PART 08

25 25 1
                                    

HAPPY READING
💸

El menatap dirinya dipantulan cermin kamarnya. Gadis itu mengepang rambut panjangnya menjadi satu. Karena kalo tidak, gadis itu akan kegerahan. Gadis itu memoleskan cream pelembab ke wajahnya agar terlihat sedikit fresh.

Seragam khas SMA Garuda begitu pas di badannya, sedikit longgar. Karena gadis tomboy seperti dirinya tidak menyukai pakaiyan ketat. Apa lagi sahabatnya, yang tak lain dan tak bukan Arya. Sangat tidak suka melihat nya memakain pakaiyan ketat. Katanya terlihat murahan.

Tangannya terulur untuk mengambil ponselnya di atas tempat tidur. Iya ingin melihat apa kah ada notifikasi dari Arya. Karena hari ini dan mungkin beberapa hari kedepan iya akan nebeng pada pria itu.

Tin... Tin...

Suara klakson motor Arya terdengar didepan rumah gadis itu. Tandanya pria itu sudah datang untuk menjemputnya. Gadis itu pun bergegas mengambil tas dan helmnya, iya pun melesat keluar rumah, tak lupa juga iya menutup pintu.

"Selamat pagi." Sapa Arya, dengan senyum tipisnya.

"Pagi."El, balik menyapa.

"Yuk naik"

Gadis itu pun menaiki jok motor sport mengkilat milik pria itu, Iya juga di bantu oleh pria itu juga.

Mereka kini sedang berada di lampu merah. Ada seorang bencong yang menghampiri mereka berdua. Bencong itu kini berada di samping Arya. Sepertinya iya ingin menggoda pria itu.

"Hay ganteng " goda bencong itu, dengan suara yang di buat-buat. El yang di belakang Arya merinding mendengar nya.

"Apa sih lepas" sini Arya, dan menepis tangan bencong itu, yang dengan beraninya menyentuh tangannya.

"Ih, masih pagi emosian. Nanti gantengnya ilang loh" ujarnya lagi.

El yang melihat bencong itu sedikit jengah dengan kelakuannya.

"Mas namanya siapa?" Tanya El.

"Heh enak aja ye manggil eke mas. Eke cantik gini di panggil mas" sini bencong itu pada El. Mana ada orang yang menggangu sahabat nya itu cantik. Liat saja betisnya, di penuhi dengan bulu yang lebat. Apa lagi dengan ketiaknya. Wow primitif.

"Trus mau di panggil apa?" Tanya El, lagi.

"Panggil eke Anya" iya pun mengibaskan rambutnya.

Pfrttt...

"PD banget lu bang, malu lah kau wahai manusia'' celetuk Arya.

"Eke ini persi kw nya"

"Iya kw yang ke seribu"

"Iya udah mas Anya, bisa minggir gak" leray El,

"Heh, ye udah di bilangin, Jangan manggil eke mas"

"Tetangga gua kemarin kayak gitu. Ehh besok mati." Ujar Arya yang kini sudah siap untuk melaju. Karena lampu merah sebentar lagi berganti hijau.

"Heh bocah gak adak akhlak. Ye nyumpahin eke mati." Ujar bencong itu tak terima.

"Kalo udah waktunya pasti mati mas. Iya udah kita duluan."ujar El. Mereka pun melesat meninggalkan bencong itu. El melihat bencong itu sedikit emosi dengan lakukan mereka berdua.

***

Kini mereka berdua sudah ada di dalam kelas. Selang beberapa menit, guru tampan nan cool datang memasuki kelas mereka berdua.

Guru itu membuat wajah cerah mereka menjadi redup, bak awan hitam. Bagimana tidak, baru saja datang sudah membawa kabar yang tak mengenakan di dengar. Menurut El ketampanan dari seorang guru yang bernama Angga Pratama, itu, menghilang setengahnya.

Ohh ayo lah, jika sekedar belajar gadis itu oke oke saja, masalahnya di harus menghadapi soal-soal untuk ulangan harian, dan ulang harian nya ini adalah matematika. "Bikin mati otak kalo kaya gini," guma El yang kesal. Pasalnya gadis itu sedikit bodoh pada pelajaran satu ini, bukan sedikit sih tapi lebih tepatnya banyak, Hehe..

"Bener lu El, otak gua bisa ngebul kalo kek gini." Ujar Adam, yang berada di depan mereka El dan Arya.

"Diem"ujar Dandi.

"Dan, lu mah enak pinter, lah gue ngepul Asep" lirih Adam. Kasian sekali pada pria itu. Otaknya 11 12 dengan El. Tapi untung saja mereka duduk dengan orang orang yang otaknya lumayan encer.

"Tenang El, kan ada gue. Gue gak akan bikin otak lu mati." Ujar Arya. El hanya tersenyum dan mengangkat alisnya, iya tau Arya tidak akan membuatnya pusing tujuh keliling.

Jika gadis itu tidak pintar di akademik, maka di berbakat di non akademik.

Dulu ketika iya masih di kelas 10 dan 11. Gadis itu sering mengikuti turnamen basket. Dia juga suka beladiri. Tapi gadis itu tidak ingin mengikuti lomba itu, katanya terlalu beresiko. Lebih baik iya mengikuti, lomba renang dan lari. Karena prestasi yang iya miliki di bidang olahraga dan membuat SMA Garuda bangga dengan dirinya. Maka dari itu sekolah mempertahankan nya, walaupun nilai dalam pelajaran tidak terlalu mendukung.

Memang nya apa yang pernah El lakukan sehingga iya harus di keluarkan? Jawabnya tidak ada, iya mempunyai akhlak yang baik di sekolah. Show tak buat apa iya di keluarkan.

***

Sekarang mereka berempat sudah ada di kantin. Adam dan Dandi sekarang sering berkumpul bersama mereka berdua.

"Ajim banget," tutur Adam, pria itu terlihat kesal. Ini pasti karena ulangan yang di berikan pak Angga.

El pun sama kesalnya, walaupun iya mendapatkan jawaban dari Arya, tapi dia juga kesal, soalnya memang tak banyak, tapi jawaban nya itu yang mengurasa tenaga.

"Gak tanggung-tanggung jawabannya."jawab gadis itu.

"Heran gue, harus sebanyak itu jawabannya?" Tanya Adam. Pada kedua temannya, yang dari tadi hanya diam.

"Menurut Lo," jawab Dandi si pria dingin.

"Lebih baik lu mesen makanan aja deh Dam,"perintah Arya, mengeluarkan suaranya.

Mereka berempat pun menikmati makanannya, karena energi mereka lumayan terkuras habis. Apa lagi Adam dan El yang otaknya di bawah rata-rata.

.
.
.
.
.
Jangan lupa kasih komen dan vote nya iya kawan. Gratis kok tidak di pungut biaya.
Jangan lupa follow juga iya, nanti aku bakal follback kok. Kasih tau aja👌

***

Arel (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang