Si Dia

106 15 0
                                    

"Selamat datang. Selamat pagi. Apa pesanan Anda?"

Suara itu, aku tertegun. Suara itu keluar dari bibir plum yang tebal bagian bawah, warnanya merekah seperti warna cherry. Wajahnya... Ah bukan seperti manusia. Tapi apa? Aku menatap lekat wajah itu tertegun, dia seperti patung yang dipahat sempurna dan berharga ratusan juta.

"Tuan? Mau pesan apa?" samar kulihat telapak tangannya yang bergoyang kiri ke kanan. Aku hilang dalam samudra pikiranku yang menerka, wajah ini mirip apa? Masih tidak percaya jika manusia bisa memiliki kontur wajah sempurna seperti si kasir baru ini.

"Eh, anu.. kok manis banget"

"Mau pesan yang manis-manis? Vanila latte?"

"Aduh manis banget, kemanisan"

"Capuccino?"

"Anu.. Bukan.. Maaf. Saya pesan kopi susu"

Sudah seperti kerasukan setan, aku linglung hanya karena pria tampan yang memiliki tubuh tegap dan bahu yang lebar itu. Saat senyum tercetak di bibir, matanya ikut menyabit. Dia memiliki nada suara yang lembut saat menyebutkan nominal harga segelas kopi susu dan kue sus buah yang harus kubayar, aku mengeluarkan lembar uang nominal terbesar.

Namun, kafe ini baru buka beberapa menit yang lalu. Tentu saja ia tidak punya kembalian untukku, uang itu di oper pada Taehyung menyuruhnya menukar pada kedai makanan ringan yang berada tepat disamping kafe ini. Ah, ini waktu yang berharga, aku bisa berlama-lama berdiri di depan kasir dan memandang wajahnya untuk menunggu uang kembalianku.

"Maaf Tuan, kami belum ada kembalian. Tuan bisa duduk dulu nanti saya antar kembaliannya" katanya sambil merenggangkan lengan menunjuk pada jajaran bangku pembeli yang tidak ada siapa-siapa disana. Bagai tersihir senyumnya, aku menuruti apa yang ia katakan. Aku duduk di bangku dengan jarak pandang yang cukup untuk memandang pria itu dari kejauhan. Ya, minimal aku bisa melirik saat ia sedang sibuk dengan mesin kasirnya.

Dari tempat dudukku, aku melihat pria itu memberi berbagai instruksi pada karyawan lain. Selama satu tahun aku menjadi pelanggan tetap disini belum pernah aku melihat pria itu, tapi mengapa ia memberi instruksi pada karyawan? Menejer baru?

"Tuan Kim Namjoon, ini nota dan kembalian Anda" sapa Taehyung yang menyodorkan dua lembar uang kertas. Dia juga membawa tas karton yang berisi jas ku yang sudah bersih dan menguar bau harum pelembut khas laundry. "Eh tapi saya lupa bawa jas yang kemarin kau pinjamkan" aku memang agak terburu-buru karena takut ketinggalan bus.

"Ngga apa-apa Tuan, mungkin besok? Pemiliknya belum menanyakan sih. Ngga tau kalau nanti"

"Itu punya menejer kafe ini kan? Kau nanti kena marah?"

"Ah bukan, itu jas pemilik kafe ini" Taehyung menunjuk pada si pria kasir "Beliau sangat baik, tidak akan marah pada karyawan. Katanya"

Pernyataan Taehyung itu membuatku terkejut, si pria manis ternyata pemilik kafe ini. Dia tidak pernah kulihat setahun belakangan karena memang dia jarang berada di kafe dan hanya akan kesini jika ada rapat, itupun tidak pernah datang sepagi ini. Pantas saja aku baru pertama melihat pria manis itu.

Dari informasi yang Taehyung katakan dia akan disini sampai ada yang mampu menggantikan karyawan kasir yang mengambil cuti untuk waktu lumayan lama karena alasan kesehatan. Aku ingin sekali menanyakan nama si pria manis pada Taehyung, tapi keberanianku tak sebesar itu, apalagi aku baru mengenal Taehyung beberapa minggu yang lalu. Dan juga, masa iya sih aku jatuh cinta pada pandangan pertama?

Atau hanya kagum? Bagaimana tidak kagum? Pria itu benar-benar tampan, tuturnya sopan dan nada bicara yang lembut, senyumnya indah. Jatuh cinta? Entah...

ENERVATE - Bagian 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang