Namanya...

80 13 0
                                    

Aku menunggu sopir taksi menurunkan koper milikku, berlari ke dalam apartemen yang kutinggali sendiri untuk membersihkan diri dan mengembalikan jas pada pemilik asli.

Handuk masih memeluk posesif pinggulku, menerawang bayang diriku pada cermin "Cermin, cermin ajaib. Siapa manusia tertampan di muka bumi?" ku tepuk cermin dengan telapakku "Kau salah! Bukan aku! Pria tertampan adalah pemilik kafe Felicity" kegilaan ku kali ini menandakan bahwa mood ku sedang sangat baik.

Kuusap kedua telapakku dengan pomade, merapihkan tatanan rambut, menepuk wajah dengan sedikit serum, mengoles banyak body cream. Aku berpakaian santai, memakai jeans biru langit dan kaus oblong hitam. Tak lupa sneaker keluaran terbaru.

Malam ini aku ingin terlihat sempurna, kan ku kendarai mobil keluaran terbaru dari produk yang cukup ternama. Menjinjing paperbag yang sudah berisi jas si calon pemilik hati. Kuinjak gas menuju kafe Kebahagiaan Besar.

Benar Dewi Fortuna berpihak padaku pagi ini, dari luar kulihat pria itu berada di hadapan mesin kasir, sedang melayani pelanggan yang baru saja datang. Aku mengantre tapat di belakang pelanggan persis, mencuri pandang pada pria kasir. Hingga tiba giliranku memesan, gugup sekali. Kenapa? Entah...

Akhirnya aku memesan es cappuccino dan pie buah sebagai pendamping. Aku membayar dengan lembar uang nominal terbesar, sial kali ini ia memiliki kembalian. Sudahlah, toh aku masih bisa mencuri pandang padanya di bangku tempat duduk ku kini.

Dari kejauhan ku lihat Taehyung menghampiri, "Tuan Kim Namjoon? Maaf Tuan, apa Anda membawa jas milik bos saya?"

Sial, tertinggal dalam mobil, "Ah iya Tae, tertinggal dalam mobil. Saya ambil dulu"

Aku kembali ke kursi penumpang mobil, kuambil paperbag berisi jas, merapihkan sedikit. Lalu membawa langkah masuk ke dalam kafe, mengitar pandangku mencari sosok Taehyung. Tak ada. Pria kasir juga tak ada. Kuputuskan untuk kembali pada bangku, menunggu salah satu diantara mereka kembali dalam jarak pandangku.

"Tuan Kim Namjoon?" kalimat yang sama namun suara yang berbeda, aku memutar kepala menoleh pada sumber suara. Terkejut sekali, yang mendatangi ku adalah si pria setengah surga. Jantungku berdegub dua kali lebih cepat, "I-iya" kataku total gugup.

"Pegawai saya Kim Taehyung bilang jika Anda mau mengembalikan jas saya?"

"Eh.. Iya.. I-ini.. Ini jas Anda yang saya pinjam. Terimakasih"

"Terimakasih Tuan, dan saya pribadi memohon maaf atas kejadian tempo hari yang disebabkan oleh pegawai saya"

"Ti-tidak apa-apa Tuan...?"

"Seokjin, Kim Seokjin"

Namanya Kim Seokjin! Benar kata Taehyung, marga Kim memang memiliki produk unggulan pada garis keturunannya. Pria ini tinggi dan tampan, lebih tampan saat ia tersenyum menyebut nama indahnya.

Perkenalan yang sangat singkat kupikir, Kim Seokjin berpamitan untuk melanjutkan urusannya. Aku menatap jauh pada langit terhalang kaca kafe, tersenyum pada bulan sabit malam itu. Langit sedang memihakku, tak perlu usaha untuk berkenalan bahkan Seokjin menghampiri lebih dulu.

Seokjin, Kim Seokjin. Nama yang indah, kurasa di kehidupan sebelumnya ia adalah seorang raja.

ENERVATE - Bagian 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang