[Night Club]
21.55Selain menangis, hal yang tidak pernah di lakukan Nata sebelumnya adalah datang ke klub malam dan berniat mabuk. Bahkan menegak alkhohol pun tidak pernah. Karena Mama telah mewanti dirinya agar menjauhi hal-hal seperti itu. Dan saat beranjak dewasa, sang papa pernah secara khusus menasehati dirinya. Katanya "Le, Sekarang umur kamu udah mulai legal, tapi Papa minta sama kamu jangan pernah lakukan tiga hal. Minum, main(judi), dan mencuri."
Namun malam ini semua kata-kata itu ia kubur dalam-dalam. Malam ini Nata sudah tidak bisa menahannya. Rasa sesak di dalam dada pasca di tinggal Hagia terasa begitu menyakitkan. Dan Nata butuh pelepasan. Setelah merenung panjang sejak kepulangan Hagia dari rumahnya, Nata memutuskan untuk mendatangi klub malam yang pernah ia kunjungi saat menjemput temannya yang mabuk. Nata datang sendiri, bahkan ia tidak mengabarkan kepada sahabatnya bahwa ia akan kemari. Nata hanya ingin sendiri.
Nata tidak tahu bahwa perasaan yang ia berikan kepada Hagia terlampau banyak, sehingga saat Hagia memutuskan pergi pun hatinya terasa remuk berkeping-
keping. Nata tidak menyangka bahwa ditinggalkan terasa amat sangat menyakitkan seperti ini. Apalagi saat ia membayangkan bahwa Hagia akan bersanding dengan orang lain, dimiliki orang lain yang bukan dirinya.Pun sudah berkali-kali para sahabatnya menasehati agar Nata pindah ke lain hati, namun memang dasarnya Nata juga bebal sekali. Ia tidak keberatan di labeli bodoh oleh sahabatnya karena terus menunggu Hagia meskipun berkali-kali juga ia terluka. Padahal diluar sana Nata bisa mendapatkan yang lebih-lebih dari Hagia. Karena menurut Nata, mencintai wanita itu butuh perjuangan dan kesetiaan. Tapi ternyata perjuangan dan kesetiaannya tidak cukup untuk meraih cintanya.
Sekarang saat sudah seperti ini Nata hanya bisa meratapi.
Nata menggelepar di atas meja bar yang sepi. Tangannya memutar-mutar sloki yang masih berisi minuman berakhohol. Matanya menerawang jauh, seolah bunyi dentuman musik tidak bisa mengusik dirinya. Entahlah, Nata juga tidak tahu apa yang sedang di pikirannya. Mungkin tentang Hagia yang pergi meninggalkannya, atau tentang sepuluh tahunnya yang terasa sia-sia, atau mungkin tentang dirinya sendiri yang tidak mampu memenangkan gadis yang di cintainya. Semua terasa campuk aduk di dalam kepalanya. Nata berharap untuk malam ini saja ia bisa melupakan sakit hatinya, hanya malam ini. Urusan esok hari bisa ia pikirkan kembali.
Nata bahkan tidak perduli saat dirinya digoda mati-matian oleh beberapa wanita sexy berbelahan dada rendah yang sangat wow sekali. Ia hanya diam sampai wanita-wanita itu pergi sendiri. Mana sempat-sempatnya dijulidi lagi.
"Ganteng doang, paling-paling nggak ada duit makanya nggak mau kita ajak seneng-seneng."
Untung Nata sedang berada pada mood yang buruk, coba kalau tidak, sudah ia lempar uang segepok untuk membungkam mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
So lets Love | Na Jaemin - Winter aespa
Fanfiction"Aku tahu, kita pernah sama-sama terluka. Tapi, apa aku salah kalau aku juga ingin bahagia?"