05. Komik and Kiss ✔️

86 15 3
                                    

Rutinitas Karel masih sama seperti biasanya. Berangkat sekolah pada pagi hari sampai sore hari. Pulang ke rumah, menyalakan televisi untuk menonton film kartun favoritnya ditemani aneka macam cemilan disana. Membaca komik sebelum mengarungi alam mimpi. Lalu kembali terbangun untuk menuntut ilmu. Dan hal itu terus bergulir setiap harinya.

Sebenarnya hari ini ia malas sekali untuk sekolah. Ia takut bertemu dengan kakak kelas nakal itu lagi. Untung saja gedung kelas 10 dan kelas 12 berbeda dan cukup jauh jaraknya, sehingga kemungkinan untuk Karel bertemu anak-anak nakal itu mengecil.

Menghindar, itulah yang akan dilakukan Karel. Mereka yang membakar komiknya sangat membuatnya kapok, ia tidak ingin berlaku macam-macam lagi, ia tidak mau kehilangan barang kesayangannya lagi.

Sebelum pergi ke kelas, Karel biasanya akan pergi ke loker untuk menyimpan kotak bekalnya, untuk ia ambil lagi saat nanti jam istirahat sekolah. Karel memang sudah terbiasa membawa bekal, Bundanya tidak mau anaknya banyak jajan sembarangan.

Dan lagi, saat pintu loker itu terbuka; Karel mendapati sebuah snack box gift dan komik.

  Dan lagi, saat pintu loker itu terbuka; Karel mendapati sebuah snack box gift  dan komik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Komik itu lebih menyita atensinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Komik itu lebih menyita atensinya. Karel segera mengambilnya lalu menatapnya dengan sorot mata tak percaya.

"Hng? Ini kan Komik yang kaya punya Karel itu," gumamnya seraya kedua kelopak matanya berkedip-kedip lucu.

Komik itu pun masih dilapisi plastik yang menandakan jika barangnya masih baru. Tunggu, ada sebuah stiky note yang tertera di atas sampul komik itu.

Jangan sedih lagi, laki-laki nggak boleh cengeng!

....

"Rendy... Indah..."

Rendy dan Indah terkesiap. Mereka hampir kehilangan keseimbangan kala temannya itu tiba-tiba berhambur dan memeluknya. Oh, ayolah, walaupun kekanakan, tapi Karel memiliki tubuh yang bongsor, hal itu membuat keduanya terhuyung beberapa langkah kebelakang.

"Ada apa nih?"

Karel tidak langsung menjawab. Ia melepaskan pelukannya seraya menatap kedua temannya dengan cengiran khasnya.

COTTON CANDY (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang