Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wina menatap hamparan laut biru di depannya yang begitu tenang. Ah, andaikan saja Wina diberikan satu keajaiban, mungkin menjadi air laut lebih baik jika menjadi manusia ternyata serumit ini.
Hubungan asmaranya, lingkungan kerjanya, bahkan keluarga yang dulu tenang dan bahagia pun ikut terguncang. Entah kekacauan apalagi yang tengah menunggu dirinya di depan sana.
Wina tahu bahwa hidup memang tidaklah mudah, mungkin banyak orang di luar sana yang juga mengalami hal berat bahkan mungkin jauh lebih berat dari pada dirinya. Tapi bagi Wina, ini terlalu tiba-tiba dan dirinya tidak bisa dengan cepat mengatasi semuanya.
Dan Wina paham jika dirinya memang bersalah dan membuat keluarganya kecewa. Tapi, apakah Mama tidak bisa mendengarkan atau memihak dirinya sebentar saja, membiarkan dirinya bersandar agar dirinya mampu mengisi kekuatan dan siap menghadapi kenyataan kembali.
Itulah yang selama satu minggu ini Wina pikirkan. Dia kecewa karena Mama tidak memihak dirinya.
"Mama." Malam itu, Mama menemui Wina di kamarnya. Meskipun masih merasa takut, Wina mencoba untuk menatap Wanita yang telah melahirkannya itu.Mama terlihat menghela nafas sebelum mengucapkan kalimat yang tidak pernah Wina sangka akan keluar dari bibirnya.
"Kamu memang sebaiknya menikah sama Nata."
Apakah Wina tidak salah mendengar?
Dia tidak bisa untuk tidak terkejut. "Ma? Mama nggak percaya sama aku? aku beneran nggak hamil Ma. Wina merasa nggak perlu pertanggungjawaban."
Wina tidak percaya bahwa Mama benar-benar tidak mempercayai dirinya. Untuk pertama kalinya dalam hidup, Wina merasa sangat kecewa dengan Mama.
"Ini bukan hanya masalah tanggung jawab Winona." Mama menghela nafas lelah. Mengapa putrinya ini tidak memahami sedikitpun yang di maksud Mama.
"Tapi tentang masa depan kamu. Kamu itu perempuan, apa kamu yakin lelaki di luar sana mau menerima kamu setelah apa yang terjadi? Yakin kamu kalo pacarmu itu mau nikahin kamu ? Iya?"
DEG.
Apakah yang di depannya kini benar-benar Mama nya? Kenapa kata-kata Mama begitu menyakitkan saat terdengar di telinganya.
Untuk beberapa saat, Wina hanya bisa terdiam.
"Aku memang salah Ma. Tapi kenapa Mama nggak percaya sama anak Mama sendiri? Mama nyuruh aku nikah sama orang yang nggak aku kenal? Mama tega?"
Wina benar-benar berusaha untuk meyakinkan Mama. Tapi ternyata-
"Menurut Mama ini solusi terbaik untuk kita semua, terutama untuk kamu Wina."