32 - Pengkhianat?

4.6K 377 10
                                    

32- Pengkhianat?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

32- Pengkhianat?

"Mau ikut gak?" tanya Al.

Alena menaikkan alisnya. "Kemana?"

"Rahasia,"

"Dih, main rahasia-rahasiaan, gak asik lo!" cetus Alena.

Al terkekeh. "Gue jamin lo bakal suka,"

Alena menimang-nimang sebentar lalu mengangguk setuju.

"Tapi besok, hari ini nanti kemaleman, gak baik,"

"Loh kenapa?"

"Angin malam, nanti lo sakit,"

Alena menggigit bibir bawahnya. Mengalihkan pandang ke arah lain. Bagaimanapun juga, Alena hanyalah gadis biasa yang bisa merasakan salah tingkah jika mendapatkan perhatian seperti itu.

Setelah merasa tenang, Alena menatap Al kembali.

"Ngomong-ngomong, motor kalian gimana?" gadis ini mengalihkan pembicaraan.

"Kenan bakal masukin ke bengkel langganan kami," jawab Al.

"Moga nodanya bisa hilang,"

"Pasti bisa,"

Ting!

Ponsel Alena mendapatkan notif, segera ia membukanya.

"Tiktok?" bingung Al setelah sedikit mengintip eh tidak sengaja melihat.

"Biasa, Ael suka nonton vidio tiktok di ponsel gue. Gak mau buang-buang penyimpanan katanya, malah ponsel gue yang jadi korban. padahal bisa beli penyimpanan. Cuman, dia gak mau," Alena mengendik bahu acuh lalu memasukkan kembali ponsel ke dalam sakunya. Tadi itu notif dari orang yang memfollow akunnya.

Dari sini, Al sudah yakin jika hubungan Alena dan Ael sangat dekat. Ada sedikit rasa aneh dan miris di tubuhnya, melihat orang yang ia sukai akrab dengan yang lain.

'Gue kenapa?' batin Al.

Maklum, Al belum pernah merasakan hal seperti ini. Huftt, sepertinya Al harus menggali ilmu lebih dalam kepada Aldo, sang Buaya.

Lo cemburu dodol! -ele (author)

"Eh Al, lo belum makan-kan?" Alena ingin menawari cemilan yang di tangannya. Tadi, saat Kenan memesan pizza dan pasta, Al menolak dengan alasan tidak ingin.

"Belum,"

"Mau--"

"Belum makan, karena gak di suruh Ayang," lanjut Al memotong Alena.

Alena melongo seketika. Tangannya terdiam tak bergerak di udara.

What the fuc*???? OMG! Crazy! I-ini Alresh? Alresh Dirgantara kan?  No! No! No! Iya bukan kan?!

"A-apa tadi?" tanya Alena memastikan pendengarannya. Bahkan gadis ini menyelipkan rambutnya ke telinga agar mendengar lebih jelas.

"Belum makan, karena gak di suruh Ayang..?" dengan santai Al menurut untuk mengulangi ucapannya tadi.

Al menatap gadis ini bingung. Ada yang salah kah dari ucapannya?

"Kenapa?"

"Darimana lo tau Ayang-ayangan?" tak mungkin Al menjadi alay, jika tidak ada yang mengajarinya.

"Aldo, dia bilang sekarang lagi viral," jawab Al polos sambil menggaruk tengkuknya.

Alena tertawa kencang. Benarkan dugaannya, ternyata buaya itulah yang sudah mengajari Al. Gadis itu menampar pelan Al.

"Lo aneh kalo bilang gitu," geli rasanya jika mendengar Al baloknya mengatakan itu. Walau sudah mencair xixixixi.

"Aneh ya?"

"Iya,"

Al tersenyum licik. Mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Alena.

"Ayang, ayang, ayang, ayang---"

Mata Alena melotot, tangannya mendorong wajah Al.

"ALLLLL," teriakan Alena melengking hingga ke penjuru markas.

*****

Di belakang markas Alister, seorang  cowok sedang mengendap-endap berjalan dekat dengan semak-semak itu. Cowok yang memakai kalung berantai itu sedang melirik-lirik sekitar guna memperhatikan keadaan jika ada orang lain selain dia.

Aman

Menghela napas, ia merogoh sakunya untuk mengambil ponsel. Mencari nama seseorang di kontaknya lalu menekan ikon telepon.

"Halo Tuan, saya memiliki sedikit info," ucapnya sembari terus melirik-lirik sekelilingnya.

"Katakan, apa yang kau dapatkan," jawab orang di seberang sana dengan dingin.

"Mereka semua sedang berada di markas tepatnya di ruang khusus Inti, sepertinya ada hal yang sangat penting untuk mereka bicarakan, Tuan."

"Lalu! Apa urusannya dengan ku?" dari nadanya saja, sudah terdengar tidak suka.

Ia meneguk ludahnya susah. "T-tuan, bukan itu pointnya, t-tetapi sudah beberapa hari kebelakang ini, mereka membawa 2 orang baru,"

"S-secepatnya saya akan memberitahu tentang apa yang mereka bicarakan, Tuan."

Di seberang sana, sang penerima telpon menyeringai. "Tanpa kamu cari tahupun, Saya sudah tau," tatapannya berubah menjadi datar. "Dan, cari tau sedetail-detailnya mengenai 2 orang itu!"

"Si--"

Sebelum  selesai menjawab, telepon sudah dimatikan sepihak oleh orang di seberang sana.

"--ap, ck! Untung bos gue, kalo bukan dah gue bogem tuh orang!" kesalnya lalu pergi dari sana dengan mulut yang senantiasa mengungkapkan berbagai hewan di kebun binatang.

Meninggalkan seseorang yang termenung melihat dan juga mendengar jelas percakapan yang terjadi tadinya.

"Dia.. pengkhianat?"

"Oh my gosh! G-gue gak nyangka!" pekik nya lalu segera beranjak dari sana.

******* Bersambung


A/n:

P
P
P

Cuman mau bilang, dari awal deskripsi cerita. Disana sudah tertera bahwa cerita ini :

[Romance - misteri - humor - teka teki]

Enjoy!


Sekian terimagaji..

Salam


VOTE! TEKAN BINTANG

About AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang