sampai di dekat warung mazen melihat rajen dan seorang laki-laki yang tengah berbincang "rajen"
sean yang melihat sontak menyemburkan air dari mulutnya untungnya tidak mengenai siapapun
"gila jorok banget" -rajen
"boleh pinjem rajen sebentar?" -mazen
"boleh lah bawa aja" -sean
mazen membawa rajen ke mobilnya "kenapa?"
"kok nanya kenapa si, panas tau"
"cuma temen"
"ya panas aku ga bisa kayak gitu sama kamu"
"di mimpi"
"masa di mimpi doang aku juga mau di real lifenya"
"yaudh mau apa?"
"give me kiss"
"selain itu"
"hug me"
rajen pun menarik mazen agak kasar hingga mazen berada di pelukannya, walaupun ia sangat ketakutan tapi ia bisa mengontrol ketakutannya
"jantung kamu cepet banget, salting ya"
"diem"
"oh oke nyaman"
💞💞💞
mazen pun kembali memeluk rajen yang sudah mau melepasnya "jangan di lepas dulu, kiss nya belum" ucapnya yang sudah memasang wajahnya "tunggu nikah aja" elak rajen memalingkan wajahnya, tanpa mendengarkan ucapan rajen mazen mencium pipi kanan rajen membuatnya membulatkan matanya terkejut
"sebagai ganti tadi di mimpi ga jadi, aku penasaran sebenernya ada yang kamu sembunyiin kan?"
"ga gaada"
"aku liat kamu selalu jaga jarak sama cowo, bahkan kemaren kamu ngelarang aku buat buat meluk kamu, sekarang kamu ga mau natap aku tadi juga kamu ga natap temen kamu. kamu ada trauma sama cowo?"
'dia peka banget si'
"kayaknya kita kelamaan ninggal-"
"jangan mengalihkan pembicaraan jen, i wanna know about you"
"buat apa?!"
mazen terkejut karna rajen menangis sembari membentaknya, mazen membawanya kedalam dekapananya agar rajen tenang "BUAT APA ZEN BUAT APA AKU KASIH TAU kelemahan aku" lanjut rajen dan memelankan suaranya di kalimat akhir namun sempat terdengar oleh mazen "maaf" ucap rajen berusaha mengontrol kembali emosinya
"jangan minta maaf terus jen, aku yang minta maaf kamu nangis karna aku, i'm so sorry" ucap mazen berkali-kali mengecup kepala rajen
"maaf"
"gapapa rajen"
"maaf, maaf, maaf"
mazen terus mendengar kata maaf dari mulut rajen ia menarik dagu rajen dan melumat bibir rajen dengan lembut
di sisi lain sean tengah kebingungan karna rajen tidak juga kembali "pacarnya marahnya lama bet kesepian nih gua"
setelah pasokan udara rajen habis mazen memutuskan tautan mereka dan menempelkan dahinya dangan dahi rajen
chup~
bunyi renyah dari mazen yang mengecup lagi bibir rajen "jangan ngerasa bersalah rajen" ucapnya kembali memeluk rajen 'gua harus cari tau sendiri' batin mazen dan mempererat pelukannya
mazeng diam-diam mengambil ponselnya dan mengirim chat pada seseorang tanpa di ketahui rajen, rajen yang nyaman di dekapan mazen sampai tertidur di dalamnya "tidur? haha senyaman itu ya" ucap mazen dan membiarkan rajen tidur di pelukannya ia sibuk memainkan ponselnya
🌫🌫🌫
"ga usah sok kuat deh kamu itu lemah, ga usah sok cantik juga"
"kayak ada aja yang mau sama kamu"
"bosenin banget si jadi cewe, freak banget"
"kita batal nikah aja aku ga cinta sama sekali sama kamu, aku cuma kasian"
"zen" ngigau rajen memegang baju mazen dengan kuat "jen kanapa? aku di sini"
"mazen don't leave me"
"ofcourse babe why?, kamu mimpi buruk ya"
"MAZEN" teriak rajen yang membuatnya langsung terbangun dan menatap mazen yang panik "why? kamu mimpi apa?" tanya mazen khawatir sedangkan rajen masi terdiam dan masi mengingat mimpinya tadi dan membuatnya menjadi lemas
'dia tidur malah buat dia tambah takut gua harus bertindak cepet'
"kamu mimpi buruk tentang aku? rajen it's just bad dream kalo gitu gimana kalo aku percepat aja pernikahan kita"
"kamu terima perjodohan kini karna kasian sama aku?"
