AJBB - 08 [REVISI]✔️

35.6K 3.9K 772
                                    

Aslan menggendong tubuh adiknya dan membawa masuk ke dalam kamar mandi. Melihat bath up sudah terisi air dingin plus batu es kecil-kecil membuat Aslan mengerutkan dahinya bingung.

Pikirannya bertanya-tanya apakah adiknya akan sembuh atau mati seketika saat direndamkan air sedingin ini? Seperti itulah pikiran Aslan.

Rei memahami ekspresi sahabatnya lantas membuka suara, "Adik anda akan baik-baik saja. Memang seperti inilah metode yang dilakukan disaat seseorang terserang demam kelewat tinggi, beruntungnya pasien tidak mengalami kejang-kejang"

Aslan hanya mengangguk kecil.

Mencelupkan satu kakinya untuk merasakan betapa dinginnya air tersebut. Karena Mika tak kunjung sadar dari pingsannya jadi Rei mengusulkan agar Aslan ikut masuk ke air dingin itu untuk menjaga-jaga tubuh Mika tidak merosot.

Sebenarnya Aslan tidak perlu ikut masuk, cukup pegangi saja pundak adiknya tapi berhubung yang menjadi Dokter ini adalah Rei tentu saja Rei ingin melihat sahabatnya ini sedikit tersiksa. Karena Rei tidak menyukai sifat keluarga sahabatnya ini yang mementingkan orang asing dibanding keluarga asli.

'Sesekali nyiksa sahabat gak masalah, kan? Siapa suruh lo selama ini jadi patung figuran yang selalu diem saat Mika diperlakukan tidak adil oleh ortu dan adik lo itu!'

Sekedar info Rei ini sangat menyukai anak-anak, karena dia pernah mempunyai seorang anak meskipun 2 tahun lalu telah dipanggil Sang Maha Kuasa. Rei juga menyukai sifat Mika yang jujur dan baik, Rei sudah menganggap Mika seperti adiknya sendiri. Dan saat tahu Mika mendapatkan perlakuan tidak adil oleh orangtua serta saudaranya, Rei marah ingin berbuat sesuatu tapi tidak bisa karena dia tidak akan bisa menang dari keluarga Agraham.

"Oke, berendam saja selama kurang lebih 7 menit. Saya akan melakukan tugas lain dan meracik obat untuk tuan muda. Mampos lo!" Rei tersenyum sesaat sebelum keluar dari kamar mandi. Dan untuk kenapa Rei bicara sopan kepada sahabatnya sendiri karena saat ini dia menjadi Dokter maka sopan santun tetap digunakan meskipun terhadap orang yang dikenal.

****

Kembali ke ruang keluarga, terlihat Sagantio sedang memarahi putra dan menantunya yang dianggap tidak becus dalam menjaga anak sendiri.

"Apa kalian berdua tidak bisa menjaga kesehatan anak sendiri?! Orangtua macam apa kalian ini?!! Kalian lebih mengutamakan anak angkat dibanding anak kandung darah daging kalian sendiri!! Apa kalian tidak lihat betapa kecil dan kurus cucu Papa?! Sedangkan anak ini, lihat dia seperti anak babi sehat!"

Sagantio menatap benci anak yang berada dalam pelukan menantunya. Karena anak asing ini cucunya manisnya menjadi menderita. Ingin sekali Sagantio melenyapkan anak dihadapannya ini tapi dia tidak ingin mengotori tangannya.

"Cukup Pa!" bentak Derix tidak menerima anaknya disamakan seperti hewan.

"Siapa yang mengajarkan mu membentak orangtuamu sendiri, Derix!!"

Derix menatap kembarannya yang baru saja meninggikan suara kepadanya, selama dia hidup baru pertama ini kembarannya ini marah kepadanya. Dan jujur, Derix sedikit takut kepada Lyon.

Lyoncia Sakra Agraham adalah putra sulung Sagantio dan saudara kembar non identik Derix. Jika ditanya lebih seram Derix atau Lyon? Tentu saja Lyon, saking seramnya Derix pun takut karena kembarannya ini sedikit berbeda dari manusia lain. Dalam hal kewarasan.

"Ingin abang robek mulut lancangmu itu, adikku?" Lyon sangat tidak suka ada yang berkata kasar kepada Papanya, sebut saja Lyon sangat menyayangi Sagantio, hampir menjurus posesif.

Levi yang duduk dekat dengan Lyon dengan perlahan menggeser tubuhnya takut kena imbas. Abang satunya ini jarang sekali marah tapi sekalinya marah semua yang berada didekatnya akan terkena imbas.

Antagonis Juga Berhak Bahagia!✔️ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang