inti Lastri yang masih tertutup. Jacky tertawa "Tuhh kan, basah"

"Gatel ya? iya?" ujarnya sinis

"Ttidak,, jjangann "

"Saya mohon jangan Denn" telat.. Jacky sudah melepaskan celana dalamnya, tangannya pun mulai mengobok-ngobok inti Lastri.
Sekuat tenaga Lastri menendang Jacky hingga Jacky jatuh ke bawah, kemudian dengan sisa tenaga yang ada Lastri berusaha turun dari kasur. Sayangnya baru beberapa langkah Jacky sudah merengkuhnya dalam pelukan, jangan lupakan umpatan-umpatan yang diberikan oleh Jacky.

PLLLAAAKKKK, PLLAAKKK

"Diam, Jalang" makinya. Kini Lastri tidak ada tenaga,, bibirnya pun sobek - tamparan Jacky pada pipinya sangatlah keras- hanya air matanya saja yang tidak hentinya mengalir.

Disisi lain, Jacky telah siap dengan senjatanya yang telah mengeras. diarahkannya ke tubuh Lastri.

"ehhhhhhh" lenguhnya. begitu nikmat yang Jacky rasakan.
Perlahan tapi pasti Jacky mulai memaju mundur kan pinggangnya dengan tempo yang semakin lama semakin cepat.

"ehhhh,, lepass" Jacky yang mendengar desahan Lastri pun secara spontan berhenti.

"Suka eh?" sinisnya.
Tidak dapat balasan dengan sengaja Jacky menghentakkan bokongnya dengan kasar.

"Eeehh" Jacky yang mendengarnya hanya tersenyum culas.

"Uuhhh.. pelan Den"lirih Lastri

"Apa jalang,, lebih keras? nih rasakan jalang!" Jacky terus menghentakkan pinggulnya begitu keras tanpa memperdulikan rintihan Lastri yang begitu tersiksa,, bukan kenikmatan tapi lebih pada rasa sakit dan terluka nya harga diri.

Setelah beberapa saat kemudian,, "uhh.. nikmatnya" erangan Jacky begitu keras, ketika spermanya telah habis tertelan rahim Lastri.

" sudah sana, pergi kamu,," ujarnya setelah bangkit dari tubuh Lastri.

"Jijik banget saya lihat muka kamu" tanpa berperasaan Jacky mendorong tubuh Lastri hingga jatuh dari kasur nya. lalu ia pun menyingkir kan selimut dan seprai yang telah kotor -akibat kegiatan yang mereka lalui- dan melemparnya ke Lastri.

"Cuci dan segera pergi dari kamar ini" iapun merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Lastri pun memakai bajunya dengan perasaan sakit, mau melawan pun percuma karena dia hanyalah orang kecil yang tidak memiliki apa-apa.
Sebelum Lastri keluar dari pintu terdengar suara Jacky yang menahan langkahnya.

"Ingat,, saya tidak mau melihat jalang seperti kamu masuk ke kamar saya lagi_"

Lastri hanya diam, diapun tidak sudi jika harus masuk ke kamar Jacky, tempat yang menjadi Saksi kebiadaban pria itu atas tubuhnya.

"_ dan sekalipun jangan pernah berharap akan pernikahan ini, karena sampai kapan pun saya tidak sudi memperistrikan gadis kampus kayak kamu"

Tanpa berbalik, Lastri langkahkan kakinya keluar dari kamar rasa neraka itu, " Tidak akan pernah" desisnya -membalas pernyataan Jacky" sebelum menutup pintu kamar dengan sedikit keras.

Blammm...

Sejak saat itu, sebisa mungkin Lastri berusaha untuk tidak berpapasan dengan suami abal-abalnya itu.
.
.
.
.
.

Segini dulu ya guys,,
Semoga bisa ngobatin rasa rindu kalian :)

Kuy jangan lupa vote dan komen ya.

SULASTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang