Sembilan

13.3K 1.8K 148
                                    

Author POV

Di saat Lisa mulai melumat bibirnya, lalu memperdalam ciuman mereka. Yang Jennie sadari hanyalah satu hal pasti. Lisa telah membuat nyata sebuah mimpi yang selama ini sangat Jennie inginkan.

Jennie semakin membusungkan dada ketika satu tangan Lisa naik membelai rambutnya. Ciuman mereka sedikit berantakan, sebab Jennie belum ada pengalaman apapun tentang ini.

Lisa meraup kembali belah bibir Jennie. Tak memberi jeda untuk Jennie dapat bernafas barang sedetik saja. Ia memasukkan lidahnya, memiringkan wajah dengan sensual.

Lisa lantas menyeringai, ketika kedua netra mereka bertemu dengan tidak sengaja.

Suara kecupan terus terdengar. Hanya dalam hitungan detik, Jennie sudah bisa menyeimbangi. Refleks Jennie melingkarkan kedua tangannya pada leher jenjang Lisa.

Kali ini Lisa membiarkan Jennie memainkan bibirnya. Membebaskan apapun yang Jennie ingin lakukan. Lisa lalu membelai lagi pipi Jennie. Hingga sampai Jennie tiba-tiba menarik kerah seragam Lisa. Membuat tubuh keduanya otomatis semakin melekat.

Ini mulai gawat ketika Lisa merasakan Jennie yang bergerak semakin liar. Belah bibir gadis itu mendadak mengeluarkan lenguhan seksinya.

Lisa yang seratus persen sadar, ia pun perlahan-lahan melepaskan tautan bibir mereka. Diakhirinya dengan sebuah kecupan. Termasuk mengecup pipi kiri serta pipi kanan Jennie.

Sedangkan Jennie yang baru menyadari perbuatannya, lekas-lekas ia memeluk kembali leher Lisa. Di sana Jennie menggigit bibir, sambil berusaha mengatur pernafasan dengan senyuman manisnya.

"Mulai nakal ya kamu." Lisa menyentil ujung hidung Jennie.












•••••
Author POV

Jam menunjukkan pukul setengah enam sore. Udara yang dirasakan saat ini sudah lumayan dingin. Langit-langit pun telah berganti warnanya menjadi lembayung.

Bertempat tinggal di daerah ibu kota bukanlah suatu hal yang Jennie banggakan, kadang ia muak dengan suara berisiknya manusia. Jennie selalu bermimpi suatu saat dirinya akan pindah ke pulau yang lebih banyak keindahan alamnya dibandingkan penduduknya.

Bukan Jennie membencinya. Hanya saja, ia tidak suka.

Saat ini mereka berdua masih berada di dalam mobil. Padahal posisi mobil Lisa sudah sampai di depan halaman rumah Jennie.

Lisa juga sedikit tidak mengerti mengapa gadisnya ini mendadak menjadi tidak bersemangat ketika awal mereka memutuskan untuk pulang.

Satu tangan Lisa mengusap kepala Jennie. Gadis yang kini berstatus sebagai kekasihnya. Dengan menyandarkan kepalanya pada bahu Lisa, Jennie tengah cemberut. Mengekspresikan wajah tanpa ada tersenyum.

"Turun yuk? Aku anterin sampe masuk rumah ya?" Suara halus Lisa bertanya.

"Ga mau." Jennie menggeleng singkat.

Dieratkannya lagi kedua pelukan tangannya pada tubuh Lisa. Menikmati aroma parfum Lisa yang masih melekat di sana, membuat Jennie menjadi tak ingin berada jauh-jauh darinya.

"Kalo aku udah masuk rumah, kamu bakal langsung pulang?" Jennie menengadahkan tatapannya ke arah Lisa.

"Iya, nanti aku langsung telfon kamu kalo aku udah sampe di rumah." Jawab Lisa.

"Taeyong jadi nginep?"

"Ngga sayang, sesuai permintaan kamu."

Lisa tersenyum, kemudian ia mengecup pucuk kepala Jennie dengan sepenuh hati.

BODACIOUS - JENLISA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang