Bantuan

75 11 0
                                    

Sudah seminggu tidak ada perkembangan informasi dari Taehyung, surat itu sudah benar-benar diterima oleh Seokjin tapi entah mengapa ia enggan untuk membalasnya. Pun ketika aku mampir ke kafe tidak ada lagi Seokjin dibalik mesin kasir. Dirinya telah digantikan oleh karyawan baru.

Kata Taehyung saat ia menyerahkan surat itu pada Seokjin bahkan ia tak menyebut nama pengirim. Sudah bisa dipastikan surat itu dikira dari orang yang sedang iseng, si bodoh Taehyung ini sungguh sialan.

Aku kembali meminta Taehyung menuliskan surat untuk kedua kali, diserahkan pada Seokjin saat ia akan memantau penjualan di kafe malam ini.

Tapi dia tidak bisa, karena ia begitu banyak perkerjaan hingga sore nanti, ah cobaan apa lagi ini? Mengapa begitu sulit mendekati Seokjin?

Setelah aku berdebat cukup lama dengan Taehyung di dekat kasir kemudian kami menemui ide yang lumayan, karena Seokjin mungkin sudah membaca tulisan tangan Taehyung, maka dia berjanji menulis pada saat jam istirahat namun aku harus membantunya mencari sendiri kata dan kalimat yang ingin aku sampaikan. Sejujurnya.. bahkan jika itu mencari di internet pun aku tak akan sanggup. Tapi aku tidak punya pilihan untuk menyetujui.

"Tuan pasti bisa, fighting!" katanya sambil mengepal tangan "Saya kembali kerja dulu" tambahnya yang membuatku tak bisa berkata apa-apa. Aku berjalan keluar, menuju kantorku dengan menendang angin beberapa kali. Sungguh aku tidak ada ide apa saja yang akan tulis untuk Seokjin.

"Kenapa lo Joon? Latihan sepak bola?" pundak kiriku disenggol "Eheeeyy pagi-pagi wajah mendung amat" tambah Hoseok yang meledeku dengan bibir berbentuk gambar hati.

"Ganggu aja lo Seok" kataku kesal "Kok lo tiba-tiba disini sih?" Hoseok menunjuk halte bus, ah benar Hoseok juga naik bus, mengapa pertanyaan bodoh selalu terucap dari mulut ku. "Lo kenapa deh?" Hoseok merangkul pundakku dengan payah karena perbedaan tinggi kami.

"Gue ngga bisa nulis surat"

"Loh kan kerjaan sekretaris? Lo tinggal minta buatin"

"Bukan surat yang begitu, ini surat cinta"

"Apa?" Hoseok tertawa kencang mendongakan kepala "Hari gini masih pakai surat cinta? Samsung aja udah ngeluarin ZFlip 3 Joon, Joon" ia melanjutkan tawanya yang terasa sangat meledek. Maka mau tak mau aku menceritakan semua kejadian yang merupakan bukan ide ku sepenuhnya. Aku hanya mencoba ide itu karena tergiur dengan alasan 'memberi kesan yang unik' untuk mendekati seseorang.

"Gue bantu deh" kata Hoseok dengan menupuk dadanya sendiri "Emang lo bisa?" tanyaku ragu "Lo ngga tau aja, gue sering bantuin pacar gue buat lirik lagu buat band nya tau" katanya meyakinkan "Terutama buat lagu balad dengan lirik romantic, ya lumayanlah" tambahnya.

Ada sedikit keraguan untuk setuju pada bantuan dari Hoseok, namun mau bagaimana lagi saat diriku sendiri tak sanggup untuk melakukannya. Toh, Hoseok tulus membantuku tanpa pamrih, ia berjanji untuk membantu pada saat jam makan siang nanti di kafetaria.

ENERVATE - Bagian 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang