PART 10

15 14 5
                                    

HAPPY READING
💸


"Tumben banget lu pakek masker?" Tanya Adam

"Lagi pengen" jawab El

Dandi yang mendengar hal itu berbalik ke belakang untuk melihat El. El yang melihat Dandi seperti itu mengangkat sebelah alisnya dengan tatapan bertanya. Lelaki itu memutar tubuhnya kembali ke arah depan, sebenarnya iya juga penasaran kenapa dengan gadis itu.

"El, lu kenapa gak nunggu gue sih?" Tanya Arya yang baru saja datang."lu kenapa pakek masker?"

"Gak papa,"jawab El.

"Lu sakit?"

"Gua gak papa Ar."

"Tapi gak bisanya lu pakek masker."

"Bener tuh, sebenernya lu itu kenapa sih?" Tanya Adam masih penasaran.

"Nanti gua kasih tau,"putus El.

Dari pada harus di interogasi oleh kedua mahluk penasaran ini, lebih baik iya memberi tahunya saja. Toh tak ada salahnya.

***

Suasana kantin sangat ramai, karena siswa, siswi berbondong-bondong untuk menuju meja yang masih ada. Ada juga yang tidak mendapatkan tempat duduk, akhirnya mereka hanya membeli cemilan dan minuman untuk mereka nikmati di dalam kelas atau taman.

Di salah satu meja terdapat empat manusia, salah satu dari mereka ada seorang gadis iya siapa lagi kalo bukan El dan kawan kawan.

"Cepet bilang lu kenapa." Ucap Adam, sepertinya manusia ini sangat penasaran.

Gadis itu hanya menghela nafas pelan, ketiga pemuda ini menunggu jawaban darinya sedari tadi. Gadis itu pun membuka maskernya, memperlihatkan luka diwajahnya kepada ketiga pemuda itu.

Adam yang melibatkan itu menganga. Dandi owh tentu saja dia hanya diam, tak bisa di baca wajah dari pemuda itu. Arya pemuda yang duduk di depannya itu kini berdiri dan duduk di samping gadis itu.

"Muka lu kok bisa gini sih El?" Tanya Arya hawatir." Siapa yang berani mukul lu?" Lagi Arya, bertanya lagi.

Belum sempat di jawab oleh El," lu berantem?" Pertanyaan dari Dandi pun iya dapat kan.

Pertanyaan dari kedua pemuda itu membuat El sedikit pening. Iya tau mereka hawatir, tapi tolong jangan membuat pusing.

"Jelasin."perintah Dandi

El menghembuskan nafasnya,"Jangan di potong," ujarnya. Ketiga pemuda itu hanya mengangguk patuh. "Semalam gua keluar cari makan, pas pergi sih aman aja. Tapi pas gua pulang, gua ngeliat cewek di ganggu ama tiga orang preman."ujar El. "Kenapa gak hubungin gua sih?" Potong Arya.

"Udah gua bilang jangan di potong" sinis El. Dandi dan Adam mentap Arya. Yang di tatap hanya menghembuskan nafasnya.

El melanjutkan ceritanya."Awalnya sih gua gak mau bantu, tapi pas gua sedikit Deket Ama tuh cewek, gua ngeliat dia ketakutan. Iya jiwa super Hero gua muncul ketika ngeliat dia ketakutan. Akhirnya gua lawan lah ketiga preman itu dan tamat.''

"Lah kok gitu?, Pemenangnya siapa?" Tanya Adam.

"Menurut lu siapa yang menang?" Tanya El balik.

"Preman itu kayaknya, liat aja muka lu Ampek babak belur gitu." Jawab Adam.

"Wah kasih tau ni bakpau Ar. Dikira gua gak bisa ngalahin tuh preman"ujar El, tapi Arya justru tidak menanggapi.

"Knpa gak ngajak gua semalam?''tanya Arya.

"Awalnya gua mau ngajak lu, tapi gak jadi. Karena gua bosen liat muka lu itu seharian."

Mendengar hal itu Arya menekan pipi El yang lebam, hingga membuat gadis itu meringis. "Setannn!!" Umpat El. Lantas memukul tangan Arya.

"El!!" Ucap Dandi, Tajam.

"Apa sih Dan, sakit nih muka gua gara-gara nih sapi," El, membela dirinya.

"Jadi cewek itu gak boleh ngumpat"ujar Dandi.

"Emang dia cewek"celetuh Adam. El langsung menatap Adam dengan tajam." Diem lu bayi Dugong."sinisnya.

"Lu tuh bayi tuyul," balasnya.

"Sini lu kalo berani, biar gua jadi tempe geprek."

"Dih dih ngotot dia." Jahil Adam.

"Adam lu diem," leray Arya. "El, lu juga diem."

"Tonjok tuh muka si kuda baru gua diem, pengen di baku hantam tuh kuda."

"El, stop" ujar Dandi.

El pun memicingkan matanya untuk menatap Adam. Lelaki itu seperti tidak peduli, karena hal seperti ini sudah bisa iya lakukan bersama gadis itu.

***
.
.
.
.
.

Jangan lupa kasih  vote n komen iya.
Gua butuh support dari kalian biar semangat buat cerita 😁

Arel (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang