Tidak mempedulikan Arga dan Zidan, Mika berbalik karena ingin ke kantor kepala sekolah yang pastinya dia tahu karena masalah apa. Namun sayangnya abang bangsat Mika asli ini tidak membiarkan begitu saja.
"Mau ke mana lo!"
Arga mencengkeram kuat pergelangan tangan Mika membuat Mika tanpa sadar meringis kecil.
"Gue lagi gak mau gelud sama lu ya! Lepasin... Atau tangan lu patah!" ancam Mika tentunya hanya dianggap angin lalu oleh Arga.
"S-sudah bang, Zidan gak papa kok" lirih Zidan dengan menunjukkan ekspresi kesakitan yang membuat Arga semakin marah.
"Liat! Semua gara-gara lo adek gue jadi kesakitan gini!"
"Gak usah lebay deh! Dia yang nabrak gue dia juga yang kesakitan! Seharusnya lu kalo punya otak tuh di pake dengan bener jangan cuma dijadiin pajangan doang! Lu pikir aja gimana bisa gue buat dia ngegelemper dilantai begitu sedangkan gue berada di depannya! INGET GUE DI DEPANNYA!! Noh ada cctv lu periksa!"
Mika menyentak tangannya lalu melihat pergelangan tangannya yang memerah kebiruan akibat cengkeraman kuat Arga yang bukan maen.
"Dan untuk lu anak pungut, di masa lalu lu boleh ngefitnah gue ini itu tapi di masa sekarang detik ini juga jangan harap semua rencana busuk lu itu mempan ke gue!! Oh, satu lagi, berhenti masang muka sok polos lu, JIJIK TAU GAK! Cuih"
Setelah mengatakan hal tersebut Mika lari begitu saja mengabaikan teriakan Arga yang menggelegar di kantin.
****
Brak
Mika menendang cukup kuat pintu kantor kepala sekolah tanpa mengetuk terlebih dahulu dan mengagetkan semua orang yang berada di dalam ruangan tersebut.
"Di mana sopan santunmu, Michael?!" bentak Derix dengan menatap nyalang putranya yang tidak punya sopan santun itu.
Mika mengendikan bahunya tak peduli, "Entah, mungkin dah hilang di makan waktu" balasnya acuh tak acuh lalu pandangannya menatap kedua siswi yang pagi tadi mencari perkara kepadanya.
"Kurang ajar! Dasar anak--"
"Pembunuh! Benar? Sudahlah gue muak sama kata itu terus yang bisa anda keluarkan!" Mika memotong ucapan kasar Cintara.
"Jadi ini anak kalian? Selain bermain kasar kepada perempuan juga tidak sopan kepada orangtua! Lihat! Karena kamu wajah anak saya jadi seperti ini!!" ujar Ibu Elsa dengan menunjuk-nunjuk wajah Mika.
'Gak emak gak anak sama aja suka nunjuk orang! Ntar ku tonjok muka peyot lu nangis nanti' pikir Mika memutar bola matanya malas.
"Rambut anak saya juga jadi begini! Tanggung jawab kamu!!" teriak Ibu Cecil.
'Emangnya gue hamilin anak lu gitu? Idih najis!'
"Maaf Tuan Derix dan Nyonya Cintara, anak anda sudah keterlaluan kepada putri kami hingga menjadi seperti ini. Saya sebagai seorang Ayah sangat marah melihat putri saya hancur karena anak anda" ujar Ayah Cecil.
"Benar, kami meminta hukuman yang berat untuk putra anda" timpal Ayah Elsa.
Sedangkan Derix dan Cintara wajah mereka merah padam merasakan harga diri hancur karena ulah anak mereka sendiri.
"Kenapa gue harus di hukum? Hey, yang salah anak kalian duluan. Dia melempar bekas permen karetnya ke rambut gue sampe jadi begini!" Mika menunjuk rambutnya yang terlihat tidak rata karena dia memotong tempat permen yang karet Cecil secara sembarang.
"Lalu anak anda yang sok jago ini datang-datang maen jambak rambut gue, gue aja gak ada salah sama anak anda. Cewek kok mirip bekantan"
"Jaga mulut kamu!" seru Ibu Elsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis Juga Berhak Bahagia!✔️ (TERBIT)
Teen Fiction[Beberapa part dihapus] Candra namanya remaja nakal yang hobi tawuran dan memiliki mulut cerewet saat pulang sekolah ia membeli sebuah novel karena tertarik dengan sampul covernya. Namun setelah dibaca novel tersebut ternyata tidak semenarik dari c...