Mine

137 12 2
                                    

Beratus pesan sudah saling kami kirim. Aku dan Seokjin menjadi semakin dekat, kalau kata Hoseok dan Taehyung sih Seokjin juga sudah menaruh hati padaku. Aku sih belum besar kepala. Kata Taehyung dari cara Seokjin menatap ku saat beberapa kali kami berkencan di kafe nya adalah tatapan suka.

Hoseok juga bilang begitu, caranya menatapku saat kami saling bicara ketika dia membawa bekal makan siang ke kantorku, caranya berbicara dan caranya memberi perhatian dengan memasak sendiri bekal makanan untukku adalah 'bahasa cinta' Seokjin untukku katanya.

Menurutku? Memang kami sudah begitu dekat, tanpa diminta pun Seokjin menggandeng tanganku saat kami berjalan. Manja kepadaku. Memperhatikan hal-hal kecil tentangku. Menyempatkan waktu untuk bertemu.

Setiap kami berkencan debaran demi debaran masih sama seperti saat pertama. Dia juga merasakannya, dia pernah mengatakan itu padaku di suatu malam setelah ku ajak dia melihat festival kembang api.

Seperti kataku, aku belum besar kepala namun semua kejadian ini mungkin sudah cukup untuk meyakinkan aku untuk memintanya menjadi kekasihku. Bagaimana?

Aku cari inspirasi 'cara menyatakan perasaan dengan romantis' ku ketik dalam bar pencarian. Setelah beberapa link ku baca, aku benar-benar tidak mengerti apa yang dimaksud. Dan itu bukan gayaku dalam menyatakan perasaan selama ini. Tapi ini Seokjin! Ini Kim Seokjin, kawan! Dia patut diperlakukan bak raja.

Sudahlah, aku akan menanyakan pada Taehyung 'sang ahli cinta' nanti. Sekarang aku harus segera memanaskan mesin mobil untuk membawa Seokjin pergi berkencan. Kunyalakan mobil, kuinjak gas beberapa kali yang kuyakini untuk mempercepat mesin panas. Lalu aku akan menunggu beberapa menit, saat aku bercermin pada kaca spion ponselku berdering.

Nama 'tukang hipnotis' ada disana, kupencet tombol hijau "Selamat malam Tuan tukang hipnotis, ada yang bisa saya bantu?" sapaku membanyol. Seokjin kata dia hanya iseng menanyakan apa aku sudah berangkat untuk menjemput dirinya atau masih bermalas karena belum lama pulang dari bekerja.

"Tentu saja gajah besi saya akan datang menjemput"

"Kuda besiiiiii"

"Gajah, soalnya gede tau"

"Haha.. Boleh nitip?"

"Apapun Tuan"

"Mau ice cream cake di toko kue biasanya"

Kenapa kami tidak membelinya bersama? Yang ada aku hanya mengiyakan semua permintaan Seokjin. Mungkin dia pikir itu bisa untuk kudapan saat kita akan menikmati malam di bukit bintang. Tempat dimana seluruh lampu kota terlihat dengan jelas di atas sebuah bukit yang sudah tidak asing untuk menjadi tempat berkencan di wilayah ini.

Baiklah, jika Tuan sudah bertitah saya akan lakukan, pikirku. Aku menginjak gas untuk menuju tempat tujuan pertama. Toko kue, aku memilih ice cream cake rasa red velvet yang kutau adalah kesukaan Seokjin.

Tujuan kedua, menjemput Tuan Raja di kediamannya dengan menempuh jarak perjalanan selama sepuluh menit dari toko kue. Semakin mendekat pada rumah bergaya modern dengan taman yang dihiasi lampu-lampu kuning di halaman. Sudah berdiri sosok pria yang sudah mulai kucintai melambai tangan dengan senyum simpul.

Aku turun dari mobil membawa kardus berisi pesanan Seokjin, diterimanya dengan wajah super senang. Pintu penumpang ku buka, mempersilakan dia masuk "Silakan masuk Tuan Raja" ia menepuk punggung ku sebelum masuk ke dalam mobil. Mengaduh sebentar sebelum aku mengitari bagian depan untuk masuk dalam kursi kendara.

"Red velvet?"

"Kesukaanmu"

"Hehehe makasih Joon"

ENERVATE - Bagian 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang