Rumah Wina
[16.13]Hari sudah menginjak sore kala Wina sampai di rumahnya. Seperti perkataan Tyas, tadi pagi Wina sudah menghubungi sang Mama dan mengabarkan bahwa dia menginap di rumahnya. Karena sudah mendengar nama Tyas, Mama pun tidak banyak bertanya dan menaruh curiga. Akhirnya sore hari ini Wina memberanikan pulang sendiri, dia bahkan sudah merencanakan jawaban jika nanti Mama dan Papanya bertanya macam-macam. Wina pulang dengan membawa mobil Tyas karena sahabatnya itu memang sedang libur beberapa hari kedepan.
Wina sekarang masih termenung di dalam mobil yang sudah terparkir dalam carport rumah, memandang ponsel di genggaman tangannya yang terus berdering menampilkan nama Jeki di dalamnya. Wina benar-benar tidak ingin bicara dengan lelaki yang masih berstatus kekasihnya itu. Sejak siang Jeki memang terus menghubunginya. Mengirim pesan spam yang menanyakan keberadaannya serta perihal anniversary mereka. Wina enggan membalasnya, membuka pun tidak. Dia hanya membaca dari pop up notif saja. Meskipun nanti Jeki akan kelimpungan sendiri, biarkan saja. Toh Jeki tidak akan sampai berani datang kerumah untuk menemuinya. Dan kalaupun bertanya dengan Tyas pun, Wina seribu persen yakin bahwa Tyas tak akan sudi memberitahunya. Itupun kalau memang si Jeki merasa ada yang salah, kalau tidak? Paling-paling malah berlari kembali keselingkuhannya kan.
Wina tertawa, tiba-tiba merasa kasihan dengan dirinya sendiri. Jeki itu adalah pacar pertamanya. Wina memang beberapa kali dekat dengan laki-laki, tapi Jeki yang paling memenuhi kriteria dan bisa meluluhkan hatinya. Padahal dalam angan-angannya Wina sudah ingin menentukan masa depan bersama. Tidak di sangka-sangka malah sekarang akan berakhir begitu saja. Tentu, Wina tidak akan pernah menerima pengkhiatanatan dalam bentuk apapun. Meskipun dia memang mencintai Jeki, tetapi Wina tidak akan pernah kembali padanya meskipun si Jeki bersujud di kakinya. Tidak akan pernah.
Tok tok.
Wina tersentak saat ada yang mengetuk pintu mobil dari samping. Ketika menoleh, dia bisa melihat wajah abangnya. Wina cepat-cepat mematikan ponsel agar Jeki tidak mengganggunya, kemudian segera membuka pintu dan melangkah keluar.
"Perasaan udah dari tadi denger suara mobil, ngapain kok nggak cepet masuk kedalam?"
Danish, abangnya segera bertanya begitu Wina keluar dari mobil.
"Ngecek barang dulu, kali aja ada yang ketinggalan. Males ntar bolak balik."
Danish hanya mengangguk. "Mobil siapa?"
"Tyas."
"Kata Mama, lo tadi malem nggak pulang, nginep di apart Tyas?"
"Iya."
"Kenapa nggak bawa mobil sendiri sih?Ngganggur tuh mobilmu."
"Males ah, macet."
Danish mencebik. Alasan klasik.
KAMU SEDANG MEMBACA
So lets Love | Na Jaemin - Winter aespa
Fanfiction"Aku tahu, kita pernah sama-sama terluka. Tapi, apa aku salah kalau aku juga ingin bahagia?"