"ya engga lah jen, aku ga sejahat itu"
rajen lagi-lagi mengeluarkan air matanya hari ini dia terlalu banyak menangis "rajen aku tau kamu ada masalah yang sampe-sampe bisa bikin kamu kayak gini bahkan kamu tidur aja kamu masi ga tenang, mau aku bawa ke psikolog?"
"mazen masalah aku sepele doang kok, semua orang bilang gitu kalo masalah aku ga seberat mereka"
"rajen masalah orang beda-beda, buat orang lain masalah kamu sepele tapi buat kamu ini masalah besar, kamu juga butuh bantuan. ibaratnya kamu udah terluka tapi ga mau berobat ke dokter trus gunanya dokter apa"
"engga zen masalah aku sepele"
"ga ada masalah sepele bisa buat orang yang ngalaminnya sampe trauma kayak kamu, percaya sama aku kita ke psikolog ya"
rajen menjawabnya dengan gelengan ia masi di hantui oleh pemikiran bahwa masalahnya sepele dan bisa ia hilangkan
🔥🔥🔥
malam ini di ruang tengah mazen tengah berbincang serius pada ayahnya tentang pernikahan ini
"dad aku mau pernikahannya di percepat"
"2 minggu itu udah waktu yang cepat zen"
"aku ga tega liat rajen yang selalu ketakutan dad, dia selalu ketakutan sama hal apapun di balik mukanya yang dingin dan datar dia sebernya ketakutan"
"kamu terima dia karna kamu kasian?"
"no dad, daddy kok sama aja pemikirannya kayak rajen"
"dengan perilaku kamu yang kayak gini semua orang bisa nilai zen"
"ya tapi aku terima rajen bukan karna kasian dad, because i love her"
"minggu ini kamu udah fitting baju sama rajen zen"
"trus pernikahannya seminggu lagi?"
"iya, itu udah waktu paling singkat"
di tengah-tengah perbincangan mereka ada seseorang yang ingin bertemu dengan mazen dan membahas apa yang mazen suruh
ia memberikan berkas berisi tentang kehidupan rajen, mazen membacanya dengan terkejut 'semenyakitkan itu hidupnya' mazen melempar berkasnya ke meja saking terkejutnya
"jadi dia di bully habis-habisan waktu sd?! cari tau namanya, orang tuanya dan kerjaan orang tua nya apa CARI TAU SEMUA" ucap mazen dengan penuh emosi, mazen yang memang anak tunggal kaya raya dari perusahaan yang paling terkenal dan sukses bahkan cabang perusahaannya ada di mana-mana bahkan sampai luar negri
"mazen calm down kontrol emosi kamu"
"I can't dad, I can't dad aku ga terima"
"daddy tau tapi kamu harus tenang"
mazen pun pergi menuju kamarnya agar ia bisa menenangkan dirinya
'jadi masalahnya dia kayak gitu, pantesan aja dia selalu ketakutan'
mazen pun memejamkan matanya agar ia lebih tenang lagi 'i love her and I don't want her to get sick'
maaf kalo ada kesalahan kata yang menyinggung atau apa, semoga sukaa😉
KAMU SEDANG MEMBACA
I found you in the dark [hiatus]
Teen Fictionaku menemukanmu di kegelapan dan hanya kamu yang bersinar -[maaf kalo ada yang salah-salah atau ga masuk akal]