PART 01

193 112 35
                                    

HAPPY READING
------------

Ada dua remaja yang berbeda gender sedang bergelut dengan bola basket, dari jam pertama sampai  perpindahan jam untuk istirahat. Bayangkan apa kah mereka tidak capek? Oh jangan di tanya, jelas Meraka capek tapi tidak ada yang ingin mengalah di antara mereka. Sampai terdengar teriakan seorang gadis yang begitu senang.

"Yee,, gua menang," sorak gadis kesenangan,
Gadis itu pun berlari menuju lawannya.

"Lu kapan bisa menang lawan gua," tanya gadis itu dengan sedikit mengejek.

"Gua pernah menang iya lawan lu,"jawab pemuda itu tersenyum miring.

"Halah, lu menang dengan cara curang Ar."

"Gak, gua gak pernah curang."

"Arya, bohong itu dosa gak baik," ejeknya sambil terkekeh geli.

" Lu duduk aja, deh El gak capek apa?"

"Mengaku kalah?" El pun mendekati Arya dan duduk di sampingnya.

"Iya gua kalah,"putus Arya, dari pada harus berdebat dengan gadis satu ini.

" Oke jangan lupa traktirannya, bapak Arya."

"Iya Elevana diem deh gua capek."

Mereka pun duduk selonjoran di tepi lapangan, tadi mereka sedang olahraga karena hari ini adalah pelajaran pak Ari sang guru olahraga, dan materi Meraka adalah basket. Uhhh...Elevana sangat seneng karena materinya adalah yang di sukainya iya apa lagi kalo bukan basket, ketika pelajaran pak Ari selesai dia gunakan untuk bertanding dengan Arya, yang menang akan mendapat traktiran dari yang kalah dan lihat sekarang Elevana yang menjadi pemenangnya. Arya memang jarang sekali menang melawan gadis itu jika tidak curang maka Arya tidak akan menang melawannya. Pikiran saja bagaimana seorang akan menang jika melawan pemain basket yang handal seperti gadis itu,dia adalah salah satu tim basket di SMA Garuda, dan dia yang sering membangkang sekolahnya dengan tim-nya.

Sekian lama terdiam gadis itu pun membuka suaranya.
"Ar kantin yuk, haus gua."

"Yaudah yuk." Arya pun bangun dari duduknya sembari mengulurkan tangan untuk membantu gadis itu berdiri.

" Kak Arya," panggil seorang gadis cantik, dia adalah adek kelas Meraka dari kelas 10.Oh, ayo lah siapa yang tidak tertarik dengan seorang Arya putra Aditama putra tunggal dari tuan Bagas Aditama ini, lihatlah dari ujung kaki sampai kepalanya begitu sempurna bukan, tubuhnya yang begitu tinggi dan sedikit berisi, kulitnya kuning Langsat, wajahnya yang tampan, bibirnya yang merah, hidungnya yang mancung, matanya yang tajam, bulu mata yang lentik, alisnya yang ah sudah cukup tak bisa ku bayangkan lagi, sangat sempurna dimana kaum hawa yang sialnya bersahabat dengan seorang Elevana gadis cerewet ini.

"Hay cantik," sapa Arya

"Kakak haus kan ini aku ada minuman buat kakak." gadis itu dan menyodorkan air mineral itu.

"Makasih iya cantik." arya pun mengambil minuman itu dengan senyuman andalannya, gadis itu pun histeris melihat Arya yang tersenyum, tidak tau saja dia bahwa Arya adalah playboy cap kapak

"Aa... sama sama kak jangan lupa diminum iya," ucap gadis itu seneng.

"Pasti."

"Iya udah aku pergi dulu dah kak Arya," gadis itu pun meninggalkan Meraka berdua dengan senyum yang masih mengembangkan. El hanya menatap Meraka dengan malas dia sudah tau kelakuan sahabat nya ini  yang selalu menggoda wanita.

El pun menyenggol lengan Arya
"Ayok laper gua, keburu bel gak bisa makan deh," tinggalnya

Arya pun menyusul El berjalan dari koridor yang cukup ramai, bagiamana tidak bel istirahat sudah berbunyi dari beberapa menit yang lalu dan kini koridor sekolah pun di isi dengan murid-murid yang ingin bersantai dan makan siang.

Sudah cukup lama berjalan kini mereka sudah ada di meja kantin. El sedang duduk menunggu Arya untuk memesan makanannya, setelah beberapa menit Arya pun datang dengan pesanan Meraka dan memberikan nya pada El

"Nih makan." Arya pun menyodorkan bakso untuk El

Kini Arya sudah duduk di depan Elevana dan memakan nasi goreng miliknya, sendok El sekarang berada di nasi goreng Arya. Tapi pemuda itu tidak pernah mempermasalahkannya, karena itu sudah menjadi kebiasaan meraka. Mereka berdua memesan makanan yang berbeda, bisa di bilang meraka berdua jarang sekali memesan makanan yang sama. Jika el memesan nasi goreng maka Arya harus memesan yang lain, pernah sekali El dan Arya makan di sebuah warung. El melarang nya untuk memesan sesuatu yang sama.

"Ar kalo mesen makanan itu jangan yang sama."

"Kok gitu?" Arya menjawab dengan dahi yang sedikit berkeringat.

"Gini deh gue pesen nasi goreng nanti lu pesen mie goreng aja gimana?"

" Gua gak mau gua laper El."

"Ih nanti lu ambil punya gua juga istilahnya join kan enak."

"Lu kalo mau mie goreng pesen juga lah."

"Ih nanti gak abis, inget Ar berbagi itu nikhmat, "ujarnya sedikit lebay

"Nikmat pala lu."

"Oke oke, lu pesen nasi goreng nanti gua mie goreng, tapi nanti gua minta dikit punya lu, lu juga boleh makan punya gua ok,"putusnya

"Terserah Lu aja."

"Gitu donk."

  Dari situlah kebiasaan Meraka dimulai hingga saat ini.

Arel (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang