35

6.2K 916 679
                                    

Ayo vote dulu sebelum membaca biar guanya semangat up! Tinggalkan jejak dichapter ini teman-teman!

Sorry telat bangett, gua sibukk sekolah soalnya udah kelas 12. Ada yang sama? Kalau ada gua cuma mau bilang semangatt dan rajinn belajarrr!!!

***

30 menit berlalu, nafas teratur Rayhan bisa dirasakan oleh Salsa. Salsa menyelesaikan tugasnya setelah sentuhan terakhir satu menit yang lalu.

Setelah menutup laptop, Salsa memperbaiki posisi kakinya agar tidak keram. Ia mengelus kepala Rayhan lembut.

Seulas senyum membenahi wajahnya. Ia menatap wajah Rayhan lamat lamat, senyumnya bahkan tidak pudar sama sekali.

Salsa mengalihkan pandangannya saat hpnya berbunyi. Ia mendapatkan pesan dari seseorang yang membuat ia sibuk sendiri.


"Gak!"

Salsa terkejut, ia menatap Rayhan kembali. "Mimpi?" gumamnya.

Tak lagi bersuara, Salsa kembali memperhatikan hpnya. Jemarinya sibuk menari-nari diatas layar kaca itu.

"Gak hikss..."

Rayhan terbangun setelah bermimpi. Anehnya, ia menangis.

"Gak mau sayanggggg," ujar Rayhan sambil menangis dan berusaha untuk duduk.

Salsa yang tidak tahu apa yang terjadi hanya menatap Rayhan heran. Sedangkan Rayhan sudah menangis bahkan matanya hampir memerah.

"Sayangg, aku gak mau ihhh," rengeknya seraya mengusap matanya yang berair.

Salsa menarik tangan Rayhan lalu memeluknya. "Kenapa? Kamu kenapa?"

"Ihh eng-gak mau!"

"Gak mau apa sih? Aku gak paham."

"I-ituu hikss."

Salsa mengelus punggung Rayhan untuk menenangkan. "Cerita pelan-pelan."

Rayhan mengurai pelukannya lalu mengusap matanya seperti anak kecil. Ia bercerita sambil sesenggukan dan sesekali cemberut.

"Ka-kamu tadi ma-mau mutusin a-aku huaaaaa." Tangisnya lagi.

"Gak mau sayanggg," rengeknya.

Salsa mengerutkan dahinya, "kapan?" herannya.

"Tadi di mimpi, hiks."

Salsa tersenyum masam terus menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Hanya karena mimpi?"

Rayhan terus mengusap matanya layaknya anak kecil yang tidak dibujuk saat menangis. Ia sesekali menatap Salsa lalu cemberut dan airmatanya kembali mengalir.

"Ka-kamu jahatt!"

Ia berbalik badan lalu menunduk dan menumpukan wajahnya diatas meja. Bahunya bergetar pertanda ia masih menangis.

Salsa mencepol asal rambutnya yang tergerai. Ia berdiri lalu berjalan untuk duduk didepan Rayhan. Sambil menumpukan wajahnya dimeja seperti yang Rayhan lakukan.

"Hey."

Rayhan tak menggubris, ia sama sekali tidak berniat mengatakan sepatah kata pun. Ia merajuk?

"Aku gak mutusin kamu, 'kan itu cuma mimpi doang," ujar Salsa sambil memainkan rambut Rayhan.

"Bener?"

Akhirnya Rayhan bersuara, Salsa tersenyum. "Lihat sini dulu coba."

Rayhan mengubah posisinya namun tetap menumpukan wajahnya dimeja. Kini ia bertatapan dengan Salsa.

RAYHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang