💓

1.2K 115 4
                                    


".....Lia? ar u oky?"
Tanya Aila yg melihat Lia.

"Ya,kita balik sekarang ya."

Karena merasa aneh melihat sikap Lia yg seolah tdk terjadi apa-apa, Aila berusaha memastikan lagi karna dia yakin tdk ada seorang pun yg akan baik-baik aja setelah mengalami hal seperti tadi.

"Lia...Lia,stop liat aku."

"Km bener-bener ga apapa?"
Tanya Aila lagi dan menghentikan aktivitas Lia.

"Iya,gapapa udh biasa."
Jawab Lia mengalihkan pandangannya dari Aila.

"Nga ada yg bisa terbiasa sama hal kaya gitu,papah km bisa aja mukul km tadi."

"Aku tanya lagi,liat mata aku dan jawab....ar u okey?"

Kali ini Lia tdk menjawab apapun dan masih menghindari mata Aila.

"Look at me...."
Sambil sedikit memaksa Lia melihat padanya.

"Km bisa keluar sebentar,aku ga bisa liat mata km sekarang."
Jawab Lia tetap memalingkan pandangannya.

"Why? Kenapa? Kenapa ga bisa?"
Tanya Aila semakin heran.

Cukup lama sampai Lia menjawab alasannya dan Aila hanya menunggu sampai Lia mengatakan sesuatu.

"Aku ga bakal bisa nahan ini didepan mu."
Jawab Lia dg nada yg bergetar....

"Kenapa km nahan itu....km bisa luapin semuanya didepan ku."

Kata Aila sambil mengelus pipi Lia......secara perlahan mata Lia mulai tertuju pada mata Aila.

"Gapapa....km ga perlu tahan semuanya."

Dan benar saja sesaat Lia memandang mata Aila,hatinya meluluh dan air matanya berjatuhan.

~

Lia langsung memeluk Aila,dia tdk ingin Aila melihat lebih dari itu. Dalam pelukannya Aila bisa tahu jika Lia menangis meskipun tdk bersuara. Bagaimana tidak Lia memeluknya dg erat,nafasnya tdk teratur,dan tubuhnya yg gemetar. Bagaimanapun Lia menyembunyikan itu Aila pasti tau jelas.

Aila yg selama ini tdk pernah melihat Lia yg sangat rapuh seperti sekarang ini,membuatnya semakin tdk ingin melepas Lia.




"Aku nga akan ngelepasin Km."

"Aku pengen di samping km waktu km terpuruk,aku pengen jadi tempat mu bersandar seperti saat ini."

"Selama ini km selalu terlihat tegar untuk menjadi sandaran ku, selanjutnya aku yg akan menjadi tempat mu berkeluh kesah."

Pikir Aila




Hanya beberapa menit Lia sudah mulai mereda. Lia segera memberi jarak pada Aila dan membalikkan badan menyembunyikan wajahnya merahnya sehabis menangis.

"Udh lega...."
Kata Aila yg tiba-tiba memeluk Lia dari belakang karena merasa gemas dg tingkah Lia yg menyembunyikan wajahnya.

"Hm..."

"Kita pulang sekarang ya."
Kata Lia masih di posisi sebelumnya.

"Sekarang? Tp bentar lagi malem, gapapa?"

"Km ga cape,kita juga abis keluar tadi kan."

"Gaapapa...."

"Ya udh,aku jelasin ke tante dulu."
Kata Aila dan segera melepaskan pelukannya.

"Makasih.....buat hari ini."
Kata Lia menahan tangan Aila yg melingkar dari belakang.

"Makasih juga.....cup"
Jawab Aila dengan secepat kilat mencuri ciuman di pipi Lia.




Aila menjelaskan kepada tante/ibu izzie situasinya.....tak perlu panjang lebar untuk menjelaskan hal itu,dan setelah meminta izin mereka segara berkemas.

Tanpa berpamitan pada papah Lia,mereka keluar sampai di depan mobil diantar oleh ibu Izzie.

"Tante minta maaf ya buat kejadian tadi......"

"Gapapa kok,mungkin emng lagi emosi aja."
Jawab Aila.

Sedikit berbasa-basi sebelum pergi dan Lia menitipkan pesan untuk izzie yg sedari tadi tdk keluar dari kamarnya

Akhirnya mereka menaiki mobil dan segera pergi.

Tentu saja Aila ingin menanyakan berbagai hal pada Lia.

"Apa Lia selalu diperlakukan seperti itu olh papahnya?"

"Apa papahnya selalu menghina Lia seperti itu?"

"Apa Lia mendapat kekerasan dari papahnya?"

"Bagaimana dia bisa menahan semua itu dulu."

"Aku mungkin paham kenapa Lia tdk pernah cerita,tp tetap saja ini diluar dugaan."

Pikiran Aila sibuk dg semua pertanyaan yg tdk satupun keluar dari mulutnya itu.


"Hal seperti itu udh biasa dari dulu, maaf ga pernah cerita."
Kata Lia yg tau Aila pasti khawatir tentang itu.

"Km bisa tanya apa aja,bakal aku jawab sekarang."

"Nga perlu,semua orng pasti pengen ngelupain hal-hal buruk."
Kata Aila yg seketika semua pertanyaan dalam kepalanya tadi hilang,dia sudah tdk butuh penjelasan lagi.

"Km bisa nahan semua itu dan sampai di titik ini.....km sudah melakukannya dg baik."

"Tp mulai saat ini km tdk perlu lagi menahan apapun, aku di sini,km bisa meluapkan semuanya pada ku."
Kata Aila sambil menggenggam dan mengelus sebelah tangan Lia.




Perjalanan pulang itu tdk memakan banyak waktu,karena dimalam hari kondisi lalulintas cukup normal.....diwaktu yg tdk cukup lama itu Aila tertidur sampai mereka sudah sampai di tujuan.

Karena posisi tidur di kursi mobil tdk nyaman Aila terbangun.
Berusaha menyadarkan dirinya,melihat sekeliling dan menyadari jika mereka sudah sampai di depan gedung apartemen tepatnya didepan caffe.

Tp disebelah Aila kosong. Menyadari Lia tdk ada di sebelahnya Aila spontan menoleh kanan kiri untuk mencari Lia

Aila melihat punggung Lia yg sedang didepan kasir caffe....Aila cukup lega karena menemukan sosok yg dicarinya tadi.

"Kenapa mereka terlihat akrab satu sama lain......kayaknya Lia bilang kalo cuma sekedar kenal..."

Batin Aila yg melihat Lia mengobrol dg cowo pelayan caffe yg selalu mereka temui di pagi hari.

"Trus kenapa tuh cowo malem-malem gini juga masih kerja,ga ada shift apa y."

Aila mulai sedikit kesal karena cowo itu terlihat berusaha akrab dg Lia.

~

Akhirnya kekesalan itu berlanjut sampai Lia sudah kembali masuk ke mobil.

"Km udh bangun.....mau coffee milk?"
Kata Lia melihat Aila yg tadinya tertidur sudah membuka matanya.

"Km tadi pules tidurnya, jadi nga aku bangunin...."
Kata Lia lagi....tp karena Aila merasa tdk lagi mood,Aila tdk memberi jawaban apapun.

"Km kenapa? Cape tidur di mobil?"

"Nggak kok,biasa aja."

"Biasa aja tp sambil manyun gitu.....cupp"
Kata Lia sambil mencium punggung tangan Aila.

"Udh yuk jangan manyun manyun."
Kata Lia tanpa melihat ekspresi wajah Aila yg sudah memerah dibuatnya.











I Fell on You Part.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang