03. Curahan Patah Hati

501 61 4
                                    






Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Entah kesalahan apa yang di lakukan Nata di zaman dahulu sampai-sampai sebegini sialnya. Pening sudah karena masalah asmaranya, dan sekarang saat keluar dari klub pun Nata baru sadar bahwa ia tidak membawa kendaraannya. Mau naik taksi rasanya malu sekali. Nata tidak mau dinilai yang tidak-tidak meskipun itu dari orang yang tidak dikenalnya.

Akhirnya Nata menelepon salah satu sahabatnya. Dan pilihannya jatuh pada Haidan, meskipun agak sedikit heboh namun itu pilihan terbaiknya. Sebenarnya masih ada Bara yang bisa menjadi opsinya karena Bara lebih tenang dan tidak akan kepo sebelum ia cerita sendiri. Tapi di jam seperti ini sepertinya Bara sudah berangkat bekerja. Sebenarnya masih ada satu lagi, si Rendra. Tapi Nata tidak mau karena Rendra galak. Pasti ia nanti akan di ceramahi panjang lebar. Nata sedang tidak mood mendengarkan kultumnya.

"Yuhuuu, spadaaaa. Dengan Haidan disini, ada yang bisa di bantu?"

Tuh, Bener kan apa yang Nata bilang.

"Jemput gue ya!"

"Hah? emang lu dimana dah?"

"Jangan banyak tanya, ntar gue sherlock. Buruan kagak pake lama."

"Udah nyuruh, ngg-.."

Tut.

Nata benar-benar tidak mood bicara. Makanya sebelum Haidan menuntut dengan banyak pertanyaan lebih baik di matiin saja.

Sementara Haidan disana masih misuh-misuh karena sambungannya di putus begitu saja. Dan Ia semakin terkejut saat Nata mengirimkan alamat, sampai mengucek matanya berkali-kali karena takut kalau-kalau matanya sudah rabun. Tentu Haidan tahu tempat itu, setidaknya ia sudah dua, tiga kali pernah menyambangi tempat itu saat mendapat royalty jika single lagunya laris di pasaran. Pekerjaan Haidan memang tidak terlalu asing dengan tempat semacam itu. Sedangkan Nata?

Karena terlampau penasaran akhirnya ia lekas berangkat, tidak peduli Nata ada di sana betulan atau tidak.

Kira-kira hampir setengah jam, Haidan akhirnya sampai disana. Dari dalam mobilnya, ia bisa melihat Nata yang sedang berdiri bersender pada tiang besar. Dengan kaus putih dan celana kain, sementara tangan kanannya menenteng jas.

"What the--, gue kira boongan doang njir. Padahal gue udah siap-siap nimpuk dia kalo sampe ngeprank. Lagian ngapain dah Nata ketempat beginian? Mana nggak ajak-ajak pula."

Saat melihat mobil Haidan berhenti di depannya, Nata segera masuk. Haidan sudah akan bertanya tapi ketika melihat wajah Nata yang bete pun tidak jadi. Soalnya Nata kalau ngamuk jadi mirip Rendra, Galak. Nata juga tidak berbicara apa-apa, bahkan langsung memejamkan matanya. Entah betulan mengantuk atau akal-akalannya saja karena enggan di tanya.

Mau tidak mau Haidan langsung menjalankan mobilnya.

Haidan mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di setir. Baru lima menit mobilnya berjalan tapi ia beneran kepo luar biasa. Bagaimana bisa Nata ada disana? Pagi-pagi pula. Haidan masih sibuk menerka-nerka.

So lets Love | Na Jaemin - Winter aespaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang