Selama beberapa hari belakangan, aku selalu menagih senyum selamat pagi untuk memulai hariku yang melelahkan di kantor. Aku sengaja berangkat lebih awal satu jam sebelum jam masuk kantor. Sungguh ingin berlama-lama berada di kafe, menikmati kopi pagi dan toast sebagai sarapan ku dengan appetizer senyum dari Seokjin tentu saja.
"Tuan Kim Namjoon" suara Taehyung yang menyodorkan Gilgeori toast pesananku, "Saya lihat Anda rajin sekali kemari" dia mengapit nampan di dada. "Ya kan deket sama kantor saya" jawabku sambil mengambil toast untuk ku suap. "Benarkah?" picing Taehyung tak percaya. "Tentu saja, toast disini enak, kopinya juga..." terpotong "Pemiliknya juga tampan" kata Taehyung menginstrupsi.
Aku tidak bisa berkata kalau itu memang benar. Haruskah aku menyangkal? "Memang kenapa kalau pemiliknya tampan?" tanyaku, Taehyung menarik mundur bangku di depanku, mendudukan diri disana, "Eheeey.. Tuan selalu mencuri pandang pada Pak Seokjin" dia menunjuk tomat isi toast "Pipi Anda semerah ini saat Pak Seokjin mengucapkan selamat pagi" ia mulai berpangku tangan "Jangan coba berbohong pada sang ahli cinta."
"Tidaaaaak.." aku masih menyangkal "Itu hanya perasanmu saja, meski saya pria, saya memiliki pipi merona kau tau" kataku sambil menggigit toast demi mengubur rasa canggung. Taehyung melipat tangan pada dada "Aiissshh pria ini sungguh menyedihkan" dia menggeleng kepala. "Tidak ada yang salah dengan menyukai seseorang apalagi itu pria tampan seperti Pak Seokjin, Tuan akan menyesal jika Pak Seokjin nanti didekati pria lain, ckckck" dia kembali menggeleng kepala.
"Dia sudah dekat dengan yang lain?!" raut ku berubah, terkejut, menggali informasi untuk tahu lebih banyak. "Entah, tapi beberpa pelanggan ingin tau namanya" bisiknya.
"Bagaimana bisa ada orang tidak ada kemajuan setelah tau namanya tanpa bertanya?" Taehyung masih ada dipuncak intimidasinya. Bagaimana dia tahu semua tentang kejadian yang terjadi antara aku dengan Seokjin, apa pria ini dukun?
"Apa? Mengapa Tuan menatapku seperti itu?" pria ini sungguh menganggap dirinya sudah akrab denganku hingga ia berani memajukan dagunya seperti menantang ku berkelahi. "Apa kau bisa bantu saya Tae?" kepala ku mendekat padanya, "Pria dewasa memang merepotkan, saya kan kerja disini, saya tidak nyaman dengan permintaan seperti..." "Saya beri kau uang, untuk setiap.." bisikku terpotong "Setuju!" katanya cepat.
Punggungku bersandar, ku hela nafas. Pria ini sungguh mudah disogok. "Tapi bagaimana caranya? Bantuan pertama memintakan nomer ponselnya?" "Tuan yang meminta bantuan belum memiliki rencana?" tiba-tiba ia bertepuk tangan "Wahh.. Anda harus membayar lebih pada ide saya" ketusnya.
Taehyung mulai mengajukan beberapa rencana, agar mendapat kesan maka aku harus melakukan hal yang berbeda dengan cara berkenalan seperti orang lain. Menjadi secret admire, katanya.
"Tuan harus bisa membuat surat cinta yang bagus untuknya" dia berkata sambil menyuap beberapa buah kentang goreng milikku. Pria ini sungguh ada di level yang beda, dia mudah sekali menganggap dirinya akrab dengan seseorang setelah membangun banyak pembicaraan. Tapi kubiarkan saja, aku membutuhkan jasanya.
"A-apa? Bagaimana bisa? Saya tidak pandai dalam menulis" kataku tak setuju, dia tidak peduli. Fokusnya kini adalah menghabiskan kentang gorengku. "Taehyung, kau saja yang menuliskan untukku" bisikku. Dengan mulut penuh kentang ia sedikit meninggikan nada bicara "Bagaimana mungkin orang sibuk seperti saya bisa..." "Saya tambah uangnya" potongku "Setuju!" katanya dengan mudah.
"Jadi kapan akan mulai?" tanyaku, sebelum dia mengeluarkan ponsel "Catat nomor Anda, kapan mulainya terserah Anda. Saya akan kirim nomor rekening saya" katanya sembari menjilat sisa bumbu pada ibu jari.
"Mulailah besok, dan kirimkan melalui foto pada saya apa isi surat itu sebelum kau memberi pada Tuan Seokjin" kataku, menyodorkan kembali ponsel Taehyung "Siap bos!" tangan kanannya berada depan dahi, seperti memberi penghormatan. Dia berdiri, mengambil nampan "Good luck bro" berlalu, kembali pada pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENERVATE - Bagian 1
FanficKim Namjoon menyukai pria manis pemilik sebuah caffe dekat dengan kantornya. Mungkin ini adalah cinta pertama karena ia sungguh tidak berani menyatakan pada pria tampan bernama Kim Seokjin itu. Beruntungnya Namjoon ia dibantu oleh cupid bernama Taeh...