PART 18

15 14 69
                                    

Happy reading
🌻

Mereka bertiga menuju cafe yang ada di kawasan itu tak jauh dari SMA Pancasila. Mereka memesan makanan Arya pun tak lupa memberikan satu keresek cemilan untuk El. Satu keresek yang berukuran sangat besar El sangat kegirangan dengan hal itu.

Ketiganya juga mengobrol masalah pertandingan tadi dan Kia trus saja memuji El.

Dreeett dreeett
Ponsel El bergetar di atas meja ia segera mengangkatnya.
"Ya dan?"
***
"Di cafe"
***
"Masih dikawasan SMA Pancasila"
****
"Oke, di tunggu"
****
"Hati hati." Lalu El memutuskan sambungan telpon bersama Dandi.

"Siapa?" Tanya Arya.

"Dandi." Iya pun meletakkan ponselnya kembali di atas meja.

"Ngapain?"

"Mau kesini,"

"Ngejemput lu?"

"Ya." El manjawab sambil mencomot kentang goreng yang masih setengah.

"Pulang Ama gua aja," Ajak Arya pada El. Sepertinya Arya rindu membawa atau berboncengan dengan El.

El yang mendengar ucapan Arya mengarahkan pandangannya ke arah pemuda itu yang juga tengah menatapnya. "Gua kesini kan sama Dandi ya kali pulang Ama lu." Jawab El yang masih menatap Arya. Apa dia tak ingat kalo dia kesini bersama Kia.

"Iya apa susahnya pulang Ama gua."

El dibuat melotot gara gara jawaban dari Arya dengan kesal El menendang tulang kering Arya untung saja iya duduk tidak terlalu jauh dari Arya. Jadi dengan mudah El menendang tulang kering pemuda itu.

"Aduuhhhh,,," Arya meringis gara gara ulah El. Arya pun menatap El yang hanya biasa biasa saja di tatap oleh Arya. Malah El dengen santainya meminum jus dan menyenderkan punggungnya di tempat duduknya.

"Kamu gak papa?" Tanya Kia yang bedara di sebelah Arya.

Arya pun menatap Kia yang tengah bertanya padanya. Iya jadi ingat bahwa ada Kia disini dan dia juga kesini bersama Kia.

"Iya gak papa kok." Jawab Arya berbohong, karena El menendang tulang keringnya dan Otomasi itu masih sangat nyeri.

Arya kembali menatap El yang masih menatap dan tengah menikmati jus nya. Pantas saja El tak ingin di bawa pulang olehnya itu karena iya kesini bersama Kia.

Karena Arya tak kunjung mengalihkan tatapannya dari El. gadis itu pun mengangkat sebelah alisnya pertanda kalo iya bertanya pada Arya. Tapi Arya menjawab dengan sebuah gelengan sambil mengelus kakinya yang masih nyeri.

Karena mereka hanya terdiam Kia pun izin untuk ke toilet dan meninggalkan mereka berdua.

"Kenapa lu tendang kaki gua?" Tanya Arya kesal.

"Menurut lu?" Bukannya menjawab El malah bertanya balik.

"Iya, jangan di tendang juga, sakit tau."

"Lu sih jadi cowok kurang peka." Ketus El.

"Lu kan bisa ngasih tau gua, bukan di tendang." Jawab Arya tak terima.

"Itu gua kasih tau." Balas El santai.

"Dengen cara di tendang?"
El hanya mengguk sebagai jawaban.

Tinggg
El segera meraih ponselnya untuk melihat pesan dari Dandi. Selsai membalas pesan Dandi iya pun bersiap siap untuk memakai Hoodienya hingga menutupi sebagian pahanya bahkan hanya kelihatan lejing hitam yang membungkus kakinya. Celana basket yang El kenakan hampir tak terlihat oleh Hoodie kebesarannya.

"Udah gua mau pulang dulu." El pun membereskan barangnya.

Kia yang baru datang bertanya pada El."kamu udah mau pulang El?"

"Iya Ki, makasih traktirannya gua keluar dulu." Jawab El yang bergegas untuk keluar.

"Iya kamu hati hati ya." Ujar Kia.

"Iya, bay." El pun keluar dari cafe itu.
Arya hanya menatap kepergian El.

"Kamu gak jadi nganterin El pulang?" Tanya Kia pada Arya. Sebab Arya masih saja duduk disana.

"Eh,, enggak.'' jawab Arya sambil menggeleng kepalanya.

"Kenapa?"

"Kan aku kesini sama kamu. Jadi harus pulang nya sama kamu." Jelas Arya.

"Aku bisa naik taksi kok Ar."

"El juga kan udah ada jemput Ki. Jadi gak ada alasan aku nganterin dia pulang."

Kia pun hanya mengguk mendengar jawaban El. Iya juga tak ingin membuat semuanya rumit toh dia juga orang baru didalam persahabatan El dan Arya.

Di luar cafe El segera menemui Dandi yang berada di atas motornya. Dengan menenteng keresek merah yang di penuhi cemilan ringan yang Arya berikan padanya.

"Sori ya Dan" ucap El tak enak pada Dandi. Dandi hanya mengguk sebagai jawaban sambil menyodorkan helm El dari tangannya. El pun mengambil dan memakainya lalu beralih naik ke jok belakang motor Dandi.

Di tengah perjalanan El iseng bertanya pada Dandi agar tidak hanya diam di atas motor.

"Capek Dan?" Basa basi El.

"Gak." El hanya mengguk karena jawaban dari Dandi.

"Dan!" Panggil El.

"Hem."

"Lu pernah pacaran gak?"

"Gak."

"Kalo jatuh cinta?"

"Pernah." Kini mereka berdua berada di lampu merah.

"Rasanya gimana?" El masih bertanya walapun jawaban dari Dandi sangat singgat dan padat.

"B aja." Jawab Dandi sambil mengangkat bahunya. Lalu menjalankan motornya karena lampu sudah mulai hijau.

"Ah lu mah, pantes aja gak laku." Ujar El kesal dengan jawaban dari Dandi. Dandi yang mendengar itu hanya tersenyum di balik helmnya. El El lupa kah dirimu bahwa kau juga tidak laku hadeh.

.
.
.
.
.

Hay Hay kembali lagi Bersama El dan Arya. Hihi semoga kalian suka sama kaya aku.

Vote n komen nya jangan lupa ya😉.

Walaupun vote n komen gak terlalu banyak Aku bakal tetep semangat buat update kok. Jadi terimakasih udah mau baca cerita aku😁

Arel (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang