19. Edukasi untuk Karel

18 3 0
                                    

   Suasana di kelas Karel pun sama, video mesum itu masih menjadi buah bibir semua siswa-siswi SMA Gemilang. Hanya Karel saja di sana yang masih tidak mengerti apa yang sedang di bahas oleh teman-teman sekelasnya.

  Dilihatnya Rendy dan Indah nampak asyik berkumpul dengan anak-anak lainnya untuk membahas soal video berdurasi 15 detik. Acuh tak acuh, Karel memilih untuk membaca komiknya untuk mengisi jam kosong di kelasnya.

“Rel, Rel. Udah liat video yang lagi viral belum?” sahut Rendy yang tiba-tiba menghampiri Karel, lalu duduk di sampingnya.

  Karel mengalihkan atensinya dari buku bacaannya, “Video apa?”

“Nih,” sahut Rendy mulai mengarahkan ponselnya ke arah Karel.

“Jangan di tonton, Rel. Itu video nggak penting.” Tiba-tiba seseorang datang, ia langsung mengambil ponsel Rendy.

  Karel dan Rendy terbelalak, mendapati Gitta sudah berada di kelas mereka.

  Setelah menekan simbol tempat sampah di layar ponsel tersebut, Gitta langsung mengembalikan ponselnya pada Rendy.

“Yah, dihapus?” gumam Rendy mendesah kecewa.

“Lho, ko di hapus, Ka Gitta? Karel kan belum liat,” pekik Karel menatap kakak kelasnya sebal.

“Karena video itu nggak layak di tonton. Mata Karel bisa ternodai kalo sampe liat video itu,” sahut Gitta.

  Karel berdecak kesal, “Tsk, Ka Gitta mah aneh,” gumamnya.

  Gitta tidak menghiraukan Karel, ia mengalihkan atensinya pada siswa-siswi lainnya di sana, “Gue peringatin ya sama kalian. Buat yang masih nyimpen video itu; gue minta tolong untuk segera di hapus dan stop menyebar luaskan video-nya.”

“Gue harap kalian bisa diajak kerja sama untuk tidak semakin meng-up kasus ini. Karena itu akan sangat menekan mental Raisa,” lanjut Gitta.

“Kenapa kita harus peduli?” sahut Indah memberanikan diri untuk angkat bicara, “Saat kalian juga dengan semena-mena mem-bully kami?” lanjutnya menatap Gitta dengan tajam. Indah rasa apa yang terjadi pada Raisa adalah sebuah karma untuk semua perilaku buruknya karena sering merendahkan siswa-siswi lainnya.

  Raisa selalu merasa dirinya yang paling sempurna dari segala aspek, ia terkenal di kalangan pria dan karirnya di dunia model juga cukup suskes. Ia sering di puji-puji karena kecantikannya, tapi kini; setelah video syurnya tersebar Raisa mendapat banyak kecaman dari semua orang.

“Apa Ka Gitta juga pernah peduli sama mental orang-orang yang pernah kalian bully?” lanjut Indah lagi. Ia rasa ini waktu yang tepat untuk menyadarkan kakak kelasnya atas semua perilaku buruknya.

“Jadi semua ini setimpal?” sahut Gitta berjalan mendekati Indah, “BRIGHT banyak dosa ya, sama kalian?” lanjutnya.

“Maaf untuk semua kesalahan gue dan anggota BRIGHT lainnya,” ucap Gitta menatap satu persatu jajaran siswa-siswi lainnya yang ada di sana. “Silahkan bersenang-senang di atas penderitaan kami saat ini. Selamat, kalian udah berhasil memadamkan sinar kami,” ucapnya seraya tersenyum sumbang, sebelum akhirnya Gitta berlalu pergi dari sana.

“Ka Gitta?” sahut Karel kebingungan, ia segera mengambil langkah untuk mengejar kakak kelasnya itu.

“Karel?!” sahut Indah menatap kesal pada Karel yang malah mengejar kakak kelasnya. “Nggak perlu di kejar kali,” gumamnya heran.

“Guys, tapi gue rasa kita nggak bijak deh dengan malah ikut nonton video itu, apalagi sampe nge-share ke orang luar sekolah. Itu akan semakin memperburuk citra sekolah,” ujar Rendy merasa menyesal.

COTTON CANDY (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang