Revenge 14

2.2K 383 40
                                    

Happy Reading!
Tekan bintang🌟 untuk nextnya, ya.💜











Tuuuuut! Tuuuuuuuuut!

Sasuke mengerutkan dahinya dengan mata terpejam. Suara kereta yang sedang berjalan, serta tubuhnya yang bergetar pelan, membuat banyak pertanyaan berkeliaran di dalam kepalanya. Ia pun membuka matanya setelah lama berdiam diri, lalu bertanya, "Kenapa kita naik kereta?"

Sakura yang sedang memerhatikan pemandangan lewat jendela, menoleh ke arah Sasuke yang duduk di sampingnya. "Tentu saja untuk pergi bulan madu," jawabnya riang.

Raut bingung terlukis di wajah Sasuke. "Aku tahu. Tapi, bukankah tujuan kita—"

"Sasuke-kun tenang saja ...," sela Sakura sembari memeluk lengan Sasuke, "permintaanku untuk pergi ke luar negeri, hanyalah sebuah taktik," lanjutnya kalem.

"Taktik?" tanya Sasuke tak mengerti.

"Ya." Sakura mengangguk. "Aku sedang berusaha menjauhkanmu dari biang masalah."

Apa yang Sakura katakan, semakin membuat Sasuke bingung. "Aku tidak mengerti apa maksudmu."

Mata zamrud Sakura melirik ke segala arah——tidak ada begitu banyak penumpang di gerbong kereta yang ia dan Sasuke naiki. Pandangannya kembali pada Sasuke, dan ia menyandarkan kepalanya pada bahu suaminya itu. "Nee, apakah Sasuke-kun tidak sadar ... kalau ada seseorang yang sudah berniat buruk padamu?"

Sasuke tertegun mendengarnya. "Kenapa kau bisa yakin?" tanyanya.

"Feeling," jawab Sakura pelan. Bibir Sasuke terbuka, lalu tertutup kembali; tak tahu harus berkata apa.

"Aku sedang berusaha untuk mengelabuhi orang itu dengan caraku sendiri, karena aku yakin ... orang itu tidak ingin Sasuke-kun bahagia," ungkap Sakura, ia mengusap dada bidang Sasuke pelan. "Aku harap Sasuke-kun percaya padaku."

Sebelah tangan Sasuke meraba-raba, hingga akhirnya berhasil menemukan tangan Sakura, ia menggenggamnya erat. "Aku percaya padamu."

Sakura mengulas senyum manis, dan balik menggenggam tangan Sasuke. "Arigatou."

Keadaan menjadi hening. Sakura memerhatikan dagu Sasuke. Sampai detik ini, rencananya berjalan mulus. Sandiwaranya yang akan pergi ke luar negeri dengan pesawat, tidak diketahui oleh siapa pun, bahkan oleh Kakashi.

Ketika asisten pribadi suaminya itu mengantarnya ke bandara, ia berpura-pura memasuki boarding room, dan menunggu Kakashi pergi. Setelah tidak ada tanda-tanda diawasi oleh orang lain, ia membawa Sasuke pergi dari bandara, dan menggunakan taksi; menuju stasiun kereta api.

Dalam benak Sakura, ia curiga pada Shin——paman Sasuke sendiri. Dari gelagat pria paruh baya itu, serta semua tingkahnya yang menyebalkan, membuatnya yakin kalau Shin mempunyai niat buruk pada Sasuke. Tapi, karena ia tidak mempunyai bukti, ia tidak bisa menuduhnya di depan Sasuke. Ia tidak mau Sasuke salah paham padanya.

Pandangan Sakura beralih ke arah jendela, dan ia mengerjap, mendapati salju yang disinari oleh cahaya matahari. "Waaaah. Sasuke-kun! Sepertinya, salju akan segera mencair. Musim semi akan segera tiba," katanya senang.

"Souka (begitu)." Sasuke mengulas senyum tipis. "Kau terdengar gembira."

"Tentu saja!" Sakura mengangguk penuh semangat. "Dengan begini ... aku bisa menemukan tubuh—" Bibirnya langsung terkatup rapat, terkejut dengan apa yang ingin ia katakan.

Kedua alis Sasuke menyatu. "Menemukan tubuh ... apa?"

Mata Sakura bergerak gelisah, ia menatap Sasuke, lalu beralih ke arah lain secara berulang-ulang. "Bagaimana ini! Aku hampir saja mengatakan akan menemukan tubuhku yang jatuh ke jurang!" kalutnya dalam hati.

Beautiful Revenge (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang