39

5.1K 769 1K
                                    

Heloo, bestieee
Gimana? Gua ga php lagi kan hahaaa, kemarin kemarin itu gue php karna lagi sibuk. Sorry, ya?

Happy reading, bestiee!!

***

Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi dari beberapa menit yang lalu. Namun, masih banyak yang belum pulang karena hujan. Termasuk Salsa, hatinya yang sedang tidak baik-baik saja ditambah dengan lantunan lagu di earphone nya membuat suasana hatinya semakin tidak menentu.

"Salsa!"

Tidak ada satupun yang bisa mengganggu ketenangan Salsa kali ini. Ia memang mendengar teriakan itu walaupun kurang jelas. Ia yang sedang menyembunyikan wajahnya ditumpukan tangannya sama sekali tidak tertarik menoleh ke sumber suara.

"Rayhan nyariin lo!"

Damn

Seketika perasaan Salsa tidak tenang. Hanya dengan nama Rayhan bisa mengusik ketenangannya. Ia mengangkat wajahnya. "Dimana?"

"Apanya?" tanya Alisa.

"Dia."

"Disana."

Alisa menunjuk kearah pintu. Arahan jari Alisa tepat ke Rayhan. Salsa menatap sejenak lalu melepas earphone nya. Ia memasukkan earphone dan hp nya ke tas lalu memakai cardigannya.

"Katanya gak mau ketemu sama dia."

"Emang siapa yang mau nemuin?"

"Lo."

"Jangan sok tahu!" sarkas Salsa.

Salsa menyandang tas nya lalu berjalan kearah pintu dengan tatapan lurus kedepan. Rayhan tersenyum sambil melambaikan tangan pada Salsa. Namun, ada yang aneh. Rayhan tidak mendapat balasan senyum dari Salsa.

"Hai."

Rayhan menyapa Salsa dengan girang seperti biasanya. Tapi, Salsa malah melewati Rayhan begitu saja tanpa melirik Rayhan sedikit pun.

"Sal, tunggu."

Tangan Rayhan berhasil meraih tangan Salsa. Dengan cepat Salsa melepaskan genggaman Rayhan ditangannya.

"Kamu ke---."

"Gak kenapa-kenapa."

Kaki Salsa ingi melangkah lagi namun lagi lagi Rayhan menahannya. "Kalau aku ada salah bilang jangan kek gini."

"Pikir aja sendiri."

Ia berpikir sejenak sebelum akhirnya kembali berucap. Rayhan berpindah kedepan Salsa. "Sayang."

"Gak usah sok akrab."

Dahi Rayhan mengerut, "aku pacar mu, Sal."

Salsa tidak menghiraukan Rayhan. Ia berjalan cepat menembus hujan yang sudah mulai reda. Rayhan tidak tinggal diam, ia berlari mengejar Salsa.

"Sal, aku anterin, ya? Hujan loh ini."

Tidak menjawab. Ia terus berjalan tanpa mendengarkan ocehan-ocehan Rayhan yang sudah berada disampingnya, melirik pada Rayhan pun ia tak berminat.

Rayhan hampir frustasi. Ia mengusap wajahnya kasar. "Nanti kamu sakit, sayang. Ayo aku anter."

"Sok peduli."

Dua kata itu mampu menembus telinga Rayhan walaupun terdengar sangat pelan.

"Ya pedulilah. Kamu pacar ku."

"Pacar karna taruhan?"

Deg

Jantung Rayhan rasanya berhenti berdetak dalam beberapa detik. Sekelebat rasa aneh menyambar hatinya. Hatinya ikut teremas seperti hati Salsa. Langkahnya tiba tiba berhenti. Ia memandang punggung Salsa dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Bahkan untuk mengatakan satu kata pun, bibirnya terasa tak mampu.

RAYHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang