22 - Peluk hm?

5.6K 445 9
                                    

Happy Reading

22 - PELUK HM?

Jauhkan kata 'hm' dari gue! Bukan apa-apa si, masalahnya gue meleyot tsay- Alena

___________

Kini Alena, Ael beserta inti Alister lainnya sudah berada di rooftop sesuai isi chat dari Kenan. Mereka semua sedang duduk di sebuah meja bundar, banyak cemilan disana.

Ael mengambil keripik lalu memakannya. "So? Ada apa lo manggil gue sama Lena?"

"Jadi--"

"--ALISTER RESMI MAU NGADAIN SUNMORI YEAYY!" pekik Asep memotong ucapan Kenan sembari berjingkrak ria.

Kenan menatap Asep tajam. "Gue gak suka omongan gue dipotong sembarangan Sep," ucapnya dengan datar.

Asep menunduk. "Maaf, gue seneng banget Bang."

Kenan tak menghiraukan, pandangannya kembali tertuju pada Alena dan Ael. "Kalian jadi kan mau ikut?"

"Jadi, Senin ini kan?"

"Hm," Al yang menjawab.

Alena menatap sekitar. "Ini gak ada yang kesini selain kalian gitu?" tanya Alena.

"Maksudnya Len?"

"Maksudnya, ini kan tempat yang umum untuk digunakan semua warga sekolah, mereka semua memiliki hak yang sama. Tapi kok gue liat-liat, cuman kita-kita aja." jelas Alena.

Rey mengangguk paham. "Gak tau sih, mungkin mereka takut kalo ada kita," jawabnya cengengesan.

"Setuju, padahal kami gak pernah ngeklaim Kak." sahut Asep yang di benarkan Aldo.

"Sebenarnya dulu sempat mau di sewa sama Kenan, maklum horkay. Cuman dari pihak sekolah gak ngizinin Len." Aldo tertawa saat mengingat bagaimana Kenan mengusulkan untuk menyewa rooftop ini, bahkan sempat ingin membelinya, pihak sekolah bahkan menyuruh Kenan untuk mengulangi perkataannya saking terkejutnya.

Alena tertawa kecil. "Ada-ada aja lo Ken,"

Kenan mendengus sembari memakan kacang. "Ya habisnya, keburu gue suka sama tempat ini, banyak kenangan Len."

"Kenangan apa? Kenangan bolos?" timpal Ael tertawa keras diikuti yang lain.

"Bolos juga kenangan tau El, contohnya ini." Aldo berdiri merentangkan tangannya dan berputar seolah dunia ini adalah miliknya.

"Kalian bolos?" tanya Alena.

Mereka semua mengangguk lalu tiga detik kemudian menggeleng.

"Kenan izin ke toilet, Asep izin ngangkat telepon, Rey izin buang sampah, gue izin beli pulpen." tutur Aldo menjelaskan alasan mereka agar diizinkan keluar kelas.

Ael mengerjab tak menyangka. "Kalo Al, izin ngapain?"

Al mengendik bahu acuh.

About AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang