20. The Power Of Gosip

30 3 0
                                    

  Di hari minggu berikutnya Gitta menemui Karel untuk kembali berlatih mengendarai sepeda motor. Ia datang sedikit lebih pagi untuk menjemput adik kelasnya itu ke kediamannya. Sebelumnya Gitta sudah mengabari Karel jika ia akan datang lebih awal, sehingga saat Gitta sampai di rumahnya; Karel juga sudah siap menyambutnya.

“Kita mau langsung aja, Kak?” ucap Karel yang sudah siap, ia terlihat begitu manis dengan balutan kemeja biru tangan pendek yang di buka semua kancingnya sehingga menampilkan kaos putih di dalamnya.

  Gitta mengangguk, “Iya,” ucapnya bersemangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Gitta mengangguk, “Iya,” ucapnya bersemangat. Weekend ini ia akan menghabiskan waktu bersama adik kelas favoritnya itu. Mereka akan jalan-jalan, nonton, dan makan siang bersama.

“Kalian mau kemana?” suara wanita lainnya menginterupsi, menghentikan langkah Gitta dan Karel saat hendak masuk ke dalam mobil yang terparkir di halaman sana.

  Sisy datang dari arah jalan, dari kantong plastik dan keranjang yang penuh oleh sayuran di tangannya; sepertinya ia habis belanja.

“Bunda,” sahut Gitta seraya melangkah mendekati Bundanya Karel, lalu menyalami beliau.

“Kita mau jalan-jalan, Bun, sekalian Karel mau belajar ngendarai motor di jalan raya,” ucap Karel pada Bundanya.

“Jangan,” ketus Sisy tiba-tiba, membuat Gitta dan Karel terkejut. “Jalan raya itu ramai, bahaya. Bunda takut Karel kenapa-kenapa,” lanjutnya.

“Tapi, kan, nanti ditemani Brian,” sahut Karel.

   Sisy menggeleng, “Karel nggak usah lagi belajar naik motor,” ucapnya tegas.

“Lho, kenapa Bunda?” sahut Gitta terkejut dengan perubahan sikap Bundanya Karel. Pasalnya kemarin beliau terlihat baik-baik saja; bahkan mendukung Karel untuk belajar naik motor.

“Karel masih kecil. Masih ada banyak waktu untuk dia belajar naik motor,” jawabnya.

“Ya udah, Bun, hari ini Karel ndak akan latihan. Tapi Karel mau jalan-jalan aja sama Ka Gitta,” ucap Karel nampak kecewa dengan keputusan sang Bunda. Sebenarnya ia sangat ingin mencoba mengendarai motor di jalan raya, namun apa daya; jika Bundanya sudah bilang tidak – Karel tidak bisa membantahnya.

“Hari ini Karel nggak usah kemana-mana. Diam saja di rumah,” cetus Sisy lagi membuat Gitta dan Karel saling melempar tatapan heran.

“Lho, kenapa, Bun? Semalem, kan, Karel udah bilang kalo Karel mau jalan-jalan sama Kak Gitta,” desah anak itu kecewa.

“Iya, Bun. Kita nggak akan pergi ke tempat yang jauh-jauh, kok, hanya ke taman kota habis, tuh, nonton ke bioskop,” ujar Gitta memberi penjelasan.

  Sisy menggeleng dengan cepat sebagai penolakan, “Akhir-akhir ini Karel jadi makin banyak main. Lebih baik jika di hari libur dia diam saja di rumah untuk istirahat dan belajar,” ucapnya.

COTTON CANDY (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang