PART 07

28 28 4
                                    

HAPPY READING
💸

"ELEVA!!!" Teriak seorang yang memanggil gadis itu. Gadis itu pun berhenti, ia pun memutar tubuhnya kebelakang.

Di ujung koridor terlihat ada Adam dan Dandi yang sedang menuju ke arahnya. Ketika sudah sampai di depan gadis itu, Eleva pun mengeluarkan suara.

"Kenapa Ad?" Tanya El pada laki-laki yang bertubuh gempal ini, siapa lagi kalo bukan Adam? Orang yang selalu ia jahili. Tak mungkin seorang Dandi yang cuek yang memanggilnya. Dandi ini ganteng, tapi sipatnya dingin. Diam-diam perhatian juga sih.

"Lu kenapa gak sekolah kemarin?" Ujar Adam.

"Gue, gak enak badan" jawab El. kini mereka berjalan menuju kelas.

"Oiya, Dan, gue kemarin dapet apa?" Kini El, bertanya pada laki-laki dingin itu.

"Sakit"

"Beneran nih? Baik banget lu Ama gue"

"Dia mah, emang baik. Gak kayak lu" jawab Adam.

Kini Meraka sudah sampai di kelas. Mereka pun menduduki bangku mereka masing-masing.

"Dih, gue gak sekolah kesepian kan lu?"

"Gak ya, gue seneng malah kalo lu gak sekolah."

"Trus lu knpa nanya tadi?"

"Gapapa"

"Halah kek cewek lu" sahut Arya yang baru saja datang dan langsung mendudukkan bokonganya di samping El.

Kini Arya menatap El yang berada di sampingnya.

"Lu udah baikan kan sekarang?" Ujar Arya.

El pun melihat Arya, dan menganggukan kepalanya.

"Iya buktinya gua sekolah sekarang." Sebenarnya dia tidak sepenuhnya baik, tapi dari pada di rumah sendiri lebih baik di sekolah.

"Emang dia sakit apa, Ar?" Tanya Adam penasaran.

Tuk.
Suara lemparan yang di berikan El pada Adam. El melempari Adam dengan kertas yang iya temukan di dalam laci mejanya.

"Kepo lu," Serka El.

"Kram haid" jawab Arya.

"Lebay lu" ujar Adam, pada El.

Tuk,
lagi, El melempar kertas pada Adam, lagi dan lagi.
"Lu gak tau rasanya gimana'' sinis El, yang kini melotot pada Adam.

"Iya iya, lu gak usah lemparin gue pakek sampah juga kali El. Gua bukan bak sampah'' lirih Adam.

"Bodo, emosi gua Ama lu"

Dandi yang sedari tadi hanya diam. Kini mengeluarkan suaranya.
"Hari ini guru rapat."ujarnya dan mereka bertiga langsung melihat Dandi, bukan hanya mereka bertiga. Semua teman-teman Mereka yang ada di kelas melihat ke arah Dandi.

"Kalo gue tau guru rapat, lebih baik gak usah sekolah." Jawab Adam.

"Iya nih, mana masih pagi lagi."

"Ngabisin uang jajan gue aja nih."

"Pulang aja yuk"

Begitulah komentar seisi kelas. Tapi tak urung membuat yang lain senang, karena hari ini jam kosong.

"Dan, lu kok ngomongnya sekarang sih?" Ujar Arya.

"Dikasih tau sekarang." Ucap Dandi.

"Gimana kalo kita ke kafe aja yuk," ajak Adam

"Aaa... Pinter lu Ad, lu traktir gua yak." Sahut El pada Adam. Yang kini memegang lengan laki-laki itu.

"Ogah. lu kan punya Arya, Minta Ama dia."ujar Adam, iya pun melepas tangan El di lengannya.

"Bosen gua di traktir Ama dia. Lu aja, ya?"

"Dih ada orang bosen di traktir?"

"Ada, buktinya gua, duit lu juga gak habis kali."

Dandi pun berdiri dari duduknya. Dia sudah jengah melihat mereka berdua yang selalu adu mulut ketika bersama.
"Mau kemana lu?" Tanya Adam, pada teman sebangkunya itu.

"Kafe"

"Wah gak bener nih ketua kelas" ujar Adam, iya pun menyusul Dandi, dan di susul oleh Arya dan El. Mereka berdua berjalan di belakan Adam dan Dandi.

Arya menautkan tangannya pada El. El pun langsung melirik arya.

"Kenapa lu?'' tanya El pada Arya.

"Gapapa"

"Dih,, kek cwek lu"

"Kan lu cwek gue," Goda Arya.

"Ogah gue jadi cwek lu." El pun melepas tautan tanganya dari Arya.

***
Saat ini mereka sudah di dalam kafe, yang berada tak jauh dari sekolahnya. Mereka sudah duduk manis, dari beberapa menit yang lalu. Mereka juga sudah memesan. Kini hanya menunggu pesanan Mereka tiba.
Sssttt......
Terdengar suara ringisan dari salah satu dari keempatnya. Mereka pun menatap salah satu gadis yang berada dengan mereka berempat. Karena dari dialah sumber suara tadi.

"Kenpa lu El?" Tanya Arya cemas.

"Gapapa" ujarnya El.

"Lu beneran gapapa El?" Kini Adam, pun bertanya.

"Iya gua gapapa kok." Ujarnya meyakini mereka.

"Sakit lagi?" Arya pun bertanya lagi.

Gadis itu hanya berdehem untuk menjawab pertanyaan dari Arya. Karena sekarang tubuhnya sedikit lemas, akibat nyeri yang ia rasakan. Tangannya pun tak tinggal diam, tangan nya sudah meremas pinggangnya sedari tadi, agar bisa mengurangi rasa sakit yang ia rasakan. Walapun itu hanya sia-sia. Kini gadis itu berdiri dari duduknya. Mereka bertiga menatap gadis itu dengan pandangan bertanya.

"Gua mau ke toilet" ujar El Melesat meninggalkan mereka bertiga Untuk menuju tempat tujuan.

"Apa sesakit itu?" Penasaran Adam, kini kedua temannya yang berda di samping Adam, melihat ke arahnya. Dandi hanya menjawab dengan mengangkat pundaknya. Arya hanya menggeleng, karena mereka pun tak tau rasanya seperti apa.

.
.
.
.
.


Jangan lupa kasih vote dan komen iya mentemen

***

Arel (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang