4

1.4K 52 7
                                    

Hai... Saya kembali..
Ada yang nunggu cerita ini gak?

Maaf ya lama gak up, kerjaan lagi banyak sis.

Oke langsung aja..
Happy reading
.
.
.
.
"Perempuan juga manusia yang memiliki hak untuk bersuara dan dihargai”
-sanglangit-

Entah sudah berapa kali Jacky mempermainkan tubuhnya, namun tak terlihat pria yang menggagahinya itu ingin menyudahi aktifitas nya. Jacky begitu semangat menggerakkan intinya di dalam tubuh Lastri. Begitu peri yang Lastri rasa, bukan hanya hati, namun di area selangkangan nya pun terasa perih dan panas. Senjata Jacky begitu besar dan panjang, dipaksa masuk ke dalam tubuhnya yang kecil dan tidak pernah tersentuh, tanpa memberikan waktu pria itu terus menggenjotnya dengan kasar.

'Ahh,, nikmat sekali kamu sayang" racau Jacky, ia begitu menikmati permainan ini.

"Sempitt,, kamu harus hamil sayang... hamil anakku"

" Jangan,, saya mohon jangan den"

"Cukup,, saya mohon cukup den" Lastri begitu tersiksa.

" Brengsek sudah cukup" dipukulnya tubuh Jacky, entah setan apa yang merasuki pria itu bukannya menyudahi, pria itu makin terangsang dan bersemangat menyetubuhi Lastri.

Hingga puncaknya, Jacky pun tidak tahan dan "Tidaaakkk" teriak Lastri
Terlambat sudah... Sperma sudah masuk dan dengan semangat berlari ke induk telur.  Ini sudah sekian kalinya Jacky mengeluarkan spermanya di dalam tubuh Lastri. Hancur sudah perasaan Lastri, pria brengsek itu begitu tidak punya hati, andai waktu bisa  diputar Lastri lebih memilih tidak mengindahkan Jacky, biarlah pria itu terjatuh dari tangga dan mati  secara mengenaskan.

Setelah beristirahat sebentar, tidak sampai sepuluh menit, Jacky memulai kembali, hingga akhirnya membuat gadis kecil yang sudah bukan gadis itu kehilangan kesadarannya.

***
Kicauan burung terdengar begitu nyaring, seluruh penghuni rumah sibuk dengan aktivitas masing-masing, seperti saat ini di ruang makan, sang majikan dengan nikmat menyantap hidangan di meja, sedangkan para pekerja kembali ke pekerjaan masing-masing sambil menunggu majikan mereka selesai makan.

"Jacky di mana?" tanya Herman- papa Jacky-

"Lelah paling Pa jadi telat bangun" jawab Hanni -mama Jacky

"Bangunkan" titah sang tuang besar, tanpa basa-basi Hanin pun langsung memerintahkan Siti untuk membangunkan Jacky.

Sesampai di depan kamar Jacky, Siti lalu mengetok pintu.
"Den,, Aden, ditunggu Tuan sarapan" Terus diulangi, namun hingga sepuluh menit tidak ada jawaban dari dalam.

"Duhh,, budek (tuli) paling ya"
Siti yang takut kena marah -jika kembali tanpa sang tuan muda- pun berinisiatif membangunkan Jacky secara langsung.  Diputarnya ansel pintu kamar Jacky, "eh,, tumben ga dikunci"gumam Siti.

Siti pun langsung memasuki kamar, namun... "Aaahhh.., Aass...astagfirullah.." teriak Siti spontan. Ia sangat terkejut  menyaksikan dua orang yang sangat ia kenal berada di dalam selimut yang sama yang sepertinya tanpa sehelai pakaian apapun.

Tak ayal teriakan Siti pun terdengar hingga keruang bawah. Tn. Kurcoro, pak Herman dan bu Hanni yang mendengar teriakan itupun langsung berlari ke tempat dimana Siti berteriak, sedangkan para maid yang kebetulan mendengar pun hanya bisa menatap lantai atas dengan rasa penasaran.

"Ada apa sih Sit?" Tanya pak Herman

"Hey kamu kira ini hutan teriak-teriak" omel bu Hanni seraya menampar bahu Siti

"I..itu" hanya itu yang bisa diucap Siti saking terkejutnya

"Apaan sih it.. "

"Astaga Jacky,, keterlaluan kamu!" belum selesai bu Hanni selesai bicara, terpotong oleh teriakan Tn. Kuncoro.
Bu Hanni yang mendengar teriakan sang papa mertua, menatap bingung Tn. Kuncoro yang sedang berjalan ke arah tempat tidur, sedangkan pak Hermawan hanya bisa diam dengan wajah yang merah padam- menahan amarah.

SULASTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang