44 - Kandang Lawan

3.7K 369 45
                                    

Kembali lagi dengan Alena dan kawan-kawan..

Sebelum baca silakan Vote dulu, sebagai apresiasi kalian terhadap author..

Tarik napas buang.. Jangan gugup baca part ini..

*******

• Happy Reading •

44 - Kandang Lawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

44 - Kandang Lawan

Biasanya, waktu yang singkat lebih terkesan istimewa..

Puas berkeliling mall dengan gembira. Alena dan Al memutuskan untuk pulang. Ditambah hari sudah mulai malam, matahari juga tenggelam. Jam pun telah menunjukkan pukul 20.00 Wib.

Di mobil. Alena tak berhenti bercerita tentang apa yang hari ini ia lewati. Al menanggapi dengan senyuman.

"Asli! Nanti kita kesana lagi, ya?" tanya Alena dengan binar dimatanya.

"Iya, Lena," jawab Al.

Alena tersenyum lebar. Pandangannya menatap jendela mobil. Lampu-lampu di jalanan menyala, diikuti oleh petak cahaya pada bangunan-bangunan bertingkat. Sangat indah.

TING!

Dering notifikasi ponsel Alena mengambil perhatian. Gadis itu segera membaca pesan yang masuk. Matanya membola antara kaget ataupun senang.

Alena berdehem. "Al, nanti di persimpangan kita belok kanan, ya?"

Al melirik sekilas. Mengapa belok? Lurus saja lebih baik. Itu tidak akan memakan waktu yang lama. Bukannya tidak ingin berlama-lama dengan Alena, hanya saja cowok itu tidak ingin Alena kedinginan. Untung saja, mereka menggunakan mobil.

"Kenapa? Nanti kelamaan kalo kita jalan sana,"

"Disana juga sepi, Alena." lanjut Al.

"Disana ada tempat kayak cafe, kan? Gue mau beli sesuatu." pinta Alena. Wajahnya memelas.

Al mengangguk pasrah. "Siap cantik!"

Alena tersenyum paksa. Tas yang berada pada pangkuannya ia lempar kepada cowok itu. "Mata lo cantik!" kesalnya.

Al tertawa kecil. Kembali menaruh tas Alena pada gadis itu. "Jangan di lempar,"

"Terus? Mau gue sendiri yang gampar?" tantang Alena.

"Nggak, udah diem," Al membungkam mulutnya. Fokusnya kembali pada jalanan.

Sesuai permintaan Alena, di persimpangan ia belok. Hingga berhenti sedikit jauh pada sebuah cafe itu. Dari sini Al dapat melihat, cafe tersebut sudah tutup. Al bahkan baru tau di sini ada tempat seperti itu.

Al menatap Alena. Gadis itu bahkan tidak peduli dengan cafe-nya. Yang membuat Al aneh adalah, mata Alena menjelajahi sekitaran.

"Lena?" Cowok itu menepuk pundaknya.

About AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang