PEMBERITAHUAN
METANOIA AKAN TERBIT TANGGAL 14 JULI 2023 YAITU BESOK DI PENERBIT TEORI KATA PUBLISHING
Hai semua aku update lagi sesuai janji aku kemarin, mau bilang terimakasih buat yang udah baca dan terimakasih banyak buat yang udah vote dan komen☁️Semoga kalian suka part ini heheheh maaf kalau ada salah kata, aku terima kritik kalian kok ☁️
Harusnya hari ini update Redemansi dulu, tapi Redemansi belum sampai target jadi aku update METANOIA. Ditunggu vote dan komennya☁️
Sepulang sekolah, Cia tidak langsung pulang ke rumah seperti murid yang lain. Gadis itu memilih untuk duduk di halte sembari menunggu langit mendung menurunkan hujannya, bodoh sekali kan seorang Cia. Jika yang lain segera bergegas pulang saat akan turun hujan, namun tidak bagi Cia. Ia menyukai hujan, sangat suka karena dirinya dapat menangis dengan puas tanpa takut terlihat lemah.
"Mau jual diri?" suara yang tidak asing lagi untuk gadis itu. Cia meremas rok sekolahnya untuk menyalurkan rasa takut, takut jika Sky menyakitinya lagi.
Sky berdecak saat tidak mendapatkan jawaban dari lawan bicaranya, "Ayo pulang, mumpung gue lagi baik," ajak Sky.
"Gak mau," tolak Cia.
Mendengar penolakan langsung dari Cia membuat Sky tertawa remeh, "Gue tau. Lo mau ketemuan sama om-om lagi kan? Belum cukup uang yang dikasih bokap gue? Butuh berapa? Gini aja, per-malam bayaran untuk tubuh lo berapa? Biar gue yang sewa," sederet kalimat pertanyaan yang merendahkan Cia membuat gadis itu marah, mengapa Sky mudah sekali mengucapkan kalimat-kalimat tidak baik itu.
"Aku gak seperti apa yang kamu katakan kak Catur!"kini Cia berdiri dan memberanikan diri menatap lawan bicaranya.
"Aku juga punya rasa sabar kak, mau sampai kapan kak Catur rendah in harga-"
PLAK!
"Lo punya harga diri?"
"KAK CATUR STOP!" Cia berteriak menyalurkan rasa amarahnya selama ini.
Sky menampar pipi Cia hingga sudut bibir gadis itu mengeluarkan darah, "Berapa kali gue bilang untuk gak panggil gue dengan panggilan itu SIALAN!"
"Maaf."
"Apa maaf? Ayo lawan gue lagi, tadi lo berani banget nge jawab bahkan teriak didepan gue."
PLAK!
Sky kembali melayangkan tamparan di pipi Cia hingga pipi gadis itu memerah bahkan terdapat darah di sudut bibir gadis itu.
Sky menatap tajam Cia yang kini terduduk tepat dihadapan kakinya, "Kapan lo mati."
Cia menangis mendengar tiga kata yang di lontarkan oleh Sky, mengapa cowok itu sangat ingin kematiannya? Mengapa Sky membenci dirinya? Ia salah apa?
Belum cukup luka dari Sky, setibanya dirumah Cia kembali mendapatkan pukulan dari sang Papa.
KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA (TERBIT)
Ficção Adolescente[SELESAI] BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Mati, dia mati itu impian gue. Cewek pembawa sial kayak dia hanya akan menghambat masa depan gue, dia terlalu rendah untuk gue, ingat itu." *** "Kak Catur." "Berapa kali gue bilang sama lo? JANGAN PANGGIL...