34

7.4K 1K 702
                                    

Jangan lupa vote teman teman biar gua semangat upnya!

***

Brak!

Tubuh kecil itu ambruk dilantai koridor kelas 11. Mata cewek itu mengerjap melihat siapa pelakunya.

Tiga orang cewek dengan seragam yang ketat berdiri sambil melipat tangannya di dada. Tidak lupa senyum miring ketiganya.

"Masih sanggup bangun lo cupu? Gue kira kaki lo udah terkilir atau bahkan... patah tulang?"

Sembari mengibaskan roknya agar debu tidak menempel, Salsa berkata, "gue gak selemah itu."

Bola mata Citra menyipit, "bacot lo, pelakor!"

Brak!

"HAHAHAHA lo pantes dapet itu!" seru Zahra, sahabat Citra.

Salsa menghela nafas pasrah. "Seminggu terakhir ini keknya gue seneng-seneng aja tanpa lo."

"Ya iya lah. Gue liburan ke Canada lo asik mepetin cowok gue disini."

Lagi dan lagi, Salsa hanya bisa bersabar menghadapi Citra yang sangat terobsesi pada Rayhan.

Salsa kembali berdiri lalu berjalan membelah ketiga cewek didepannya. "Gak punya sopan santun ya lo!"

"Awhh." Ringis Salsa saat rambutnya yang dikuncir rapi ditarik oleh Citra.

"Dasar anak miskin gak punya attitude!" Citra seolah sedang me-roasting dirinya sendiri.

"Orang tua lo ngapain aja sampe lo bisa sekolah disini?" senyum remeh dari Citra terus tercetak jelas.

"Jual tanah? Atau jual rumah?"

Jiwa songong Citra muncul begitu saja setelah lama ia tidurkan.

Merasa paling kaya, paling pintar, paling cantik, paling hits, paling segalanya adalah bakat Citra yang paling menonjol.

Kesabaran Salsa menipis tetapi ia tetap berusaha tersenyum tulus pada Citra dan kedua sahabat. Jika kaliam penasaran Jerry kemana. Ia memutuskan untuk keluar dari geng Citra karena sudah sadar Citra bukan orang baik. Good job, Jerry!

Ayo berikan tepuk tangan pada uke kita yang satu itu!

"Atau jual dua-duanya? Jual tanah sambil jual rumah!"

Ia menarik senyum miringnya lalu kembali melipat tangannya didada. Citra seolah memandang remeh Salsa dihadapannya.

Warga sekolah mulai mengerumuni keempat cewek itu. Banyak yang prihatin pada Salsa karena harus berurusan dengan manusia seperti Citra. Namun, ada juga yang mendukung Citra tentu orang yang iri dengki sudah melampaui batas wajar. Bodoh!

Salsa mengambil alih waktu yang tersisa sebelum bel masuk berbunyi.

"Teetttt, salah dua-duanya."

Ia lebih mendekat pada Citra lalu memainkan rambut Citra.

"Orang tua gue gak jual apapun." ujarnya tanpa melihat mata Citra yang sedang menatapnya kesal.

RAYHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang