~10~

7 2 13
                                    

mazen menatap mata rajen dalam sedang senyuman tipis "because i love you"  jawab mazen dan mengecup bibir raum rajen "itu jawaban aku, dan orang yang kayak kamu itu butuh bantuan dan kasih sayang biar kembali bangkit jalanin kehidupan" lanjutnya panjang lebar

rajen meneteskan air matanya mendengar ucapan mazen "apa alasannya kamu cinta sama aku?" tanya rajen lagi "gatau, ga ada alasan" jawab mazen tegas rajen langsung memeluk mazen erat dengan senang hati mazen membalas pelukan rajen

"lanjut pas udah nikah ya sekarang gimana kalo kita ke dapur buat siapin makan malem buat kalian" ucap ibunya rajen dan membuat rajen dan mazen menoleh namun tidak melepas tautannya "2 hari lagi jen" ucap mazen menggoda rajen dan mampu membuatnya tertawa "waah ketawa bu udah sembuh yaa" ucap mazen lagi dan mereka pun tertawa karna candaan sederhana mazen

"mah orang dingin bisa bercanda ya lucu deh" ucap rajen mengusap kepala mazen, sedangkan mazen dan ibunya yang melihat terkejut karna perubahan rajen dan yang paling terkejut adalah mazen yang sebelumnya tidak pernah melihat rajen tertawa kini ia melihat rajen tertawa karna nya dan ia hanya bisa menahan saltingnya agar tidak heboh

mereka pun makan malam bersama ayah rajen yang melihat rajen keluar kamar terheran-heran "kamu kasi apaan zen sampe rajen bisa terkontrol lagi?" tanya ayahnya pada mazen "ga kasi apa-apa yah" jawab mazen apa adanya

sehari sebelum pernikahan, mereka sama sekali tidak bertemu dan tidak saling mengabari karna katanya itu adalah hari pengimpitan entah untuk apa mereka hanya menurut saja

sedangkan mazen dari pagi sampai sekarang ia sama sekali tidak terlihat bersemangat

"kamu kenapa ga semangat gitu? besok kan hari pernikahan kamu zen"

"aku ga ketemu rajen, jadi ga semangat mom"

"bucin"

hari H setelah mereka resmi menjadi sepasang suami-istri mazen membawa rajen ke rumahnya sendiri, malam yang sangat canggung mereka hanya saling diam sembari menatap langit-langit atap rumah

dan akhirnya mazen memberanikan diri untuk memeluk rajen "tidur jen" ucapnya dengan suara khasnya yang tepat di telinga rajen, dan mereka pun tertidur dengan saling memeluk

pagi hari di kehidupan yang baru rajen bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan untuknya dan mazen yang sekarang menjadi suaminya

pinganggnya terasa berat ia melihat tangan mazen masi setia memeluk pinggangnya "zen lepas" ucap rajen namun mazen malah mempererat pelukannya "ntar jen" jawab mazen

beberapa menit kemudian ponsel mazen berbunyi tertera nama orang suruhannya dan membuat mazen refleks bangun dan keluar dari kamar 'aneh banget'

"bagus saya ke sana sebentar lagi"

mazen measuki kamarnya dan tidak ada rejen di kasurnya "rajen kamu mandi?" tanya mazen dan terdengar suara shower dari dalam kamar mandi

selesai mandi dan tidak lupa memakai baju yang sudah ia bawa rajen keluar dan melihat mazen yang berbaring memainkan ponselnya "kamu mau keluar?" mazen menoleh dan melihat rajen yang sudah rapih "boleh ya aku ada urusan sebentar" jawab mazen dan mendapat anggukan dari rajen "aku siapin sarapan dulu"

rajen yang sedang menyiapkan sarapan terkejut karna mazen memeluknya kembali "maaf ya aku harus pergi dulu, padahal tadinya hari ini mau sama kamu aja" ucap mazen dan hanya di balas deheman saja dari rajen

"mau kemana emang?"

"nanti aja aku bilangnya"

"kamu rencanain sesuatu yang aku ga boleh tau?" tanya rajen membalikan tubuhnya menghadap mazen, sedangkan mazen hanya diam menempelkan keningnya dengan kening rajen "kamu boleh tau, tapi ga sekarang"

mazen menungu jey datang di ruangan kunjung kantor polisi, tak lama jey pun datang lengkap dengan seragam tahanan, karna kasusnya bukan hanya pada rajen saja banyk korban lain yang ia siksa

"gimana? enak?"

"punya masalah apa lu sama gua"

"perempuan yang dari dulu kamu pukulin itu istri saya, dan saya ga akan pernah lepasin orang sebejad kamu"

"oh si lemah rajen itu istri lu? pake apa dia sampe lu mau sama dia"

mazen menahan emosinya agar tidak melayangkan tinjuan padanya "oh iya lemah? trus kamu bisa masuk sini karna siapa, kalo bukan rajen yang lapor" jawab mazen sinis di tambah smirk nya yang menambah kesan seram pada dirinya, sedangkan jey mengepalkan tangannya saat hendak melayangkan tinjuan tangannya lebih dulu di tepis oleh mazen, polisi yang juga mengawasinya pun menjauhkan jey dari mazen

"gua keluar dari ini lu orang pertama yang gua bunuh"

"percaya diri banget bisa keluar dari sini"

setelah menemui jey mazen langsung pulang dan menemui rajen yang tengah membaca novel di ruang keluarga ia memeluknya dari samping dan menaruh kepalanya di pundak rajen

"jen tau ga"

"ga"

"jey yang mukulin kamu ternyata korbannya banyak banget tau"

"ga peduli"

"trus kamu mau tau ga dia sekarang"

"ga"

"di penjara"

rajen menutup bukunya dan menoleh pada mazen yang berwajah gembira "di penjara?, kok bisa"

"ada yang lapor"

"kamu?"

"menurut kamu"

rajen membelakan matanya terkejut "hebat" pujinya namun nadanya datar dan wajahnya kembali datar "kamu niat muji ga si"

🌜🌜🌜

malam ini mazen kembali memeluk rajen yang tengah berusaha tidur setelah selesai belajar untuk lomba nanti "mazen aku mau tidur" ucap rajen yang melihat tingkah suaminya seperti anak kecil

"nonton film duluuu, the medium kata nya si seru"

"horor?"

"iyaaa ayoo nonton"

"besok sekolah"

"ck pulang sekolah bilang aku ya nanti aku jemput trus kita ke bioskop di mall deh buat nonton the medium" ucapnya cepat

"hmm, tidur-tidur"

mazen pun tidur di dekapan rajen layaknya anak kecil yang di temani tidur oleh ibunya

🍑🍑🍑

pagi ini seperti biasa rajen memasuki kelasnya dengan wajah dingin dan datar tak lupa earphones di telinganya dan tangan yang ia masukan ke dalam kantong saku di rompinya

*sample image

"RAJEEEENNN AKHIRNYA LU KE SEKOLAH" -aruna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"RAJEEEENNN AKHIRNYA LU KE SEKOLAH" -aruna

"bacot anjir kecilin kek suaranya, ya boleh si teriak tapi jangan di kuping gua juga" -sean

"apa si pens komen aja deh"

"weh jen lu udah gapapa?"

"gapapa"

"gapapa kenapa?"

'mereka udah baik banget sama gua, bahkan mereka percayain rahasianya ke gua masa gua engga'

"jen napa lu?"

"gapapa udah"

maaf kalo ada kesalahan kata yang menyinggung atau apa, semoga sukaa😉

I found you in the dark [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang